300 Pelajar Kumpulkan Rambut Sumbang Pasien Kemoterapi Kanker
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 300 remaja putri yang berambut sehat menyumbangkan mahkotanya untuk membantu pasien kanker yang mengalami kebotakan setelah menjalankan kemoterapi. Dari 300 wanita tersebut berhasil dikumpulkan sebanyak 30 ikat rambut sepanjang 25 cm.
"Berbagi rambut atau aksi sosial hair to share telah kami rencanakan sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mensupport mental pasien dan meringankan beban mereka yang telah menjalankan kemoterapi kanker. Umumnya pasien kemoterapi kanker payudara dan pasien kanker serviks," kata Wakil Ketua Siloam Cancer Support Community (SCSC) Chitra Dewi Arumi, Jumat 23 Maret 2018.
Dalam kesempatan itu, Chitra Dewi Arumi mengimbau agar para wanita melakukan deteksi dini kanker payudara melalui program SADARI dan USG payudara. "Agar jika terdiagnosa lebih dini, lebih bisa disembuhkan," ujar Chitra.
Adapun sumbangan berbagi rambut didapat dari pelajar putri dan alumni dari SMP Pangudi Luhur (PL) di Jakarta Selatan. Keterlibatan para pelajar merupakan salah satu tujuan panitia sekolah tersebut agar sejak dini para siswa telah mengetahui pentingnya deteksi dini. "Mudah mudahan aksi hair to share ini dapat meringankan beban psikologis pasien," kata Wakil ketua Panitia Wisuda SMP PL Fransiska Kuntodarsono.
Sebelumnya, aksi hair to share telah berlangsung pada Sabtu 18 Maret 2018. Dalam kesempatan tersebut Ketua Yayasan Kanker Indonesia Prof Aru W Sudoyo SPPD KHOM menjelaskan, syarat agar dapat berbagi rambut dapat dilakukan dengan catatan rambut peserta dinyatakan sehat, tidak kusam, tidak berwarna dan minimal panjang 25 cm. Aksi yang ikut didukung RS Siloam TB Simatupang dan Yayasan Kanker Indonesia direncanakan akan berlanjut secara kontinu di setiap sekolah di Jakarta dan sekitarnya.
"Berbagi rambut atau aksi sosial hair to share telah kami rencanakan sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mensupport mental pasien dan meringankan beban mereka yang telah menjalankan kemoterapi kanker. Umumnya pasien kemoterapi kanker payudara dan pasien kanker serviks," kata Wakil Ketua Siloam Cancer Support Community (SCSC) Chitra Dewi Arumi, Jumat 23 Maret 2018.
Dalam kesempatan itu, Chitra Dewi Arumi mengimbau agar para wanita melakukan deteksi dini kanker payudara melalui program SADARI dan USG payudara. "Agar jika terdiagnosa lebih dini, lebih bisa disembuhkan," ujar Chitra.
Adapun sumbangan berbagi rambut didapat dari pelajar putri dan alumni dari SMP Pangudi Luhur (PL) di Jakarta Selatan. Keterlibatan para pelajar merupakan salah satu tujuan panitia sekolah tersebut agar sejak dini para siswa telah mengetahui pentingnya deteksi dini. "Mudah mudahan aksi hair to share ini dapat meringankan beban psikologis pasien," kata Wakil ketua Panitia Wisuda SMP PL Fransiska Kuntodarsono.
Sebelumnya, aksi hair to share telah berlangsung pada Sabtu 18 Maret 2018. Dalam kesempatan tersebut Ketua Yayasan Kanker Indonesia Prof Aru W Sudoyo SPPD KHOM menjelaskan, syarat agar dapat berbagi rambut dapat dilakukan dengan catatan rambut peserta dinyatakan sehat, tidak kusam, tidak berwarna dan minimal panjang 25 cm. Aksi yang ikut didukung RS Siloam TB Simatupang dan Yayasan Kanker Indonesia direncanakan akan berlanjut secara kontinu di setiap sekolah di Jakarta dan sekitarnya.
(wib)