Ketika Polri, TNI dan Satpol PP Bersatu Hadapi Banjir Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Video Wali Kota Bogor Bima Arya di kawasan Bendung Katulampa, Bogor Selatan, Bogor, Senin, 5 Februari 2018 lalu mendadak viral di media sosial. Dalam video berdurasi 50 detik tersebut, Bima meminta masyarakat Jakarta waspada akan banjir kiriman yang akan tiba di Ibu Kota karena tinggi muka air di Bendung Katulampa berstatus siaga I.
“Bendungan Katulampa telah siaga 1, genangan air dan banjir telah tercatat di 13 titik di kawasan bogor,” ucap Bima dalam video tersebut. Video berdurasi 50 detik itu kemudian tersebar melalui medsos dan grup pesan massanger.
Postingan tentang Bima Arya menjadi perbincangan di siang hari, sejumlah televisi mulai memberitakan.Terlebih di hari itu, hujan deras tak henti hentinya mengguyur Jakarta. Debit air di beberapa kali mulai meninggi, Dinas Tata Air Pemprov DKI Jakarta mulai bergerak cepat mengantisipai banjir.
Sejumlah waduk-waduk mulai di kosongkan, karung-karung berisi pasir disebar ke sejumlah tanggul, pompa air mulai dipanaskan. Jakarta bersiap menghadapi banjir. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun memberikan peringatan dini akan banjir yang melanda Jakarta.
Sejumlah media massa baik cetak, elektronik dan online pun santer memberitakan peringatan dini waspada banjir. Ini mengacu pada hujan ekstrem dengan kapasitas 169 mililiter per detik masih terjadi di Bogor hingga malam nanti saat itu.
“Potensi banjir akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya curah hujan. Masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi banjir dan genangan,” ujar Kepala Sub-Bidang Informasi Meteorologi BMKG, Harry Tirto Djatmiko beberapa hari lalu.
Menjelang sore, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Jupan Royter menuturkan, hujan deras masih melanda Jakarta dengan kondisi sedang hingga lebat. Sejumlah kawasan di Jakarta, tak terkecuali di Jakarta Barat seperti, Petamburan, Kota Bambu Utara, Kota Bambu Selatan, Tomang, Jembatan Besi, Angke, Maphar, Keagungan, dan Mangga Besar di Jakarta bakal dilanda genangan.
Gencarnya pemberitaan di media massa dan informasi dari media sosial akan adanya banjir di Jakarta membuat Kapolrestro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi bergerak cepat dan memerintahkan seluruh jajaran di bawahnya untuk siaga banjir.
Peristiwa banjir Jakarta pada 2015 lalu saat Hengki masih menjabat sebagai Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Barat masih melekat diingatannya. Saat itu, banjir hebat sempat melumpuhkan Jakarta. Kawasan ekonomi seperti Glodok lumpuh lantaran Kali Molenvliet yang membelah Jalan Hayam Wuruk dan Gajah Mada meluap.
Kawasan permukiman seperti Tambora terputus setelah banjir merendam persimpangan Grogol, Jalan Tubagus Angke, dan sekitaran Kapuk. Sementara di Kembangan dan Kebon Jeruk, Kali Pesanggrahan dan Angke hulu yang meluap membuat puluhan warga di bibir kali mengungsi.
Kawasan elite seperti Green Garden, Kedoya Elok, dan Basmol ikut terendam lantaran pompa air yang tak mampu menampung debit air.
Sedangkan di Cengkareng dan Kalideres tak luput dari banjir. Tingginya permukaan air laut yang ada membuat debit air di Kali Mookervart, Apuran, dan Cengkareng Drain sulit dibuang.
Berbekal pengalaman itu, Hengki kemudian meminta agar jajaran Kapolsek segera berkoordinasi dengan Danramil dan Camat agar bersiaga menghadapi banjir. Terlebih bila pintu air Manggarai dibuka dan Kali Cisadane, Tangerang meluap bukan tak mungkin kejadian serupa terulang.
Apel Siaga
Menjelang Maghrib, Hengki Hariyadi memimpin langsung apel siaga yang melibatkan Polri/TNI dan Satpol PP. Dalam apel itu, perahu perahu plastik dan karet diperlihatkan.
Hengki pun mempersilakan TNI dan Satpol PP untuk menggunakan perahu-perahu yang dimiliki kepolisian untuk mobilitas mengecek genangan, proses evakuasi, hingga penyaluran bantuan. Tak itu saja, Hengki pun berulang kali menanyakan kepada seluruh Kapolsek yang berada di wilayah Jakarta Barat terkait kesiapan personel dan posko-posko banjir.
