Operasi Cipta Kondisi, 667 Preman Diciduk di Tempat Hiburan Malam
A
A
A
JAKARTA - Polda Metro Jaya tengah menjalankan operasi premanisme menjelang Hari Raya Natal 2017 dan Tahun Baru 2018. Operasi cipta kondisi ini mulai digelar sejak Kamis 7 Desember dan akan berlanjut hingga malam pergantian Tahun Baru 2018, dan hingga saat ini sudah ada sekira 667 preman yang diciduk.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono menyampaikan, sebanyak 667 preman yang meresahkan masyarakat itu mayoritas diringkus di tempat-tempat hiburan malam dan lokasi keramaian lainnya seperti pasar dan terminal.
"Jumlah kasus 236 kasus, yang ditangkap 667 orang, 95 orang langsung ditahan dan 2 orang tidak ditahan, sisanya 570 dibina," kata Argo saat dikonfirmasi Okezone, Senin (11/12/2017).
Operasi premanisme itu terus ditingkatkan untuk menjamin situasi aman dan kondusif saat Natal dan tahun baru. Polisi menggunakan pola terbuka dan tertutup, pola terbuka mengerahkan anggota berseragam sedangkan pola tertutup dilakukan oleh tim khusus reserse dan intel yang menyusup ditengah-tengah masyarakat.
"Kegiatan ini akan dilaksanakan terus menerus, kegiatan ini adalah rutin setiap hari yang kita sasar seperti itu, preman yang melakukan ancaman seperti di tempat-tempat yang rawan," pungkasnya.
Argo berharap dengan ditingkatkan pengamanan itu dapat membatasi ruang gerak preman yang selama ini kerap meresahkan masyarakat khususnya di Jakarta, terutama saat perayaan Natal dan pergantian tahun baru.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono menyampaikan, sebanyak 667 preman yang meresahkan masyarakat itu mayoritas diringkus di tempat-tempat hiburan malam dan lokasi keramaian lainnya seperti pasar dan terminal.
"Jumlah kasus 236 kasus, yang ditangkap 667 orang, 95 orang langsung ditahan dan 2 orang tidak ditahan, sisanya 570 dibina," kata Argo saat dikonfirmasi Okezone, Senin (11/12/2017).
Operasi premanisme itu terus ditingkatkan untuk menjamin situasi aman dan kondusif saat Natal dan tahun baru. Polisi menggunakan pola terbuka dan tertutup, pola terbuka mengerahkan anggota berseragam sedangkan pola tertutup dilakukan oleh tim khusus reserse dan intel yang menyusup ditengah-tengah masyarakat.
"Kegiatan ini akan dilaksanakan terus menerus, kegiatan ini adalah rutin setiap hari yang kita sasar seperti itu, preman yang melakukan ancaman seperti di tempat-tempat yang rawan," pungkasnya.
Argo berharap dengan ditingkatkan pengamanan itu dapat membatasi ruang gerak preman yang selama ini kerap meresahkan masyarakat khususnya di Jakarta, terutama saat perayaan Natal dan pergantian tahun baru.
(mhd)