Kapolres Sebut Jakarta Barat Sudah Darurat Narkoba

Jum'at, 09 Februari 2018 - 23:01 WIB
Kapolres Sebut Jakarta...
Kapolres Sebut Jakarta Barat Sudah Darurat Narkoba
A A A
JAKARTA - Penyalahgunaan narkoba di Jakarta Barat kian mengkhawatirkan. Hasil pengungkapan yang dilakukan Polres Metro Jakarta Barat menunjukkan kasus narkoba mengalami peningkatan. Polisi pun memasukkan Jakarta Barat kategori darurat narkoba.

“Di Jakarta Barat, saya berani tegaskan bahwa wilayah ini darurat narkoba,” ujar Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi saat peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2018 di Mapolres Metro Jakarta Barat, Jumat (9/2/2018).

Di hadapan para wartawan dan unsur muspika, Hengki memaparkan kondisi darurat narkoba di wilayahnya. Berdasarkan data yang didapat pihaknya, trend kejahatan di 2017 mengalami peningkatan 27%, dimana 41% adalah kasus narkoba. “Peningkatan 27% ini karena kita aktif menangkap. Kalau enggak aktif enggak naik,” kata Hengki.

Hengki tak menampik narkoba yang ada di Jakarta Barat tak lepas dari adanya dua kampung narkoba di sana, yakni Kampung Boncos dan Kampung Ambon. Keduanya memiliki peran dalam pemasaran dan peredaran narkoba. Karenanya, Hengki menaruh perhatian serius pada dua tempat itu. Penggerebekan dan operasi bersama kerap dilakukan pihaknya di dua kampung narkoba itu.

Hengki menilai keberadaan narkoba di Jakarta Barat sudah sangat mengkhawatirkan. Terlebih beberapa tersangka terjangkit HIV. Seperti temuan saat penggerebekan baru-baru ini, tiga dari sembilan tersangka diketahui terindikasi HIV. “Bahkan sepupu saya sendiri meninggal di Boncos, tapi sepupu tiri di Kemanggisan,” ucap Hengki.

Karena itu, Hengki memastikan akan terus meningkatkan pemberantasan narkoba. Ia pun mengajak MUI dan Pemkot Jakarta Barat bersama-sama dalam membenahi kampung narkoba. “Saya yakin Jakbar dalam tiga bulan ke depan, kejahatan secara umum akan turun, saya optimistis,” ucapnya.

Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Suhermanto, menambahkan, sejak 2016-2017 pihaknya sudah mengamankan 2.813 orang tersangka narkoba, dengan rincian 1.767 orang pengedar, 1.044 orang pemakai, dan dua produsen. Diantara ribuan orang itu, 23 di antaranya merupakan anak anak.

Selama tahun itu pula, Suhermanto mencatat hasil narkoba mengalami jumlah fantastis, yakni 83 kg ganja, 206 kg sabu-sabu, 36.131 butir ekstasi, 167 gram gorrila, 1,25 gram heroin, dan 88 kg narkoba golongan empat.

Sementara terkait dua kampung narkoba, Suhermanto membeberkan, di Kampung Boncos selama lima tahun terakhir diamankan 90 orang bersama dengan 90,75 gram sabu, 10 gram putaw, dan 6.000 jarum suntik, serta uang tunai Rp20 juta. Sedangkan di Kampung Ambon, dari 13 kali operasi pihaknya mengamankan 432 orang, dengan barang bukti 221 gram sabu, 5 gram ganja, dan uang tunai Rp115 juta.

Tingginya angka itu menunjukan narkoba di Jakarta Barat kian mengkhawatirkan. Bahkan hingga awal 2018, dari 110 kasus, polisi berhasil mengamankan 1,3 ton ganja, 686 gram sabu, 1.753 butir ekstasi, dan 2,85 gram tembakau gorilla. “Sesuai arahan Kapolres, operasi ini juga akan kita tingkatkan. Setelah operasi, maka kami akan lakukan penyuluhan,” ucapnya.

Menanggapi itu, Wali Kota Jakarta Barat, Anas Efendi, menegaskan, pihaknya akan membantu polres dalam memberantas narkoba. Ia berjanji akan melaporkan itu kepada gubernur untuk ditindaklanjuti. “Kami juga meminta camat dan lurah untuk melakukan penyuluhan membantu binmas dan babinsa,” tuturnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4976 seconds (0.1#10.140)