Ini Kronologis Meninggalnya Mahasiswi UIN Diserang Difteri
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Seorang mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Sarif Hidayatullah Jakarta, Aufatul Khuzzah (19) meninggal dunia usai didiagnosa mengidap difteri. Padahal gejala yang ditimbulkannya belumlah terlalu lama, yakni sekira dua pekan lalu.
Kepala Dinas Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Suhara Manulang membeberkan kronologis saat mahasiswi semester 5 Fakutas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) itu terkena difteri.
"Jadi berdasarkan keterangan yang kami terima dari UPT Puskesmas Ciputat Timur, bahwa korban memang mengalami penurunan kondisi kesehatan dimulai sejak awal bulan Desember 2017, sepulangnya dari Yogyakarta," terangnya di Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (26/12/2017).
Selama kegiatan perkuliahan, Aufatul tinggal di asrama putri Sekretariat Himpunan Mahasiswa Banten, di Jalan Semanggi II Nomor 20, RT04 RW03, Cempaka Putih, Ciputat Timur.
Dari rangkaian keterangan yang berhasil dihimpun, selama bulan November Aufatul melakukan aktivitas seperti mahasiswa pada umumnya. Lalu, pada akhir bulan November dia memutuskan berangkat ke Yogyakarta mengikuti kegiatan dari kampus, meski saat itu kondisi kesehatannya mulai menurun.
Sekitar tanggal 1 hingga 8 Desember 2017. Sepulangnya dari Yogyakarta, Aufatul pulang ke rumah orang tuanya di kampung Laban RT08 RW03 Desa Cerukcuk, Tanara, Serang, Banten. Ketika itu, dia mengeluhkan demam yang turun-naik disertai nyeri tenggorokan.
Setelah itu, pihak keluarga membawanya berobat ke Klinik Jongjing Medistra. Karena tak ada perubahan, Aufatul dibawa berobat ke PKM Tanara. Sesampainya di sana, dokter langsung merujuknya ke RS Hermina. Namun entah kenapa, setelah diperiksa, dia dan keluarga memilih pulang ke rumah.
Pada Jumat 22 Desember 2017 malam, karena tak juga sembuh, Aufatul dicek kesehatan di sebuah klinik milik Dr Budi. Selanjutnya, dirujuk ke RS Dr Dradjat Prawiranegara (RSDP) Serang. (Baca Juga: RSDP Pastikan Mahasiswi UIN Meninggal Dunia Bukan Diserang Difteri
Pada tanggal 9 Desember 2017, Aufatul dibawa berobat ke RSDP Serang untuk menjalani pemeriksaan intensif. Di sana, barulah diketahui bahwa dia di diagnosa suspek difteri dan langsung mendapatkan perawatan di ruang isolasi RSDP Serang selama 13 hari.
"Setelah itu menurut keluarga, korban dipindahkan ke ruang perawatan biasa, hingga akhirnya korban dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 24 Desember 2017," jelas Suhara.
Kemudian, Suhara mengatakan, berdasarkan keterangan pihak keluarga Aufatul, mahasiswi semester 5 itu imunisasinya tidak lengkap.
"Menurut keluarga, riwayat imunisasi korban tidak lengkap dari pertama lahir hingga usia 5 tahun," imbuhnya.
Kepala Dinas Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Suhara Manulang membeberkan kronologis saat mahasiswi semester 5 Fakutas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) itu terkena difteri.
"Jadi berdasarkan keterangan yang kami terima dari UPT Puskesmas Ciputat Timur, bahwa korban memang mengalami penurunan kondisi kesehatan dimulai sejak awal bulan Desember 2017, sepulangnya dari Yogyakarta," terangnya di Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (26/12/2017).
Selama kegiatan perkuliahan, Aufatul tinggal di asrama putri Sekretariat Himpunan Mahasiswa Banten, di Jalan Semanggi II Nomor 20, RT04 RW03, Cempaka Putih, Ciputat Timur.
Dari rangkaian keterangan yang berhasil dihimpun, selama bulan November Aufatul melakukan aktivitas seperti mahasiswa pada umumnya. Lalu, pada akhir bulan November dia memutuskan berangkat ke Yogyakarta mengikuti kegiatan dari kampus, meski saat itu kondisi kesehatannya mulai menurun.
Sekitar tanggal 1 hingga 8 Desember 2017. Sepulangnya dari Yogyakarta, Aufatul pulang ke rumah orang tuanya di kampung Laban RT08 RW03 Desa Cerukcuk, Tanara, Serang, Banten. Ketika itu, dia mengeluhkan demam yang turun-naik disertai nyeri tenggorokan.
Setelah itu, pihak keluarga membawanya berobat ke Klinik Jongjing Medistra. Karena tak ada perubahan, Aufatul dibawa berobat ke PKM Tanara. Sesampainya di sana, dokter langsung merujuknya ke RS Hermina. Namun entah kenapa, setelah diperiksa, dia dan keluarga memilih pulang ke rumah.
Pada Jumat 22 Desember 2017 malam, karena tak juga sembuh, Aufatul dicek kesehatan di sebuah klinik milik Dr Budi. Selanjutnya, dirujuk ke RS Dr Dradjat Prawiranegara (RSDP) Serang. (Baca Juga: RSDP Pastikan Mahasiswi UIN Meninggal Dunia Bukan Diserang Difteri
Pada tanggal 9 Desember 2017, Aufatul dibawa berobat ke RSDP Serang untuk menjalani pemeriksaan intensif. Di sana, barulah diketahui bahwa dia di diagnosa suspek difteri dan langsung mendapatkan perawatan di ruang isolasi RSDP Serang selama 13 hari.
"Setelah itu menurut keluarga, korban dipindahkan ke ruang perawatan biasa, hingga akhirnya korban dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 24 Desember 2017," jelas Suhara.
Kemudian, Suhara mengatakan, berdasarkan keterangan pihak keluarga Aufatul, mahasiswi semester 5 itu imunisasinya tidak lengkap.
"Menurut keluarga, riwayat imunisasi korban tidak lengkap dari pertama lahir hingga usia 5 tahun," imbuhnya.
(ysw)