Pemprov DKI Yakin ITF Sunter Akan Serap 7.000 Lapangan Kerja
A
A
A
JAKARTA - Mengurangi sampah di lingkungan DKI Jakarta, Pemprov DKI Jakarta meresmikan pengelolaan sampah dalam kota atau Intermediate Treatment Facility (ITF). Selain mengurangi konsumsi sampah Jakarta, pembukaan fasilitas ini menyerap lapangan kerja mencapai 7.000 orang.
“Saya ingin menekankan bahwa ini (ITF) akan menciptakan hampir 1.000 lapangan kerja selama proses konstruksi. Sebanyak 5.000 lapangan kerja baru yang dapat dihasilkan (usai konstruksi), dan 1.000 teknisi operasional,” ungkap Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, saat meresmikan ITF Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Minggu (20/5/2018).
Sandi mengatakan, pembangunan ITF Sunter ini elibatkan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan perusahaan asal Finlandia, Fortum menjadi jawaban bagi warga Jakarta yang membutuhkan pekerjaan. Sehingga warga yang selama ini belum mendapatkan pekerjaan, menjadi terafiliasi.
Bagi Sandi, ITF Sunter diyakini bisa menjadi alternatif lapangan pekerjaan baru bagi warga Jakarta khususnya Jakarta Utara. Kedepannya generasi muda bisa memperoleh pekerjaan yang layak dengan kehadiran ITF Sunter.
Sandi menambahkan, ITF Sunter mampu mengurangi produksi sampah, pembakaran melalui ITF dapat menghasilkan 36-40 kilowatt sampah.“Kita harus bisa memastikan ITF Sunter ini akan dapat mengurangi bom waktu sampah yang kita hadapi,” ujarnya.
Kedepannya, pembangunan serupa juga akan dibangun di Marunda, Jakarta Utara serta masing-masing di Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Sehingga kedepan akan ada empat fasilitas serupa yang dibangun untuk mengurangi volume sampah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, Isnawa Adji mengatakan pengelolaan ITF Jakarta akan mengurangi sampah Jakarta sebanyak 25% dari total 2.220 ton setiap harinya. “Setiap hari kan produksi sampah 7.100 ton, nah dengan ini akan berkurang. Kalau di setiap wilayah ada, maka penyaluran ke TPST Bantar Gebang akan berkurang,” ujarnya.
Menurut Isnawa, ITF merupakan sistem pengolahan sampah ramah lingkungan dengan proses termal. Dengan empat ITF di wilayah Jakarta bisa mewujudkan DKI Jakarta sebagai salah satu kota dalam percepatan pembangunan instalasi pengolah sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan.
"Target pengurangan sampah di tahun 2018 sebesar 14% dari prediksi timbulan sampah atau sebesar 1.016 ton per harinya. Di tahun 2022 kami berharap pengurangan sampah disumber bisa mencapai 26% dari total prediksi timbulan sampah atau mencapai 1.963 ton per harinya," ujarnya.
“Saya ingin menekankan bahwa ini (ITF) akan menciptakan hampir 1.000 lapangan kerja selama proses konstruksi. Sebanyak 5.000 lapangan kerja baru yang dapat dihasilkan (usai konstruksi), dan 1.000 teknisi operasional,” ungkap Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, saat meresmikan ITF Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Minggu (20/5/2018).
Sandi mengatakan, pembangunan ITF Sunter ini elibatkan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan perusahaan asal Finlandia, Fortum menjadi jawaban bagi warga Jakarta yang membutuhkan pekerjaan. Sehingga warga yang selama ini belum mendapatkan pekerjaan, menjadi terafiliasi.
Bagi Sandi, ITF Sunter diyakini bisa menjadi alternatif lapangan pekerjaan baru bagi warga Jakarta khususnya Jakarta Utara. Kedepannya generasi muda bisa memperoleh pekerjaan yang layak dengan kehadiran ITF Sunter.
Sandi menambahkan, ITF Sunter mampu mengurangi produksi sampah, pembakaran melalui ITF dapat menghasilkan 36-40 kilowatt sampah.“Kita harus bisa memastikan ITF Sunter ini akan dapat mengurangi bom waktu sampah yang kita hadapi,” ujarnya.
Kedepannya, pembangunan serupa juga akan dibangun di Marunda, Jakarta Utara serta masing-masing di Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Sehingga kedepan akan ada empat fasilitas serupa yang dibangun untuk mengurangi volume sampah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, Isnawa Adji mengatakan pengelolaan ITF Jakarta akan mengurangi sampah Jakarta sebanyak 25% dari total 2.220 ton setiap harinya. “Setiap hari kan produksi sampah 7.100 ton, nah dengan ini akan berkurang. Kalau di setiap wilayah ada, maka penyaluran ke TPST Bantar Gebang akan berkurang,” ujarnya.
Menurut Isnawa, ITF merupakan sistem pengolahan sampah ramah lingkungan dengan proses termal. Dengan empat ITF di wilayah Jakarta bisa mewujudkan DKI Jakarta sebagai salah satu kota dalam percepatan pembangunan instalasi pengolah sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan.
"Target pengurangan sampah di tahun 2018 sebesar 14% dari prediksi timbulan sampah atau sebesar 1.016 ton per harinya. Di tahun 2022 kami berharap pengurangan sampah disumber bisa mencapai 26% dari total prediksi timbulan sampah atau mencapai 1.963 ton per harinya," ujarnya.
(whb)