Gembong Perampok Rumah Kosong di Jabodetabek Ditembak Mati
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Petualangan Sam di dunia hitam berakhir sudah. Gembong kawanan pelaku pencurian rumah kosong ini tewas ditembak polisi dengan tangan masih menggenggam pistol rakitan jenis bareta.
Sam merupakan pelaku pencurian rumah kosong yang sangat licin. Bersama lima orang rekannya, yakni Bayu, Noce, Rustiadi, Marco, Bili, mereka telah beraksi hingga puluhan kali di wilayah Jabodetabek.
Di wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), mereka telah membobol sedikitnya 20 rumah kosong, tepatnya di kawasan Ciputat, Pamulang, dan Serpong. Belum lagi di wilayah Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan sekitar Depok.
Modus operandi kawanan yang masih satu keluarga besar asal Palembang ini juga terkenal lihai. Terkadang, mereka menyamar sebagai petugas PLN, lengkap dengan seragam dan peralatannya.
Melalui penyamaran yang sempurna itu, mudah saja bagi kawanan ini mengelabui mata petugas sekuriti perumahan yang berjaga. Kawanan perampok ini terkenal bengis dalam setiap aksinya.
Dalam setiap aksinya, mereka melengkapi dirinya dengan senjata api rakitan dan senjata tajam. Jika ada korban yang melawan, mereka tidak segan-segan untuk menghabisi nyawanya.
Kapolres Tangsel AKBP Fadli Widianto mengatakan, pengungkapan kasus ini bermula dari banyaknya laporan warga di Kota Tangsel yang kemalingan dan dilakukan penyelidikan oleh Tim Vipers.
"Terakhir di Ciputat. Pelaku sudah berhasil masuk ke dalam rumah dan membawa senpi. Tapi ketahuan oleh satpam dan melarikan diri," ujarnya kepada wartawan, di Polsek Serpong, Selasa (6/3/2018).
Dari kejadian itu, tertangkap dua pelaku dan diamankan dua pucuk senjata airsoft gun. Dari tangkapan ini, petugas melakukan pengembangan dan berhasil menangkap kedua tersangka lain.
"Penangkapan enam pelaku pencurian rumah kosong itu bermula dari tertangkapnya dua orang pelaku di wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kemudian kami lakukan pengembangan," jelasnya.
Dari hasil pengembangan itu, polisi berhasil menangkap Sam. Namun Sam melawan. Dia berusaha menembak polisi dengan pistol rakitan jenis bareta miliknya, sehingga dilakukan tindakan tegas.
"Saat tertangkap di Jalan Mangga, Cibubur, Jakarta Timur, Sam mencabut pistolnya dan berusaha menembak polisi. Akhirnya, diambil tindakan tegas ke arah dadanya. Dia tewas di lokasi," paparnya.
Kawanan pelaku ini biasa beraksi pada siang hari. Mereka kerap menggunakan sepeda motor dan berboncengan. Aksi mereka telah dijalankan selama dua tahun belakangan di wilayah Jabodetabek.
Bili, salah seorang pelaku mengaku baru tiga bulan belakangan bekerja sama dengan Sam. Dia diajak Sam dari Palembang ke Jakarta dan tinggal bersama-samanya di wilayah Lubangbuaya, Jakarta Timur.
"Saya baru tiga bulan bekerja untuk Sam. Kami tinggal satu kampung di kawasan Plaju, Palembang. Terakhir kami beraksi di wilayah Ciputat. Sebelumnya saya beraksi di Serpong dengan Marco," ungkap Bili.
Adapun Marco mengikuti jejak bapaknya, yakni Alfian, gembong pencurian rumah kosong yang juga ditembak mati oleh petugas unit Jatanras Polda Metro Jaya. Namun dia masih lebih beruntung dari bapaknya.
Saat melakukan perlawanan terhadap polisi, dia hanya ditembak pada bagian kaki. Dari lima pelaku yang ditangkap hidup-hidup, empat diantaranya ditembak polisi karena melakukan perlawanan.
"Saya tidak mau berakhir seperti bapak. Saya baru tiga bulan mengikuti Sam, membobol rumah kosong. Sebelumnya, saya berada di Palembang dan tidak ikut-ikutan. Saya menyesal," papar Marco.
Namun, Kapolsek Serpong Kompol Dedi Kurniawan membantah keterlibatan Marco dalam kelompok itu yang dikatakan baru tiga bulan. Dari catatan kepolisian, Marco telah beraksi dua tahun belakangan.
