DKI Gandeng Norwegia dan Denmark Atasi Persoalan Sampah
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta fokus mewujudkan komitmen Indonesia untuk kurangi sampah hingga 30% dan sampah plastik hingga 70% di 2022 mendatang. Selain melibatkan warga untuk penanganan sampah dihulu, DKI gandeng pemerintah Denmark dan Norwegia untuk penanganan sampah plastik di hilir atau laut.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, komitmen Indonesia untuk mengurangi sampah hingga 30% dan sampah plastik 70% di 2022 harus dilaksanakan di Jakarta dengan serius. Dia pun akan meneruskan penanganan sampah yang sudah berjalan terutama berkaitan dengan pembersihan sampah-sampah plastik yang hari ini banyak di sungai-sungai, baik dengan pemasangan jaring-jaring penjerat di sungai kemudian tim pembersih yang turun secara reguler setiap hari itu bisa membantu membersihkan.
Kendati demikian, disisi lain yang dibutuhkan adalah warga Jakarta yang mengurangi penggunaan plastik dan mengurangi pembuangan plastik ke sungai. Anies menuturkan, salah satu masalah terbesar dunia hari ini adalah ketika laut terpenuhi dengan sampah-sampah plastik.
Bahkan bahwa tidak mungkin suatu saat nanti volume sampah plastik di laut Jakarta melebihi dari volume atau jumlah makhluk yang berada di sana. Untuk itu, Anies meningkatkan kerja sama dengan pemerintah Denmark, Norwegia dan World Bank untuk mengatasi hal itu.
Anies mengaku, sudah membicarakan dengan duta besar negara-negara tersebut dan ada beberapa inisiatif kegiatan yang akan dilakukan."Tapi yang tidak kalah penting bagi kita adalah bukan soal membersihkan Hilir saja , tantangan utamanya justru membereskan hulunya," kata Anies di pintu air Mangarai, Jakarta Selatan.
Sementara itu, Deputi Bidang Kedaulatan Kemaritiman Kemenko Maritim Havas Oegroseno mengatakan kerja sama dengan DKI, World bank, Norwegia dan Denmark itu khusus di bidang penanganan sampah khususnya sampah plastik yang sampai ke laut. Berdasarkan data Lembaga Iilmu Penelitian indonesia (LIPI) menyimpulkan ada beberapa jenis plastik yang terurai sehingga ukurnannya 0,2 mili dan plastik yang ukurannya 0,2 mili sudah dimakan dikonsumsi oleh ikan teri.
Bayangkan apabila ikan teri sudah makan plastik kemudian manusia makan teri yang ada plastiknya, itu bisa menimbulkan penyakit. Kemudian juga hasil survei oleh Universitas Hasanudin di Makassar, mereka melihat satu pasar ikan itu 28% ikan yang ada di pasar ikan mengkonsumsi plastik.
"Khusus di DKI ini kita menyusun program bersama dengan Pemda DKI dan Dinas kebersihan secara spesifik melakukan asesmen mengenai plastik yang ada di sungai jakarta," tegasnya.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, komitmen Indonesia untuk mengurangi sampah hingga 30% dan sampah plastik 70% di 2022 harus dilaksanakan di Jakarta dengan serius. Dia pun akan meneruskan penanganan sampah yang sudah berjalan terutama berkaitan dengan pembersihan sampah-sampah plastik yang hari ini banyak di sungai-sungai, baik dengan pemasangan jaring-jaring penjerat di sungai kemudian tim pembersih yang turun secara reguler setiap hari itu bisa membantu membersihkan.
Kendati demikian, disisi lain yang dibutuhkan adalah warga Jakarta yang mengurangi penggunaan plastik dan mengurangi pembuangan plastik ke sungai. Anies menuturkan, salah satu masalah terbesar dunia hari ini adalah ketika laut terpenuhi dengan sampah-sampah plastik.
Bahkan bahwa tidak mungkin suatu saat nanti volume sampah plastik di laut Jakarta melebihi dari volume atau jumlah makhluk yang berada di sana. Untuk itu, Anies meningkatkan kerja sama dengan pemerintah Denmark, Norwegia dan World Bank untuk mengatasi hal itu.
Anies mengaku, sudah membicarakan dengan duta besar negara-negara tersebut dan ada beberapa inisiatif kegiatan yang akan dilakukan."Tapi yang tidak kalah penting bagi kita adalah bukan soal membersihkan Hilir saja , tantangan utamanya justru membereskan hulunya," kata Anies di pintu air Mangarai, Jakarta Selatan.
Sementara itu, Deputi Bidang Kedaulatan Kemaritiman Kemenko Maritim Havas Oegroseno mengatakan kerja sama dengan DKI, World bank, Norwegia dan Denmark itu khusus di bidang penanganan sampah khususnya sampah plastik yang sampai ke laut. Berdasarkan data Lembaga Iilmu Penelitian indonesia (LIPI) menyimpulkan ada beberapa jenis plastik yang terurai sehingga ukurnannya 0,2 mili dan plastik yang ukurannya 0,2 mili sudah dimakan dikonsumsi oleh ikan teri.
Bayangkan apabila ikan teri sudah makan plastik kemudian manusia makan teri yang ada plastiknya, itu bisa menimbulkan penyakit. Kemudian juga hasil survei oleh Universitas Hasanudin di Makassar, mereka melihat satu pasar ikan itu 28% ikan yang ada di pasar ikan mengkonsumsi plastik.
"Khusus di DKI ini kita menyusun program bersama dengan Pemda DKI dan Dinas kebersihan secara spesifik melakukan asesmen mengenai plastik yang ada di sungai jakarta," tegasnya.
(whb)