Hobi, Wanita Muslim Bercadar Ini Pelihara 10 Ekor Anjing di Rumah
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Anjing tergolong hewan jinak dan banyak dipelihara. Namun, anjing juga termasuk hewan buas karena memiliki naluri membunuh. Karena itu, butuh keahlian untuk memiliharanya agar hewan buas ini jinak.
Selain berbahaya, tidak semua orang bisa dengan bebas memilihara anjing, apalagi bagi umat Islam. Dalam kajian fiqh atau hukum Islam, anjing dimasukkan dalam kategori hewan najis sehingga haram hukumnya memelihara anjing, kecuali untuk keperluan tertentu, seperti berburu.
Tapi, seorang perempuan muslim bercadar di Tangerang Selatan (Tangsel) bernama Suheti (38), justru memilih memelihara anjing di rumahnya. Bahkan jumlahnya bukan satu, tapi 10 ekor.
Perempuan yang tinggal di Komplek Pondok Benda Residence, Blok B3 Nomor 9, Jalan Salak, Pamulang, saat ini memenuhi pekarangan dan sebagian ruang rumahnya dengan berbagai hewan peliharaan. Termasuk di antaranya ada 10 ekor anjing liar.
Meski berasal dari keluarga penganut agama Islam, Suhesti yang keseharian mengenakan busana muslimah dan bercadar, tidak merasa risih dengan kehadiran 10 ekor anjing di rumahnya itu. Bahkan sang suami, Reno (40), mendukung penuh istrinya yang memang sejak tiga tahun lalu mulai menyukai hewan mamalia dengan indera penciuman tajam itu.
"Sebenarnya istri suka melihara hewan begini menular dari saya. Kalau saya dari kecil suka melihara ayam, burung, kucing. Kalau istri sudah hampir tiga tahunan ini melihara anjing," ujar Reno saat berbincang di kediamannya, Senin (26/3/2018).
Reno menceritakan, awalnya Suhesti merasa iba saat melihat seekor anjing milik keamanan komplek yang dilepas liar. Karena tak ada lagi yang merawat, anjing berwarna hitam pekat itu kerap keluyuran mengais sampah untuk mencari makan.
"Itu anjing pertama yang dirawat istri saya. Dulunya milik keamanan di komplek ini, tapi diliarin gitu aja karena satpamnya pindah keluar. Nah, waktu istri saya kasih makan kucing-kucing, anjing itu datang mau makan juga. Karena kondisinya kurus engak terawat begitu, akhirnya diambil dan dipelihara," jelas Reno.
Selanjutnya, Suhesti mulai menerima banyak anak anjing pemberian warga untuk dipelihara. Bahkan, salah satunya berasal dari daerah Bogor, Jawa Barat. Dua ekor anjing berukuran besar kini dirantai di halaman rumah, sedangkan delapan ekor anjing berukuran kecil dilepas di suatu ruangan di dalam rumah.
"Semua totalnya sekarang ada 10 ekor. Yang dua sekarang sudah besar dan yang delapan ekor masih kecil-kecil. Itu pemberian orang karena tahu istri saya suka melihara anjing dan kucing. Kalau di rumah kucingnya ada 30-an ekor," imbuhnya.
Reno tak menampik adanya respons sebagian orang yang mempertanyakan hobi istrinya merawat anjing itu. Meski begitu, dia menegaskan bahwa dalam perawatan anjing, keluarganya tetap berpedoman pada ketentuan ajaran Islam.
"Kalau sebagian orang diluar mungkin nilainya aneh, kok muslim tapi melihara banyak anjing. Tapi kita tetap tahu batasannya. Dua putri kami juga sudah kami beri pemahaman tentang itu. Ini kan karena kami memang senang merawat hewan," pungkasnya.
Selain berbahaya, tidak semua orang bisa dengan bebas memilihara anjing, apalagi bagi umat Islam. Dalam kajian fiqh atau hukum Islam, anjing dimasukkan dalam kategori hewan najis sehingga haram hukumnya memelihara anjing, kecuali untuk keperluan tertentu, seperti berburu.
Tapi, seorang perempuan muslim bercadar di Tangerang Selatan (Tangsel) bernama Suheti (38), justru memilih memelihara anjing di rumahnya. Bahkan jumlahnya bukan satu, tapi 10 ekor.
Perempuan yang tinggal di Komplek Pondok Benda Residence, Blok B3 Nomor 9, Jalan Salak, Pamulang, saat ini memenuhi pekarangan dan sebagian ruang rumahnya dengan berbagai hewan peliharaan. Termasuk di antaranya ada 10 ekor anjing liar.
Meski berasal dari keluarga penganut agama Islam, Suhesti yang keseharian mengenakan busana muslimah dan bercadar, tidak merasa risih dengan kehadiran 10 ekor anjing di rumahnya itu. Bahkan sang suami, Reno (40), mendukung penuh istrinya yang memang sejak tiga tahun lalu mulai menyukai hewan mamalia dengan indera penciuman tajam itu.
"Sebenarnya istri suka melihara hewan begini menular dari saya. Kalau saya dari kecil suka melihara ayam, burung, kucing. Kalau istri sudah hampir tiga tahunan ini melihara anjing," ujar Reno saat berbincang di kediamannya, Senin (26/3/2018).
Reno menceritakan, awalnya Suhesti merasa iba saat melihat seekor anjing milik keamanan komplek yang dilepas liar. Karena tak ada lagi yang merawat, anjing berwarna hitam pekat itu kerap keluyuran mengais sampah untuk mencari makan.
"Itu anjing pertama yang dirawat istri saya. Dulunya milik keamanan di komplek ini, tapi diliarin gitu aja karena satpamnya pindah keluar. Nah, waktu istri saya kasih makan kucing-kucing, anjing itu datang mau makan juga. Karena kondisinya kurus engak terawat begitu, akhirnya diambil dan dipelihara," jelas Reno.
Selanjutnya, Suhesti mulai menerima banyak anak anjing pemberian warga untuk dipelihara. Bahkan, salah satunya berasal dari daerah Bogor, Jawa Barat. Dua ekor anjing berukuran besar kini dirantai di halaman rumah, sedangkan delapan ekor anjing berukuran kecil dilepas di suatu ruangan di dalam rumah.
"Semua totalnya sekarang ada 10 ekor. Yang dua sekarang sudah besar dan yang delapan ekor masih kecil-kecil. Itu pemberian orang karena tahu istri saya suka melihara anjing dan kucing. Kalau di rumah kucingnya ada 30-an ekor," imbuhnya.
Reno tak menampik adanya respons sebagian orang yang mempertanyakan hobi istrinya merawat anjing itu. Meski begitu, dia menegaskan bahwa dalam perawatan anjing, keluarganya tetap berpedoman pada ketentuan ajaran Islam.
"Kalau sebagian orang diluar mungkin nilainya aneh, kok muslim tapi melihara banyak anjing. Tapi kita tetap tahu batasannya. Dua putri kami juga sudah kami beri pemahaman tentang itu. Ini kan karena kami memang senang merawat hewan," pungkasnya.
(thm)