Siswa Tangerang Ciptakan Ragam Inovasi Teknologi untuk Kota Pintar

Minggu, 22 April 2018 - 20:05 WIB
Siswa Tangerang Ciptakan...
Siswa Tangerang Ciptakan Ragam Inovasi Teknologi untuk Kota Pintar
A A A
TANGERANG - Konsep kota pintar atau digital yang tengah diusung banyak pemerintah kota di Indonesia membuat siswa SMA Kanaan, Kota Tangerang, berinovasi membuat teknologi terapan.

Melalui hasil karya miniatur kota atau perumahaan yang diberi nama Smart City for Security and to Optimize Energy, kelompok siswa pintar ini bisa membuat pengeloaan kota hanya dari handphone.

Semua pengelolaan kota, mulai dari sistem parkir, sumber energi, lalu lintas, hingga lingkungan, semuanya bisa dikontrol dengan smartphone, baik oleh warga maupun pemerintah kota.

Teknologi temuan para siswa ini mulai dikenalkan di Indonesian Youth Robot Competition atau Kompetisi Robotic Anak Terbesar di Indonesia, di ICE BSD City, Pagedangan, Kabupaten Tangerang.

Billy Cahyo Santoso, perwakilan tim siswa SMA Kanaan, mengatakan, konsep kota pintar ini memadukan teknologi yang ramah lingkungan, untuk mempermudah aktivitas warga dalam mengelola kota.

"Jadi kami membuat konsep sebuah kota dengan teknolog untuk membantu kinerja manusia," ujar Billy kepada KORAN SINDO saat ditemui di ICE BSD City, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Minggu (22/4/2018).

Siswa Kelas 11 SMA Kanaan ini menciptakan sistem portal dengan teknologi infra red yang dapat mendeteksi laju kendaraan keluar masuk perumahan atau kota per harinya, yang terkoneksi dengan smartphone.

"Tujuannya untuk menghitung pengendara yang lewat per hari di dalam perumahan atau kota, dan mendata biaya parkirnya. Sehingga bisa mencegah korupsi dalam keuangan perpakiran," sebut Billy.

Dalam miniatur kota siswa SMA Kanaan ini, ada beberapa teknologi yang bisa diandalkan untuk terus dikembangkan dan disempurnakan lagi. Pertama, adalah sistem portal masuk, parkir, dan keluar.

Sistem portal ini berguna untuk mengatur dan mengetahui pergerakan yang masuk dan keluar kota. Sistem portal untuk motor, mobil pribadi, dan truk ini, mendeteksi lalu lintas kendaraan dengan sensor.

Pada portal masuk perumahaan misalnya, mereka memasang tiga sensor infra red, untuk mobil dan motor. Pada portal mobil terpasang tiga sensor atas bawah yang bisa mendeteksi mobil pribadi dan truk.

Sensor itu juga berfungsi untuk membuka portal secara otomatis. Sedangkan untuk portal motor, terpasang dua sensor infra red untuk mengetahui pergerakan motor dan membuka portal secara otomatis.

"Jika mobil pribadi yang masuk, maka hanya satu sensor yang menangkap. Jika truk, maka kedua sensor yang terpasang akan menangkap sekaligus. Yang satu lagi untuk membuka portal," jelasnya.

Begitupun dengan portal parkir motor dan mobil, masing-masing terpasang sensor. Namun, sensor ini lebih diperuntukan bagi warga yang ingin parkir, sehingga jika parkir penuh, maka portal tidak terbuka.

Sebaliknya, jika ada motor atau mobil yang keluar parkir, maka sensor bekerja dan portal akan terbuka otomatis. Jadi warga akan tahu jika parkir tersebut telah penuh dan bisa mencari lokasi parkir lain.

Sedang portal pintu keluar, terpasang dua sensor yang masing-masing berfungsi untuk membuka portal otomatis dan mendata kendaraan yang keluar. Dengan demikian semua data kendaraan bisa terekam.

Joshua Muliawan, anggota kelompok lainnya menambahkan, konsep smart city yang dikembangkan kelompoknya ini juga punya sumber energi tenaga surya dari solar panel yang bertahan hingga 12 jam.

"Jadi semua bahan bakar sensor infra red ini didapatkan dari solar panel ini. Kami mengoptimalkan serapan energi dari 6 jam menjadi 12 jam dan bisa bergerak. Pergerakannya otomatis," jelasnya.

Selain itu, mereka juga membuat teknologi yang bisa mengukur kelembaban pada tanaman atau pohon yang bergerak otomatis, sesuai dengan suhu udara, untuk menjaga lingkungan agar tetap hijau dan lestari.

"Kami juga ada sensor kelembaan untuk mengoptimalkan pertumbuhan pohon, seperti penyiram tanaman otomatis, sehingga jika ada pohon yang mulai kering pompa hidup otomatis," jelasnya.

Teknologi keren lainnya yang diciptakan kelompok siswa SMA Kanaan ini adalah alat untuk membuat hujan buatan, yang sumber baku airnya diambil dari air hujan yang ditampung dalam bak besar.

"Kami juga ada hujan buatan. JadI, kita bisa memakai hujan buatan dalam keadaan tertentu, seperti kebakaran. Hujan buatan ini bisa dikontrol oleh pemerintah dan pemadam kebakaran," pungkasnya.

Teknologi terapan yang bisa menjadi bahan alternatif dalam pengelolaan kota pintar oleh siswa SMA Kanaan ini harus bersaing dengan inovasi lain yang tidak kalah canggih dari 5.000 siswa lainnya.

Mereka yang keluar sebagai pemenang akan difasilitasi Sinar Mas Land dan Racer Robotic, sebagai wakil Indonesia pada World Robot Competition (WRC) di China pada 29-31 Agustus 2018.

Project Leader Digital Hub Sinar Mas Land Irawan Harahap mengungkapkan, melalui kompetisi robot ini diharapkan kedepan akan tercipta generasi yang melek teknologi dan bisa menjadi pemecah masalah.

"Tantangan ke depannya anak-anak akam dituntut untuk memiliki kreativitas dan kemampuan teknologi, serta menjadi problem solver. Tentu juga untuk melatih jiwa entrepreneurship skill," jelasnya.

Melalui perhelatan Indonesian Youth Robot Competition (IYRC) ini, pihaknya akan mendukung dan mengembangkan konsep perhelatan akbar berbasis high technology bertaraf internasional.

"Ini sebagai bagian dari pengembangan BSD City sebagai integrated smart digital city, yang tidak hanya dilengkapi dengan jaringan infrastruktur teknologi. Tetapi mobile application terintegrasi," tukasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1162 seconds (0.1#10.140)