Polisi Sebut Modus Kejahatan Skimming Sudah Tak Asing
A
A
A
JAKARTA - Polda Metro Jaya terus melakukan penyelidikan terkait kasus skimming yang dilakukan oleh enam warga negara asing WNA) asal Rumania, Bulgaria dan Hungaria. Tidak hanya itu, penyidik juga akan bekerja sama dengan Interpol terkait kejahatan tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih terus melakukan pengembangan terhadap kasus ini. Selain itu, pihak bank yang menjadi korban juga telah dimintai keterangan terkait kejahatan skimming atau pencurian data nasabah bank di Indonesia. Menurutnya, kejahatan ini bukanlah hal yang baru. Namun, kali ini WNA yang mejadi pelakunya.
"Modus yang dipakai memang sudah tidak asing lagi dan sudah banyak juga pelaku yang ditangkap," katanya di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (20/3/2018). (Baca:
Dia menegaskan, beberapa bank bahkan sudah menerapkan sistem keamanan yang sudah maksimal. Misalnya salah satu bank BUMN seperti Bank Mandiri, mereka langsung mendeteksi bila ada penggandaan data nasabah maka pihak bank akan langsung memblokir. "Kami meminta kepada semua bank juga memperbaiki sistem keamannya," tegasnya. Pasalnya, kebanyakan kartu yang terkena skiling adalah kartu bermagnet bukan dengan chip.
Sementara, kasus yang sudah diungkap para pelakunya memang berasal daro Eropa Timur dan masuk ke Indonesia dengan visa turis. Mereka beraksi di Indonesia karena, menurutnya sangat mudah memasang alat di sini. Bahkan, para pelaku juga merencanakan aksinya untuk melakukan sikimming di Indonesia.
"Kemudian dia merekrut orang Indonesia untuk menjadi LO dan penterjemah mereka," jelasnya. (Baca Juga: Polisi Kembali Ringkus WNA Pelaku Skimming Data Nasabah Bank
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan negara asal para pelaku apakah ada catatan kriminal apa tidak. "Kita akan berkoordinasi dengan Interpol, nanti kita akan komunikasikan apakah yang bersangkutan itu pernah melakukan kejahatan di negaranya," pungkasnya.
Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Rohan Hafas menjelaskan, terkait pemberitaan mengenai pencurian data nasabah melalui tindakan skimming. Pihaknya sangat mengapresiasi pihak Polda Metro Jaya yang sangat cepat mengungkap pelaku kasus kejahatan perbankan yang meresahkan masyarakat belakangan ini.Dia menegaskan jauh sebelum adanya kasus belakangan ini, kami telah melakukan tindakan pengamanan terhadap mesin-mesin ATM Mandiri termasuk secara rutin memeriksa dan memonitor mesin-mesin ATM tersebut.Meski demikian, seiring kemudahan yang dapat dinikmati nasabah dimana kartu ATM sebuah bank dapat digunakan di berbagai mesin ATM baik dalam maupun luar negeri. "Kami menghimbau masyarakat untuk selalu waspada dalam bertransaksi," tegasnya.
Apabila nasabah mengalami kejadian yang mencurigakan dan berpotensi merugikan, dia berharap nasabah segera melaporkan kejadian tersebut. "Kami akan segera tindaklanjuti dan tidak terbatas hingga proses penggantian dana nasabah secara utuh bila memang terbukti menjadi korban pencurian data," ujarnya.
