Telur Raksasa Sambut 5 Ribu Jamaah Malam Paskah di Gereja Katedral
A
A
A
JAKARTA - Telur raksasa ditampilkan dalam perayaan Paskah di Gereja Katedral, Jakarta Pusat. Telur yang diletakkan di sudut kanan pintu masuk menarik perhatian jamaah karena kentara warna merah-putih berpadu peta Nusantara dan berhias bunga-bunga di bawahnya.
Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) Gereja Katedral, Susiana Suwadie, mengatakan, telur raksasa itu sengaja dihias bendera merah-putih dan peta Indonesia disesuaikan dengan tema Paskah 2018 yakni ‘Pancasila: Kita Bhineka, Kita Indonesia’.
Dalam telur juga terdapat sebuah lilin yang secara simbolis nanti akan dinyalakan oleh Kepala Gereja Katedral, Romo Hani Rudi Hartoko. "Nanti akan dinyalakan lilin di dalam telur raksasa yang sudah terpasang di sudut sana, itu nanti akan dinyalakan oleh Pastur Kepala Gereja Katedral Romo Hani Rudi Hartoko," ungkap Susiana di Gereja Katedral, Sabtu (31/3/2018).
Susiana menjelaskan, telur itu lambang Indonesia sedangkan lilin di dalam sebagai berkah. Dengan kata lain, acara menyalakan lilin itu bagian dari upacara cahaya sekaligus sebagai simbol bahwa Indonesia sedang mendapat berkah yang melimpah dari Tuhan Yesus.
"Penyalaan lilin sebagai lambang penyalaan dan upacara cahaya di mana lilin dan juga api buatan yang ada di rumah telur itu melambangkan pengharapan dan berkat melimpah untuk Indonesia," terangnya.
Selain telur raksasa, juga terdapat telur-telur kecil lainnya yang dihias unik yang mencirikan khas dan budaya Nusantara. Telur kecil itu ternyata hasil kreasi anak-anak bina iman yang kemudian sengaja di pajang di pintu utama gereja.
Menurut Susiana, sedikitnya 5 ribu umat Katolik akan melaksanakan ibadat malam paskah atau yang disebut Sabu Suci. Pihak Gereja Katedral, Jakarta juga telah menyiapkan kursi-kursi dan tenda karena gereja tidak kuat menampung.
"Kami perkirakan ada 5 ribu umat, kami sudah menyiapkan 3.000 kursi di tenda, 900 kursi dalam gereja dan 500 kursi di Aula," katanya.
Pelaksanaan malam Paskah atau Sabtu Suci ada tiga rangkaian yakni Misa I dimulai pada pukul 17.00 WIB yang dipimpin oleh Romo Markus Yumartana dan Romo Joannes Maryana.
Kemudian Misa II pada pukul 20.00 WIB yang dipimpin Romo Alexius Andang Listya Binawan, dan dilanjutkan dengan Misa III pada pukul 22.30 WIB dipimpin Romo Albertus Hani Rudi Hartoko.
Masing-masing Misa tersebut juga terdidik dari tiga bagian, yakni Upacara Cayaha, yaitu menggambarkan bahwa Tuhan Yesus yang bangkit dari kuburnya merupakan cahaya yang menerangi kegelapan dan kekelaman dunia, maut dan dosa dikalahkan dan dunia dilimpahi kasih serta keselamatan Allah.
Bagian kedua, Liturgi Sabda, yakni umat diajak untuk merenungkan karya-karya ajaib yang dikerjakan Tuhan Allah bagi umatnya sejak awal mula.
Kemudian, ketiga adalah Liturgi Ekaristi yakni mengingatkan bahwa seluruh umat Allah yang telah dilahirkan kembali dalam kepastian diundang ke meja perjamuan yang telah disediakan oleh Tuhan bagi umatnya sebagai kenangan dan kematian kebangkitannya.
Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) Gereja Katedral, Susiana Suwadie, mengatakan, telur raksasa itu sengaja dihias bendera merah-putih dan peta Indonesia disesuaikan dengan tema Paskah 2018 yakni ‘Pancasila: Kita Bhineka, Kita Indonesia’.
Dalam telur juga terdapat sebuah lilin yang secara simbolis nanti akan dinyalakan oleh Kepala Gereja Katedral, Romo Hani Rudi Hartoko. "Nanti akan dinyalakan lilin di dalam telur raksasa yang sudah terpasang di sudut sana, itu nanti akan dinyalakan oleh Pastur Kepala Gereja Katedral Romo Hani Rudi Hartoko," ungkap Susiana di Gereja Katedral, Sabtu (31/3/2018).
Susiana menjelaskan, telur itu lambang Indonesia sedangkan lilin di dalam sebagai berkah. Dengan kata lain, acara menyalakan lilin itu bagian dari upacara cahaya sekaligus sebagai simbol bahwa Indonesia sedang mendapat berkah yang melimpah dari Tuhan Yesus.
"Penyalaan lilin sebagai lambang penyalaan dan upacara cahaya di mana lilin dan juga api buatan yang ada di rumah telur itu melambangkan pengharapan dan berkat melimpah untuk Indonesia," terangnya.
Selain telur raksasa, juga terdapat telur-telur kecil lainnya yang dihias unik yang mencirikan khas dan budaya Nusantara. Telur kecil itu ternyata hasil kreasi anak-anak bina iman yang kemudian sengaja di pajang di pintu utama gereja.
Menurut Susiana, sedikitnya 5 ribu umat Katolik akan melaksanakan ibadat malam paskah atau yang disebut Sabu Suci. Pihak Gereja Katedral, Jakarta juga telah menyiapkan kursi-kursi dan tenda karena gereja tidak kuat menampung.
"Kami perkirakan ada 5 ribu umat, kami sudah menyiapkan 3.000 kursi di tenda, 900 kursi dalam gereja dan 500 kursi di Aula," katanya.
Pelaksanaan malam Paskah atau Sabtu Suci ada tiga rangkaian yakni Misa I dimulai pada pukul 17.00 WIB yang dipimpin oleh Romo Markus Yumartana dan Romo Joannes Maryana.
Kemudian Misa II pada pukul 20.00 WIB yang dipimpin Romo Alexius Andang Listya Binawan, dan dilanjutkan dengan Misa III pada pukul 22.30 WIB dipimpin Romo Albertus Hani Rudi Hartoko.
Masing-masing Misa tersebut juga terdidik dari tiga bagian, yakni Upacara Cayaha, yaitu menggambarkan bahwa Tuhan Yesus yang bangkit dari kuburnya merupakan cahaya yang menerangi kegelapan dan kekelaman dunia, maut dan dosa dikalahkan dan dunia dilimpahi kasih serta keselamatan Allah.
Bagian kedua, Liturgi Sabda, yakni umat diajak untuk merenungkan karya-karya ajaib yang dikerjakan Tuhan Allah bagi umatnya sejak awal mula.
Kemudian, ketiga adalah Liturgi Ekaristi yakni mengingatkan bahwa seluruh umat Allah yang telah dilahirkan kembali dalam kepastian diundang ke meja perjamuan yang telah disediakan oleh Tuhan bagi umatnya sebagai kenangan dan kematian kebangkitannya.
(thm)