Jelang Ramadhan, Kemendikbud Lakukan Pembersihan di Istiqlal
A
A
A
JAKARTA - Menjelang bulan Ramadhan, Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) melakukan bersih-bersih Masjid Istiqlal, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (14/5/2018).
Bersih-bersih ini merupakan kegiatan tahunan yang kerap dilakukan oleh Kemendikbud dalam memperingati bulan Ramadhan.
Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud, Nadjamuddin Ramly mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan resmi yang dilakukan oleh kementrian. Setelah tahun lalu membersihkan tower masjid, kali ini pembersihan dilakukan di halaman masjid.
"Ini merupakan toleransi agama, mencerminkan Indonesia. Kenapa? Karena tidak hanya umat Islam, tetapi seluruh pemeluk agama lain turut hadir dalam kegiatan ini," ucap Nadjamuddin di lokasi kegiatan.
Selain membersihkan masjid, Kemendikbud juga dalam kegiatan Ramadhan nanti membantu mengisi acara lainnya, seperti kegiatan pameran kebudayaan dari Aliansi Wali Songo, seminar tokoh Islam, hingga membantu bagi orang berbuka puasa sebanyak 5.000 paket takjil.
"Kita akan menceritakan tokoh agama seperti Kyai Ahmad Dahlan, Hasyim Azhari, dan Dr Muhammad Natsir. Selain itu kami juga mengajak Monumen Nasional (Monas) untuk menyiapkan pameran tentang Wali Songo dan sultan Islam," ucapnya.
Nadjamuddin berharap, dengan kegiatan bersih bersih tempat ibadah, nantinya akan menjadi role model bagi masjid-masjid di daerah, khususnya di provinsi agar nantinya ikut membersihkan tempat ibadah dalam menjelang Ramadhan.
Pantauan di lokasi, pembersihan dilakukan menyeluruh, tak hanya halaman masjid. Beberapa orang yang merupakan mahasiswa dan mahasiswi pecinta alam melakukan pembersihan di beberapa titik, seperti pagar masjid, hingga tembok-tembok masjid.
Mereka kemudian menyikat kawasan, menyapu debu, hingga mengumpulkan sampah di lingkungan halaman dan taman masjid.
Wakil Ketua Badan Pelaksana Masjid Istiqlal, Bahrun Hayat mengungkapkan terima kasih dalam kegiatan ini. Ini merupakan bukti kepedulian umat Islam serta cerminan bangsa Indonesia dalam sikap toleransi.
Menurutnya, membersihkan masjid terbesar ketiga di dunia ini memang membutuhkan waktu dan orang yang banyak. Sebab pembersihan harus detail dan tidak dilakukan dalam sehari saja.
Setiap harinya, rata rata 7.000 - 8.000 orang umat melakukan kegiatan di tempat ini. Mereka salat, mengaji, hingga kegiatan ekonomi, seminar keagamaan, serta olahraga seperti pencak silat.
Karena fungsinya menjadi tempat ibadah, Istiqlal, diakui Bahrun harus bersih. "Karena begitu ada tawaran membersihkan masjid, kami menyambutnya dengan tangan terbuka," tutupnya.
Bersih-bersih ini merupakan kegiatan tahunan yang kerap dilakukan oleh Kemendikbud dalam memperingati bulan Ramadhan.
Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud, Nadjamuddin Ramly mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan resmi yang dilakukan oleh kementrian. Setelah tahun lalu membersihkan tower masjid, kali ini pembersihan dilakukan di halaman masjid.
"Ini merupakan toleransi agama, mencerminkan Indonesia. Kenapa? Karena tidak hanya umat Islam, tetapi seluruh pemeluk agama lain turut hadir dalam kegiatan ini," ucap Nadjamuddin di lokasi kegiatan.
Selain membersihkan masjid, Kemendikbud juga dalam kegiatan Ramadhan nanti membantu mengisi acara lainnya, seperti kegiatan pameran kebudayaan dari Aliansi Wali Songo, seminar tokoh Islam, hingga membantu bagi orang berbuka puasa sebanyak 5.000 paket takjil.
"Kita akan menceritakan tokoh agama seperti Kyai Ahmad Dahlan, Hasyim Azhari, dan Dr Muhammad Natsir. Selain itu kami juga mengajak Monumen Nasional (Monas) untuk menyiapkan pameran tentang Wali Songo dan sultan Islam," ucapnya.
Nadjamuddin berharap, dengan kegiatan bersih bersih tempat ibadah, nantinya akan menjadi role model bagi masjid-masjid di daerah, khususnya di provinsi agar nantinya ikut membersihkan tempat ibadah dalam menjelang Ramadhan.
Pantauan di lokasi, pembersihan dilakukan menyeluruh, tak hanya halaman masjid. Beberapa orang yang merupakan mahasiswa dan mahasiswi pecinta alam melakukan pembersihan di beberapa titik, seperti pagar masjid, hingga tembok-tembok masjid.
Mereka kemudian menyikat kawasan, menyapu debu, hingga mengumpulkan sampah di lingkungan halaman dan taman masjid.
Wakil Ketua Badan Pelaksana Masjid Istiqlal, Bahrun Hayat mengungkapkan terima kasih dalam kegiatan ini. Ini merupakan bukti kepedulian umat Islam serta cerminan bangsa Indonesia dalam sikap toleransi.
Menurutnya, membersihkan masjid terbesar ketiga di dunia ini memang membutuhkan waktu dan orang yang banyak. Sebab pembersihan harus detail dan tidak dilakukan dalam sehari saja.
Setiap harinya, rata rata 7.000 - 8.000 orang umat melakukan kegiatan di tempat ini. Mereka salat, mengaji, hingga kegiatan ekonomi, seminar keagamaan, serta olahraga seperti pencak silat.
Karena fungsinya menjadi tempat ibadah, Istiqlal, diakui Bahrun harus bersih. "Karena begitu ada tawaran membersihkan masjid, kami menyambutnya dengan tangan terbuka," tutupnya.
(mhd)