Bahkan, Hengki memerintahkan seluruh Kapolsek tak pulang ke rumah dan tetap bersiaga di kantor terkait siaga banjir di Jakarta.
“Polisi sebagai pelayan masyarakat harus siap siaga melayani,” tegas Hengki sembari menjelaskan kantornya menjadi posko banjir utama.
Menyebar Posko Banjir
Beberapa jam setelah apel di Polres, debit air di beberapa kali semakin tinggi. Genangan air mulai terjadi di kawasan Timur dan Selatan Jakarta, puluhan ribu warga mulai mengungsi.
Di Jakarta Barat, ketinggian air terlihat di Banjir Kanal Barat yang melintasi kawasan Palmerah dan Tambora, Kali Pesanggrahan yang melintas di Kebon Jeruk, Kali Angke yang melintas di Pesanggrahan dan Cengkareng, serta Kali Apuran di Kalideres.
Peningkatan air membuat pasukan biru milik Sudin Tata Air dan oranye milik Sudin Lingkungan Hidup mulai bergerak bersama Binmas dan Babinsa. Mereka mulai mensterilkan sampah-sampah yang terhanyut di kali-kali tersebut.
Alat berat kemudian diterjunkan mengangkut sampah dari kali. Mobilitas truk sampah kian aktif di Jakarta membawa tumpukan sampah ke TPST Bantar Gebang. Bersamaan dengan kegiatan itu, posko-posko banjir kemudian dididirikan di tingkat kecamatan, sejumlah Kapolsek melalui binmas kemudian meminta agar mengingatkan warga waspada terhadap banjir.
Kapolsek Kembangan Kompol Supriadi yang wilayahnya berada di aliran Kali Pesanggrahan dan anak Kali Angke hulu gencar melakukan koordinasi dengan Camat Kembangan, Agus Ramdani dan Danramil 07 Kembangan, Kapten Surorejo. Ketiganya kemudian mendatangi pompa air Teratai melakukan pengecekan.
“Kita ingin tau kondisi. Jadi bila debit air naik kami akan menginformasikan ke warga,” kata Supriadi. Di Cengkareng posko juga di bentuk. Kapolsek Cengkareng, Kompol Agung Budi Leksono bersama dengan Danramil Cengkareng, Kapten Inf Missin menggelar apel pasukan bersama.
"Cengkareng terdapat banyak titik-titik yang rawan banjir, untuk itu kita semua berharap selalu siaga melindungi masyarakat kita,” kata Agung.
“Bendungan Katulampa telah siaga 1, genangan air dan banjir telah tercatat di 13 titik di kawasan bogor,” ucap Bima dalam video tersebut. Video berdurasi 50 detik itu kemudian tersebar melalui medsos dan grup pesan massanger.
Postingan tentang Bima Arya menjadi perbincangan di siang hari, sejumlah televisi mulai memberitakan.Terlebih di hari itu, hujan deras tak henti hentinya mengguyur Jakarta. Debit air di beberapa kali mulai meninggi, Dinas Tata Air Pemprov DKI Jakarta mulai bergerak cepat mengantisipai banjir.
Sejumlah waduk-waduk mulai di kosongkan, karung-karung berisi pasir disebar ke sejumlah tanggul, pompa air mulai dipanaskan. Jakarta bersiap menghadapi banjir. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun memberikan peringatan dini akan banjir yang melanda Jakarta.
Sejumlah media massa baik cetak, elektronik dan online pun santer memberitakan peringatan dini waspada banjir. Ini mengacu pada hujan ekstrem dengan kapasitas 169 mililiter per detik masih terjadi di Bogor hingga malam nanti saat itu.
“Potensi banjir akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya curah hujan. Masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi banjir dan genangan,” ujar Kepala Sub-Bidang Informasi Meteorologi BMKG, Harry Tirto Djatmiko beberapa hari lalu.
Menjelang sore, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Jupan Royter menuturkan, hujan deras masih melanda Jakarta dengan kondisi sedang hingga lebat. Sejumlah kawasan di Jakarta, tak terkecuali di Jakarta Barat seperti, Petamburan, Kota Bambu Utara, Kota Bambu Selatan, Tomang, Jembatan Besi, Angke, Maphar, Keagungan, dan Mangga Besar di Jakarta bakal dilanda genangan.
Gencarnya pemberitaan di media massa dan informasi dari media sosial akan adanya banjir di Jakarta membuat Kapolrestro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi bergerak cepat dan memerintahkan seluruh jajaran di bawahnya untuk siaga banjir.