"Rata-rata mereka telah beraksi dua tahun belakangan. Seperti Marco dan Bili. Tadi itu mereka bilangnya baru tiga bulan. Padahal, mereka sudah dua tahun yang lalu melakukan aksinya," ungkap Dedi.
Bili dan Marco tercatat pernah melakukan pembobolan rumah kosong sebanyak 10 kali di wilayah Serpong, dan beberapa kali di Jakarta dan Depok. Mereka juga kerap membekali dirinya dengan senjata api.
"Bili dan Marco tertangkap di Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Saat ditangkap mereka mendorong petugas dan langsung diambil tindakan tegas melumpuhkan kedua kakinya," tegas Dedi.
Dari tangan keduanya, polisi menyita tiga pucuk senjata api, satu jenis FN merk Sog Sawer lengkap dengan tujuh butir peluru tajam, dan dua unit airsoft gun, serta dua unit motor N Max hitam dan Xeon merah.
Dari kedua orang inilah polisi akhirnya menangkap Noce dan Rustiadi. Keduanya juga ditembak pada kakinya, karena berusaha melawan dan melarikan diri saat akan ditangkap oleh petugas kepolisian.
Kepada polisi, mereka lalu memberi tahu lokasi persembunyian Sam di Jalan Kramat, Gang Tio, Kelurahan Setu, Cipayung, Jakarta Timur. Saat polisi ke sana Sam sudah pergi melarikan diri.
Tetapi, dari rumah kontrakannya polisi menyita satu pucuk senjata airsoft gun jenis revolver lengkap dengan sarungnya, 10 jam tangan berbagai merk, 6 HP, 19 tas, 3 pelat motor, dan sejumlah kunci.
"Sam tertangkap di Jalan Mangga Cibubur, pada 5 Maret 2018. Saat itu, dia sedang melintas dengan motor Vario hitam. Saat dihadang, dia mencabut pistolnya, sehingga langsung ditembak," jelasnya.
Sedangkan tersangka terakhir yang ditangkap adalah Bayu. Residivis asal Medan yang baru keluar penjara beberapa hari ini diciduk di tempat kosannya di Jalan Langgar Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur.
"Para tersangka akan dijerat Pasal 365 jo 363 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan dan atau Pencurian dengan Pemberatan dengan ancaman hukuman minimal tujuh tahun penjara," tukasnya.
Sam merupakan pelaku pencurian rumah kosong yang sangat licin. Bersama lima orang rekannya, yakni Bayu, Noce, Rustiadi, Marco, Bili, mereka telah beraksi hingga puluhan kali di wilayah Jabodetabek.
Di wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), mereka telah membobol sedikitnya 20 rumah kosong, tepatnya di kawasan Ciputat, Pamulang, dan Serpong. Belum lagi di wilayah Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan sekitar Depok.
Modus operandi kawanan yang masih satu keluarga besar asal Palembang ini juga terkenal lihai. Terkadang, mereka menyamar sebagai petugas PLN, lengkap dengan seragam dan peralatannya.
Melalui penyamaran yang sempurna itu, mudah saja bagi kawanan ini mengelabui mata petugas sekuriti perumahan yang berjaga. Kawanan perampok ini terkenal bengis dalam setiap aksinya.
Dalam setiap aksinya, mereka melengkapi dirinya dengan senjata api rakitan dan senjata tajam. Jika ada korban yang melawan, mereka tidak segan-segan untuk menghabisi nyawanya.
Kapolres Tangsel AKBP Fadli Widianto mengatakan, pengungkapan kasus ini bermula dari banyaknya laporan warga di Kota Tangsel yang kemalingan dan dilakukan penyelidikan oleh Tim Vipers.
"Terakhir di Ciputat. Pelaku sudah berhasil masuk ke dalam rumah dan membawa senpi. Tapi ketahuan oleh satpam dan melarikan diri," ujarnya kepada wartawan, di Polsek Serpong, Selasa (6/3/2018).
Dari kejadian itu, tertangkap dua pelaku dan diamankan dua pucuk senjata airsoft gun. Dari tangkapan ini, petugas melakukan pengembangan dan berhasil menangkap kedua tersangka lain.
"Penangkapan enam pelaku pencurian rumah kosong itu bermula dari tertangkapnya dua orang pelaku di wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kemudian kami lakukan pengembangan," jelasnya.
