Sosialisasikan ORI Tahap II, 50 Mahasiswa UIN Jakarta Divaksin
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat sebanyak 65 pasien yang diduga terkena difteri sedangka 2 pasien lainnya didiagnosa positif tertular. Data itu tercatat hingga periode Maret 2018.
"Jadi kalau suspect itu sekira 65 pasien, yang positif dua pasien, tapi Alhamdulillah tidak ada yang sampai meninggal. Itu data terakhir dari tahun 2017 sampai Maret 2018," ungkap Kepala Dinkes Kota Tangsel, Suhara Manullang, usai memberikan sosialisasi difteri di Kampus UIN Jakarta, Ciputat, Rabu (4/4/2018).
Dia mengaku, program penanganan difteri melalui Outbreak Response Immunization (ORI) tahap pertama yang dimulai 11 Desember 2017 lalu dinyatakan telah mencapai angka 96,11%, melampaui dari targetnya yang sebesar angka 90% dari total jumlah penduduk.
Sedangkan ORI tahap kedua yang berlangsung sejak 11 Februari 2018, hingga kini prosesnya masih berjalan dan telah mencapai angka 82,36%, atau kurang dari 8% untuk mencapai target keseluruhan warga Tangsel yang berjumlah sekira 1,8 juta jiwa.
Penanganan difteri, menurut Suhara, tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah saja, tapi juga melibatkan semua stake holder untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya mengikuti pencegahan melalui program ORI, termasuk didalamnya adalah lingkungan akademisi dan perguruan tinggi.
"Semakin banyak yang mengerti tentang program difteri, apalagi sekarang dalam masa-masa ORI, maka mahasiswa sangat berperan untuk bisa membantu secara langsung ataupun tidak langsung," tuturnya.
Dijelaskan Suhara, dengan intensnya sosialisasi tentang program ORI ke berbagai tempat, maka akan terlihat kendala operasional apa saja yang muncul dari berbagai kebijakan yang telah berjalan.
"Dalam kebijakan itu kan banyak permasalahan operasional di tingkat pelaksana. Dengan adanya forum dialog (sosialisasi) seperti ini, kami jadi tahu ada hal-hal yang mungkin tidak nyambung antara kebijakan dengan pelaksanaan di lapangan," tandasnya.
Dalam sosialiasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta, turut diberikan penyuntikan vaksin kepada sekitar 50 mahasiswa yang belum pernah menjalani suntik difteri. Upaya itu, diharapkan menjadi stimulus bagi penyuntikan tahap selanjutnya di lokasi yang telah disiapkan pemerintah daerah.
"Jadi kalau suspect itu sekira 65 pasien, yang positif dua pasien, tapi Alhamdulillah tidak ada yang sampai meninggal. Itu data terakhir dari tahun 2017 sampai Maret 2018," ungkap Kepala Dinkes Kota Tangsel, Suhara Manullang, usai memberikan sosialisasi difteri di Kampus UIN Jakarta, Ciputat, Rabu (4/4/2018).
Dia mengaku, program penanganan difteri melalui Outbreak Response Immunization (ORI) tahap pertama yang dimulai 11 Desember 2017 lalu dinyatakan telah mencapai angka 96,11%, melampaui dari targetnya yang sebesar angka 90% dari total jumlah penduduk.
Sedangkan ORI tahap kedua yang berlangsung sejak 11 Februari 2018, hingga kini prosesnya masih berjalan dan telah mencapai angka 82,36%, atau kurang dari 8% untuk mencapai target keseluruhan warga Tangsel yang berjumlah sekira 1,8 juta jiwa.
Penanganan difteri, menurut Suhara, tidak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah saja, tapi juga melibatkan semua stake holder untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya mengikuti pencegahan melalui program ORI, termasuk didalamnya adalah lingkungan akademisi dan perguruan tinggi.
"Semakin banyak yang mengerti tentang program difteri, apalagi sekarang dalam masa-masa ORI, maka mahasiswa sangat berperan untuk bisa membantu secara langsung ataupun tidak langsung," tuturnya.
Dijelaskan Suhara, dengan intensnya sosialisasi tentang program ORI ke berbagai tempat, maka akan terlihat kendala operasional apa saja yang muncul dari berbagai kebijakan yang telah berjalan.
"Dalam kebijakan itu kan banyak permasalahan operasional di tingkat pelaksana. Dengan adanya forum dialog (sosialisasi) seperti ini, kami jadi tahu ada hal-hal yang mungkin tidak nyambung antara kebijakan dengan pelaksanaan di lapangan," tandasnya.
Dalam sosialiasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta, turut diberikan penyuntikan vaksin kepada sekitar 50 mahasiswa yang belum pernah menjalani suntik difteri. Upaya itu, diharapkan menjadi stimulus bagi penyuntikan tahap selanjutnya di lokasi yang telah disiapkan pemerintah daerah.
(mhd)