Pihaknya juga berharap nasabah mengaktifkan dan memanfaatkan feature notifikasi ke ponsel pemegang rekening baik kartu kredit maupun kartu debit atau kartu ATM yang akan menginfokan kepada nasabah bila ada penarikan atau penggunaan kartu, baik di mesin ATM atau di merchant yaitu jumlah nilai minimum penggunaan atau penarikan dalam notifikasi, dapat dipilih oleh nasabah. Dengan notifikasi ini, bila ada penarikan dana atau penggunaan kartu yang tidak dilakukan, nasabah dapat cepat mengidentifikasi, melapor dan memblokirnya. "Kami juga menghimbau nasabah untuk segera mengganti PIN secara berkala," pungkasnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih terus melakukan pengembangan terhadap kasus ini. Selain itu, pihak bank yang menjadi korban juga telah dimintai keterangan terkait kejahatan skimming atau pencurian data nasabah bank di Indonesia. Menurutnya, kejahatan ini bukanlah hal yang baru. Namun, kali ini WNA yang mejadi pelakunya.
"Modus yang dipakai memang sudah tidak asing lagi dan sudah banyak juga pelaku yang ditangkap," katanya di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (20/3/2018). (Baca:
Dia menegaskan, beberapa bank bahkan sudah menerapkan sistem keamanan yang sudah maksimal. Misalnya salah satu bank BUMN seperti Bank Mandiri, mereka langsung mendeteksi bila ada penggandaan data nasabah maka pihak bank akan langsung memblokir. "Kami meminta kepada semua bank juga memperbaiki sistem keamannya," tegasnya. Pasalnya, kebanyakan kartu yang terkena skiling adalah kartu bermagnet bukan dengan chip.
Sementara, kasus yang sudah diungkap para pelakunya memang berasal daro Eropa Timur dan masuk ke Indonesia dengan visa turis. Mereka beraksi di Indonesia karena, menurutnya sangat mudah memasang alat di sini. Bahkan, para pelaku juga merencanakan aksinya untuk melakukan sikimming di Indonesia.
"Kemudian dia merekrut orang Indonesia untuk menjadi LO dan penterjemah mereka," jelasnya. (Baca Juga: Polisi Kembali Ringkus WNA Pelaku Skimming Data Nasabah Bank
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan negara asal para pelaku apakah ada catatan kriminal apa tidak. "Kita akan berkoordinasi dengan Interpol, nanti kita akan komunikasikan apakah yang bersangkutan itu pernah melakukan kejahatan di negaranya," pungkasnya.
Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Rohan Hafas menjelaskan, terkait pemberitaan mengenai pencurian data nasabah melalui tindakan skimming. Pihaknya sangat mengapresiasi pihak Polda Metro Jaya yang sangat cepat mengungkap pelaku kasus kejahatan perbankan yang meresahkan masyarakat belakangan ini.Dia menegaskan jauh sebelum adanya kasus belakangan ini, kami telah melakukan tindakan pengamanan terhadap mesin-mesin ATM Mandiri termasuk secara rutin memeriksa dan memonitor mesin-mesin ATM tersebut.Meski demikian, seiring kemudahan yang dapat dinikmati nasabah dimana kartu ATM sebuah bank dapat digunakan di berbagai mesin ATM baik dalam maupun luar negeri. "Kami menghimbau masyarakat untuk selalu waspada dalam bertransaksi," tegasnya.
Apabila nasabah mengalami kejadian yang mencurigakan dan berpotensi merugikan, dia berharap nasabah segera melaporkan kejadian tersebut. "Kami akan segera tindaklanjuti dan tidak terbatas hingga proses penggantian dana nasabah secara utuh bila memang terbukti menjadi korban pencurian data," ujarnya.
Pihaknya juga berharap nasabah mengaktifkan dan memanfaatkan feature notifikasi ke ponsel pemegang rekening baik kartu kredit maupun kartu debit atau kartu ATM yang akan menginfokan kepada nasabah bila ada penarikan atau penggunaan kartu, baik di mesin ATM atau di merchant yaitu jumlah nilai minimum penggunaan atau penarikan dalam notifikasi, dapat dipilih oleh nasabah. Dengan notifikasi ini, bila ada penarikan dana atau penggunaan kartu yang tidak dilakukan, nasabah dapat cepat mengidentifikasi, melapor dan memblokirnya. "Kami juga menghimbau nasabah untuk segera mengganti PIN secara berkala," pungkasnya.
(mhd)