Rumah Berteralis Besi Ancam Keselamatan Nyawa Warga Jakarta

Senin, 19 Februari 2018 - 08:15 WIB
Rumah Berteralis Besi...
Rumah Berteralis Besi Ancam Keselamatan Nyawa Warga Jakarta
A A A
JAKARTA - Dinas Penanggulangan dan Bencana Kebakaran DKI Jakarta meminta warga Jakarta tidak lagi menggunakan teralis besi di rumah mereka. Pasalnya, keberadaan teralis besi sangat membahayakan bagi penghuni rumah tersebut.

Kepala Dinas Penanggulangan dan Bencana Kebakaran DKI Jakarta, Subejo mengatakan penggunaan teralis besi dilarang di rumah-rumah warga.“Penggunaan teralis besi sebenarnya upaya pemilik rumah untuk menjaga keamanan. Namun, masyarakat juga perlu disadarkan akan lebih pentingnya menjaga keselamatan,” kata Subejo kepada wartawan Senin 19 Februari 2018 kemarin.

Subejo menuturkan, telah melakukan sosialisasi terhadap rumah berteralis. Salah satunya melarang pemasangan teralis, karena sangat bahaya jika terjadi peristiwa kebakaran.

“Disarankan pula jangan sampai teralis bersifat mati semua. Tapi harus ada yang mudah dibuka dan pastikan kuncinya mudah dijangkau,” ujarnya.( Baca: Satu Keluarga Tewas Terbakar Usai Rayakan Imlek di Pademangan )

Bejo tak menampik, dari sekian banyak kecamatan yang tersebar di DKI, penggunaan teralis besi terbanyak ada di Tambora. Banyak home industri yang membuat rumah berteralis bermunculan di Jakarta.

Selain menyebab korban jiwa, Bejo mengakui teralis besi seringkali membuat petugas pemadam kebakaran sulit saat melakukan pemadaman. Sebab menjebol teralis membutuhkan waktu lama, terlebih besi teralis sulit disentuh karena panas.

Terpisah Camat Tambora Djaharuddin mengatakan, rumah berteralis masih menjadi masalah dilematis. Selain memberikan kesan aman dari tindak kriminalitas, namun bisa mengancanm nyawa penghuni bila terjadi kebakaran.

“Jumlah rumah-rumah yang menggunakan teralis besi di Tambora sekitar ratusan," ujar Djaharuddin. Dia menuturkan, rumah berteralis besi sangat membahayakan bagi penghuninya bila terjadi kebakaran.

Sejumlah kasus kebakaran pun kerap timbul korban jiwa dari rumah yang berteralis besi.“Sejak tahun lalu kami gencar melakukan sosialisasi kepada warga, agar tak memasang teralis besi dan membuat pintu darurat,” ucapnya.

Trauma Kerusuhan 98

Sementara itu, Lie Pie (58) mengakui pemasangan tralis besi di rumahnya di Pekojaan, Tambora, Jakarta Barat dilakukan karena trauma terjadi aksi kriminalitas dan kerusuhan Mei 1998 silam.

Kala itu, Lie Pie yang masih baru menikah nyaris menjadi amuk massa ketika sejumlah massa melakukan aksi anarkis di rumah. Beruntung pintu besi rumah berhasil menghalangi masuk massa.

Lie mengakui keberadaan teralis menjadi ngeri ngeri sedap, terlebih di rumahnya yang berlantai tiga dan bertembok beton, akses masuk hanya satu. "Hanya bisa pasrah ketika kebakaran terjadi. Meskipun kunci teralis saya taruh dekat pintu,” ucapnya sembari menduplikat kunci banyak.

Selain itu, mencegah kebakaran, dirinya selalu mengundang temannya yang merupakan pekerja instalasi listrik ke rumahnya. Pengecekan dua bulan dilakukan dengan menyisir isi rumah dan mengecek kabel yang karetnya menipis.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2031 seconds (0.1#10.140)