Kasus Jembatan Gantung Putus, Objek Wisata Penangkaran Rusa Ditutup
A
A
A
BOGOR - Peristiwa ambruk atau putusnya jembatan gantung kawasan wana wisata pendidikan penangkaran rusa Cariu di Kampung Giri Jaya, Desa Sirna Rasa, Tanjungsari, Kabupaten Bogor, membuat Perum Perhutani akhirnya menutup objek wisata keluarga tersebut. Dalam insiden kemarin, diketahui 37 orang luka-luka dan 1 orang meninggal dunia.
Administratur (Kepala) Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor Achmad Basuki saat dikonfirmasi pihaknya siap bertanggungjawab penuh atas semua kejadian itu.
"Meski baru serah terima jabatan (Sertijab) sebagai Adm hari ini, kemudian ada kejadian jembatan putus, ini sudah menjadi risiko pekerjaan. Kami sudah tangani dan terus berkordinasi dengan pihak kepolisian, dan membawa ke rumah sakit seluruh korban luka," kata Achmad saat dikonfirmasi, Selasa (2/1/2018).
Tak hanya itu, pihaknya juga mengaku siap menanggung biaya pengobatan pengunjung yang mengalami luka-luka akibat jembatan putus itu. "Khusus kepada korban yang meninggal, kami sampaikan bela sungkawa dengan mengunjungi pihak keluarga korban dan menyampaikan santunan. Sementara objek wisata kami tutup sampai batas yang tidak ditentukan," katanya.
Ia menjelaskan agar, peristiwa tak terulang pihaknya segera melakukan evaluasi penuh terhadap obyek wisata yang memang sarat pengunjung, khususnya wana wisata pendidikan penangkaran rusa. "Kami akan evaluasi untuk menetapkan tindakan perbaikan (jembatan) sehingga kejadian tidak terulang di kemudian hari," ungkapnya. (Baca: Jembatan Gantung di Penangkaran Rusa Putus, Puluhan Orang Terluka )
Diberitakan sebelumnya, sebuah jembatan gantung yang terbuat dari bambu sepanjang 50 meter dilokasi akses wana wisata pendidikan penangkaran rusa Cariu, Kampung Giri Jaya, Desa Sirna Rasa, Tanjungsari, Kabupaten Bogor ambruk diduga akibat over load atau kelebihan muatan.
Administratur (Kepala) Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor Achmad Basuki saat dikonfirmasi pihaknya siap bertanggungjawab penuh atas semua kejadian itu.
"Meski baru serah terima jabatan (Sertijab) sebagai Adm hari ini, kemudian ada kejadian jembatan putus, ini sudah menjadi risiko pekerjaan. Kami sudah tangani dan terus berkordinasi dengan pihak kepolisian, dan membawa ke rumah sakit seluruh korban luka," kata Achmad saat dikonfirmasi, Selasa (2/1/2018).
Tak hanya itu, pihaknya juga mengaku siap menanggung biaya pengobatan pengunjung yang mengalami luka-luka akibat jembatan putus itu. "Khusus kepada korban yang meninggal, kami sampaikan bela sungkawa dengan mengunjungi pihak keluarga korban dan menyampaikan santunan. Sementara objek wisata kami tutup sampai batas yang tidak ditentukan," katanya.
Ia menjelaskan agar, peristiwa tak terulang pihaknya segera melakukan evaluasi penuh terhadap obyek wisata yang memang sarat pengunjung, khususnya wana wisata pendidikan penangkaran rusa. "Kami akan evaluasi untuk menetapkan tindakan perbaikan (jembatan) sehingga kejadian tidak terulang di kemudian hari," ungkapnya. (Baca: Jembatan Gantung di Penangkaran Rusa Putus, Puluhan Orang Terluka )
Diberitakan sebelumnya, sebuah jembatan gantung yang terbuat dari bambu sepanjang 50 meter dilokasi akses wana wisata pendidikan penangkaran rusa Cariu, Kampung Giri Jaya, Desa Sirna Rasa, Tanjungsari, Kabupaten Bogor ambruk diduga akibat over load atau kelebihan muatan.
(ysw)