Dari hasil pengembangan itu, polisi berhasil menangkap Sam. Namun Sam melawan. Dia berusaha menembak polisi dengan pistol rakitan jenis bareta miliknya, sehingga dilakukan tindakan tegas.
"Saat tertangkap di Jalan Mangga, Cibubur, Jakarta Timur, Sam mencabut pistolnya dan berusaha menembak polisi. Akhirnya, diambil tindakan tegas ke arah dadanya. Dia tewas di lokasi," paparnya.
Kawanan pelaku ini biasa beraksi pada siang hari. Mereka kerap menggunakan sepeda motor dan berboncengan. Aksi mereka telah dijalankan selama dua tahun belakangan di wilayah Jabodetabek.
Bili, salah seorang pelaku mengaku baru tiga bulan belakangan bekerja sama dengan Sam. Dia diajak Sam dari Palembang ke Jakarta dan tinggal bersama-samanya di wilayah Lubangbuaya, Jakarta Timur.
"Saya baru tiga bulan bekerja untuk Sam. Kami tinggal satu kampung di kawasan Plaju, Palembang. Terakhir kami beraksi di wilayah Ciputat. Sebelumnya saya beraksi di Serpong dengan Marco," ungkap Bili.
Adapun Marco mengikuti jejak bapaknya, yakni Alfian, gembong pencurian rumah kosong yang juga ditembak mati oleh petugas unit Jatanras Polda Metro Jaya. Namun dia masih lebih beruntung dari bapaknya.
Saat melakukan perlawanan terhadap polisi, dia hanya ditembak pada bagian kaki. Dari lima pelaku yang ditangkap hidup-hidup, empat diantaranya ditembak polisi karena melakukan perlawanan.
"Saya tidak mau berakhir seperti bapak. Saya baru tiga bulan mengikuti Sam, membobol rumah kosong. Sebelumnya, saya berada di Palembang dan tidak ikut-ikutan. Saya menyesal," papar Marco.
Namun, Kapolsek Serpong Kompol Dedi Kurniawan membantah keterlibatan Marco dalam kelompok itu yang dikatakan baru tiga bulan. Dari catatan kepolisian, Marco telah beraksi dua tahun belakangan.
"Rata-rata mereka telah beraksi dua tahun belakangan. Seperti Marco dan Bili. Tadi itu mereka bilangnya baru tiga bulan. Padahal, mereka sudah dua tahun yang lalu melakukan aksinya," ungkap Dedi.
Bili dan Marco tercatat pernah melakukan pembobolan rumah kosong sebanyak 10 kali di wilayah Serpong, dan beberapa kali di Jakarta dan Depok. Mereka juga kerap membekali dirinya dengan senjata api.
"Bili dan Marco tertangkap di Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Saat ditangkap mereka mendorong petugas dan langsung diambil tindakan tegas melumpuhkan kedua kakinya," tegas Dedi.
Dari tangan keduanya, polisi menyita tiga pucuk senjata api, satu jenis FN merk Sog Sawer lengkap dengan tujuh butir peluru tajam, dan dua unit airsoft gun, serta dua unit motor N Max hitam dan Xeon merah.
Dari kedua orang inilah polisi akhirnya menangkap Noce dan Rustiadi. Keduanya juga ditembak pada kakinya, karena berusaha melawan dan melarikan diri saat akan ditangkap oleh petugas kepolisian.
Kepada polisi, mereka lalu memberi tahu lokasi persembunyian Sam di Jalan Kramat, Gang Tio, Kelurahan Setu, Cipayung, Jakarta Timur. Saat polisi ke sana Sam sudah pergi melarikan diri.
Tetapi, dari rumah kontrakannya polisi menyita satu pucuk senjata airsoft gun jenis revolver lengkap dengan sarungnya, 10 jam tangan berbagai merk, 6 HP, 19 tas, 3 pelat motor, dan sejumlah kunci.
"Sam tertangkap di Jalan Mangga Cibubur, pada 5 Maret 2018. Saat itu, dia sedang melintas dengan motor Vario hitam. Saat dihadang, dia mencabut pistolnya, sehingga langsung ditembak," jelasnya.
Sedangkan tersangka terakhir yang ditangkap adalah Bayu. Residivis asal Medan yang baru keluar penjara beberapa hari ini diciduk di tempat kosannya di Jalan Langgar Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur.
"Para tersangka akan dijerat Pasal 365 jo 363 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan dan atau Pencurian dengan Pemberatan dengan ancaman hukuman minimal tujuh tahun penjara," tukasnya.
(thm)