Peristiwa banjir Jakarta pada 2015 lalu saat Hengki masih menjabat sebagai Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Barat masih melekat diingatannya. Saat itu, banjir hebat sempat melumpuhkan Jakarta. Kawasan ekonomi seperti Glodok lumpuh lantaran Kali Molenvliet yang membelah Jalan Hayam Wuruk dan Gajah Mada meluap.
Kawasan permukiman seperti Tambora terputus setelah banjir merendam persimpangan Grogol, Jalan Tubagus Angke, dan sekitaran Kapuk. Sementara di Kembangan dan Kebon Jeruk, Kali Pesanggrahan dan Angke hulu yang meluap membuat puluhan warga di bibir kali mengungsi.
Kawasan elite seperti Green Garden, Kedoya Elok, dan Basmol ikut terendam lantaran pompa air yang tak mampu menampung debit air.
Sedangkan di Cengkareng dan Kalideres tak luput dari banjir. Tingginya permukaan air laut yang ada membuat debit air di Kali Mookervart, Apuran, dan Cengkareng Drain sulit dibuang.
Berbekal pengalaman itu, Hengki kemudian meminta agar jajaran Kapolsek segera berkoordinasi dengan Danramil dan Camat agar bersiaga menghadapi banjir. Terlebih bila pintu air Manggarai dibuka dan Kali Cisadane, Tangerang meluap bukan tak mungkin kejadian serupa terulang.
Apel Siaga
Menjelang Maghrib, Hengki Hariyadi memimpin langsung apel siaga yang melibatkan Polri/TNI dan Satpol PP. Dalam apel itu, perahu perahu plastik dan karet diperlihatkan.
Hengki pun mempersilakan TNI dan Satpol PP untuk menggunakan perahu-perahu yang dimiliki kepolisian untuk mobilitas mengecek genangan, proses evakuasi, hingga penyaluran bantuan. Tak itu saja, Hengki pun berulang kali menanyakan kepada seluruh Kapolsek yang berada di wilayah Jakarta Barat terkait kesiapan personel dan posko-posko banjir.
Bahkan, Hengki memerintahkan seluruh Kapolsek tak pulang ke rumah dan tetap bersiaga di kantor terkait siaga banjir di Jakarta.
“Polisi sebagai pelayan masyarakat harus siap siaga melayani,” tegas Hengki sembari menjelaskan kantornya menjadi posko banjir utama.
Menyebar Posko Banjir
Beberapa jam setelah apel di Polres, debit air di beberapa kali semakin tinggi. Genangan air mulai terjadi di kawasan Timur dan Selatan Jakarta, puluhan ribu warga mulai mengungsi.
Di Jakarta Barat, ketinggian air terlihat di Banjir Kanal Barat yang melintasi kawasan Palmerah dan Tambora, Kali Pesanggrahan yang melintas di Kebon Jeruk, Kali Angke yang melintas di Pesanggrahan dan Cengkareng, serta Kali Apuran di Kalideres.
Peningkatan air membuat pasukan biru milik Sudin Tata Air dan oranye milik Sudin Lingkungan Hidup mulai bergerak bersama Binmas dan Babinsa. Mereka mulai mensterilkan sampah-sampah yang terhanyut di kali-kali tersebut.
Alat berat kemudian diterjunkan mengangkut sampah dari kali. Mobilitas truk sampah kian aktif di Jakarta membawa tumpukan sampah ke TPST Bantar Gebang. Bersamaan dengan kegiatan itu, posko-posko banjir kemudian dididirikan di tingkat kecamatan, sejumlah Kapolsek melalui binmas kemudian meminta agar mengingatkan warga waspada terhadap banjir.
Kapolsek Kembangan Kompol Supriadi yang wilayahnya berada di aliran Kali Pesanggrahan dan anak Kali Angke hulu gencar melakukan koordinasi dengan Camat Kembangan, Agus Ramdani dan Danramil 07 Kembangan, Kapten Surorejo. Ketiganya kemudian mendatangi pompa air Teratai melakukan pengecekan.
“Kita ingin tau kondisi. Jadi bila debit air naik kami akan menginformasikan ke warga,” kata Supriadi. Di Cengkareng posko juga di bentuk. Kapolsek Cengkareng, Kompol Agung Budi Leksono bersama dengan Danramil Cengkareng, Kapten Inf Missin menggelar apel pasukan bersama.
"Cengkareng terdapat banyak titik-titik yang rawan banjir, untuk itu kita semua berharap selalu siaga melindungi masyarakat kita,” kata Agung.
(whb)