Mal Sepi, Sandi Sebut Akibat Marak Hoaks Teror Bom
A
A
A
JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, berita hoaks soal pusat perbelanjaan atau mal diteror bom berdampak kepada pengunjungnya. Dirinya merasakan hal itu saat datang ke Grand Indonesia pada Senin 14 Mei 2018.
Walaupun pesan berantai via aplikasi WhatsApp itu telah dinyatakan hoaks. Tetapi, kata dia, masyarakat masih tampak khawatir dengan ancaman teror tersebut.
"Di Grand Indonesia tampak sepi, walaupun masih ramai ada kekhawatiran masyarakat. Paling enggak yang mau datang aman enggak sih. Nah ini yang kita sampaikan Jakarta aman terkendali tapi ini yang harus kita waspadai," kata Sandi di SMK Negeri 27 Jakarta, Jalan Doktor Sutomo, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (15/5/2018).
Untuk itu, Sandi meminta kepada masyarakat untuk tidak menyebar kabar bohong ataupun foto korban serangan teror bom di Surabaya, Jawa Timur. Pasalnya, hal tersebut bisa berdampak pada lemahnya perekonomian Jakarta.
"Kasian juga kalau misalnya nanti enggak ada yang beraktivitas, ekonomi turun akhirnya lapangan kerja terdampak. Jadi jangan sampai kita meyebarkan kepanikan berita-berita hoaks yang akhirnya bisa berdampak terhadap kegiatan ekonomi masyarakat," kata Sandi. (Baca Juga: Pasca Bom Surabaya, Kapolri Instruksikan Seluruh Polda Siaga I
Pasca rentetan ledakan bom di Surabaya, Jawa Timur, Polda Mero Jaya meningkatkan status Jakarta menjadi siaga satu. Bahkan, beredar pesan berantai soal kabar Badan Intelijen Negara (BIN) dan Densus 88 Antiteror merilis daftar pusat perbelanjaan di Jakarta dan Surabaya terancam bom.
Walaupun pesan berantai via aplikasi WhatsApp itu telah dinyatakan hoaks. Tetapi, kata dia, masyarakat masih tampak khawatir dengan ancaman teror tersebut.
"Di Grand Indonesia tampak sepi, walaupun masih ramai ada kekhawatiran masyarakat. Paling enggak yang mau datang aman enggak sih. Nah ini yang kita sampaikan Jakarta aman terkendali tapi ini yang harus kita waspadai," kata Sandi di SMK Negeri 27 Jakarta, Jalan Doktor Sutomo, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (15/5/2018).
Untuk itu, Sandi meminta kepada masyarakat untuk tidak menyebar kabar bohong ataupun foto korban serangan teror bom di Surabaya, Jawa Timur. Pasalnya, hal tersebut bisa berdampak pada lemahnya perekonomian Jakarta.
"Kasian juga kalau misalnya nanti enggak ada yang beraktivitas, ekonomi turun akhirnya lapangan kerja terdampak. Jadi jangan sampai kita meyebarkan kepanikan berita-berita hoaks yang akhirnya bisa berdampak terhadap kegiatan ekonomi masyarakat," kata Sandi. (Baca Juga: Pasca Bom Surabaya, Kapolri Instruksikan Seluruh Polda Siaga I
Pasca rentetan ledakan bom di Surabaya, Jawa Timur, Polda Mero Jaya meningkatkan status Jakarta menjadi siaga satu. Bahkan, beredar pesan berantai soal kabar Badan Intelijen Negara (BIN) dan Densus 88 Antiteror merilis daftar pusat perbelanjaan di Jakarta dan Surabaya terancam bom.
(mhd)