Polisi Selidiki Penyebab Kebakaran Taman Kota Kembangan
A
A
A
JAKARTA - Kepolisian Metro Jakarta Barat masih menyelidiki kebakaran yang terjadi di permukiman padat penduduk di wilayah Taman Kota, Kembangan, Jakarta Barat, Kamis 29 Maret 2018 malam.
Beberapa orang saksi telah di periksa demi mengetahui pasti penyebab kebakaran.
“Kita cek setiap laporan. Tapi di sini saya enggak mau menduga, kita tunggu hasil dari Labfor (Laboratorium Forensik),” ucap Kapolres Metro Jakarta Barat, Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi, Jumat (30/3/2018).
Sebelumnya kebakaran hebat melanda kawasan ini pada Kamis 28 Maret 2018 malam. Dua orang warga, Apo (70), dan Ana (40) tewas di tempat setelah tak mampu menyelamatkan diri. Selain itu, peristiwa itu juga melukai dua orang lainnya, satu di antaranya petugas damkar.
Hingga berita ditulis, polisi masih belum memberikan pernyataan resmi mengenai penyebab kebakaran. Meski demikian, Kapolsek Kembangan, Kompol Supriadi mengakui telah memeriksa sejumlah saksi untuk dimintai keterangan.
“Semua informasi kami himpun,” kata Supriadi.
Supriadi melanjutkan, kejadian yang diduga terjadi menjelang adzan Isya berkumandang itu menyebabkan sedikitnya 300 rumah terbakar. Api baru bisa di padamkan setelah puluhan mobil damkar datang ke lokasi.
Seorang warga, Nur Samsih, menduga kebakaran sendiri disebabkan oleh samberan petir ke tiang listrik. Petir itu kemudian memunculkan percikan api dan menyambar ke permukiman. “Walaupun hujan gerimis, tapi anginnya gede, apinya cepet nyamber, ” ucapnya di posko RT 16/05 yang di jadikan lokasi pengungsi.
Hal sama diungkapkan Dadang (43), warga lainnya. Kala kejadian dia melihat langsung bagaimana kobaran api di tiang listrik menyambar ke rumah warga. Kala itu kabel kabel semerawut di tiang terlepas, bergelantung ke sana kemari, bersama api dan percikan listrik.
Kondisi gerimis yang terjadi saat kejadian membuat warga kian takut. Sambaran listrik menyengat terlihat di sekitaran genangan genangan kecil. Warga kian pasrah dan takut tersambar.
“Baru deh pas nyamber ke rumah warga, baru panik,” ucap Dadang.
Meskipun puluhan petugas pemadam datang ke lokasi 10 menit setelahnya. Namun tak mampu menyelamatkan warga, kobaran api muncul di beberapa titik membuat petugas kerepotan. Bantuan pemadam kian berdatangan menjelang pukul 9 malam, sebelum akhirnya api padam jam 1 dini hari.
Sementara itu, Camat Kembangan, Agus Ramdhani tidak menampik dengan kondisi itu. Dia mengakui kebakaran ini membuat 2.500 jiwa dari 500 kepala keluarga mengungsi.
Lantaran banyaknya pengungsi, Camat kemudian membagi lokasi pengungsian dan menyebar menjadi lima titik, selain di Pos RW, pengungsi juga tersebar di salah satu minimarket, musalah, dan jalanan.
“Semalam ada yg sampai ke jalan kereta dan stasiun taman kota. Tapi kami alihkan agar tak mengganggu perjalanan kereta,” ucapnya.
Terkait jumlah bantuan, camat mengakui sejak pagi tadi, banyak pengungsi yang belum berganti pakaian. Kurangnya stok barang membuat mereka terpaksa masih menggunakan baju yang digunakan semalam. Termasuk selimut, banyak pengungsi yang semalam merasa kedinginan karena belum mendapatkan selimut.
“Kalau makanan, aman. Kami dapat suply dari BPBD, Sudinsos, dan warga sekitar,” ucap Camat.
Termasuk soal kesehatan, Agus mengakui sejak pukul 7 pagi tadi, Sudinkes Jakarta Barat langsung melakukan pemeriksaan gratis di tempat itu. Penyakit seperti gatal, batuk, dan lain lain, menjadi penyakit yang banyak dikeluhkan warga.
“Langsung di kasih obatnya, supaya sehat,” katanya.
Beberapa orang saksi telah di periksa demi mengetahui pasti penyebab kebakaran.
“Kita cek setiap laporan. Tapi di sini saya enggak mau menduga, kita tunggu hasil dari Labfor (Laboratorium Forensik),” ucap Kapolres Metro Jakarta Barat, Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi, Jumat (30/3/2018).
Sebelumnya kebakaran hebat melanda kawasan ini pada Kamis 28 Maret 2018 malam. Dua orang warga, Apo (70), dan Ana (40) tewas di tempat setelah tak mampu menyelamatkan diri. Selain itu, peristiwa itu juga melukai dua orang lainnya, satu di antaranya petugas damkar.
Hingga berita ditulis, polisi masih belum memberikan pernyataan resmi mengenai penyebab kebakaran. Meski demikian, Kapolsek Kembangan, Kompol Supriadi mengakui telah memeriksa sejumlah saksi untuk dimintai keterangan.
“Semua informasi kami himpun,” kata Supriadi.
Supriadi melanjutkan, kejadian yang diduga terjadi menjelang adzan Isya berkumandang itu menyebabkan sedikitnya 300 rumah terbakar. Api baru bisa di padamkan setelah puluhan mobil damkar datang ke lokasi.
Seorang warga, Nur Samsih, menduga kebakaran sendiri disebabkan oleh samberan petir ke tiang listrik. Petir itu kemudian memunculkan percikan api dan menyambar ke permukiman. “Walaupun hujan gerimis, tapi anginnya gede, apinya cepet nyamber, ” ucapnya di posko RT 16/05 yang di jadikan lokasi pengungsi.
Hal sama diungkapkan Dadang (43), warga lainnya. Kala kejadian dia melihat langsung bagaimana kobaran api di tiang listrik menyambar ke rumah warga. Kala itu kabel kabel semerawut di tiang terlepas, bergelantung ke sana kemari, bersama api dan percikan listrik.
Kondisi gerimis yang terjadi saat kejadian membuat warga kian takut. Sambaran listrik menyengat terlihat di sekitaran genangan genangan kecil. Warga kian pasrah dan takut tersambar.
“Baru deh pas nyamber ke rumah warga, baru panik,” ucap Dadang.
Meskipun puluhan petugas pemadam datang ke lokasi 10 menit setelahnya. Namun tak mampu menyelamatkan warga, kobaran api muncul di beberapa titik membuat petugas kerepotan. Bantuan pemadam kian berdatangan menjelang pukul 9 malam, sebelum akhirnya api padam jam 1 dini hari.
Sementara itu, Camat Kembangan, Agus Ramdhani tidak menampik dengan kondisi itu. Dia mengakui kebakaran ini membuat 2.500 jiwa dari 500 kepala keluarga mengungsi.
Lantaran banyaknya pengungsi, Camat kemudian membagi lokasi pengungsian dan menyebar menjadi lima titik, selain di Pos RW, pengungsi juga tersebar di salah satu minimarket, musalah, dan jalanan.
“Semalam ada yg sampai ke jalan kereta dan stasiun taman kota. Tapi kami alihkan agar tak mengganggu perjalanan kereta,” ucapnya.
Terkait jumlah bantuan, camat mengakui sejak pagi tadi, banyak pengungsi yang belum berganti pakaian. Kurangnya stok barang membuat mereka terpaksa masih menggunakan baju yang digunakan semalam. Termasuk selimut, banyak pengungsi yang semalam merasa kedinginan karena belum mendapatkan selimut.
“Kalau makanan, aman. Kami dapat suply dari BPBD, Sudinsos, dan warga sekitar,” ucap Camat.
Termasuk soal kesehatan, Agus mengakui sejak pukul 7 pagi tadi, Sudinkes Jakarta Barat langsung melakukan pemeriksaan gratis di tempat itu. Penyakit seperti gatal, batuk, dan lain lain, menjadi penyakit yang banyak dikeluhkan warga.
“Langsung di kasih obatnya, supaya sehat,” katanya.
(dam)