Prarekonstruksi Rampung, Dokter Helmi Peragakan 23 Adegan
A
A
A
JAKARTA - Dalam prarekonstruksi penembakan dokter Letty S di Az Zahra Medical Center, Cawang Jakarta Timur, terungkap serangkaian adegan saat pelaku, Helmi menembaki korban hingga tewas.
Dalam prarekonstruksi itu, sebanyak 20 adegan dilakukan di Klinik tersebut, tiga adegan saat pengisian peluru senjata api dan saat dokter Helmi menyerahkan diri dilakukan di Polda Metro Jaya.
"Tiga adegan dilakukan di Polda Metro Jaya yaitu adegan satu dan dua saat pengisian amunisi dan adegan 23 saat pelaku menyerahkan diri ke Polda," ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Hendy F Kurniawan di lokasi, Senin (13/11/2017).
Lantas, Hendy pun menjelaskan tentang detik-detik dokter Helmi tega menghabisi nyawa istrinya dengan cara diberondong tembakan itu. Adegan pertama, pada hari Kamis 9 November 2017 sekitar pukul 12.00 WIB. Tersangka memesan ojek online dari Bekasi menuju Klinik Azzahra.
"Adegan kedua tersangka memasukkan peluru pada magazen senjata api di sebuah warung dekat Wali Kota Jakarta Timur," tuturnya.
Lalu, tersangka tiba di TKP dan turun dari ojek online. Namun, tersangka meminta pengendara ojek online untuk menunggunya sebentar. Adegan keempat, tersangka masuk ke klinik dan adegan kelima saat korban sedang menunggu di ruang pendaftaran pasien klinik.
Adegan keenam dan ketujuh, saksi memberitahu kedatangan tersangka kepada korban dan korban menemui tersangka. Adegan kedelapan, tersangka mengajak korban ke ruang praktek dokter. Namun korban menolak dan terjadi percekcokan.
"Adegan kesembilan, tersangka mengeluarkan senjata api dari dalam tas. Adegan kesepuluh korban teriak minta tolong," jelasnya.
Adegan kesebelas, saksi yakni pegawai klinik keluar dari dalam ruang pendaftaran dan melihat tersangka mengokang senjata. Adegan kedua belas, saksi pun kembali ke ruang pendaftaran.
"Adegan ketiga belas, korban berlari masuk ke ruang keuangan dan langsung mengunci pintu dari dalam. Adegan keempat belas, dari lubang kotak yang ada diruang pendaftaran, saksi melihat korban di dalam ruangan keuangan," paparnya.
Adegan kelima belas, korban menutupi dirinya dengan kursi dan saat itu tersangka membidik korban. Adegan keenam belas, tersangka menembak korban sebanyak 2 (dua) lewat lobang kecil yang ada di runag keuangan.
"Adegan ketujuh belas, ada saksi menegur tersangka namun saat adegan kedelapan belas, tersangka mengarahkan senjata api kepada saksi dan selanjutnya saksi langsung kabur," ungkapnya.
Adegan kesembilan belas, tersangka menembak kembali korban dan adegan kedua puluh, korban tergeletak di lantai. Adegan keduapuluh satu, tersangka keluar klinik dan langsung menuju gojek. Adegan keduapuluh dua, tersangka naik ojek online yang sama menuju Polda Metro Jaya.
"Adegan keduapuluh tiga, tersangka menyerahkan diri kepada polisi di Polda Metro Jaya," katanya.
Usai melakukan prarekonstruksi, tersangka dan saksi kembali dibawa ke Polda Metro Jaya guna melengkapi proses pemberkasan.
Dalam prarekonstruksi itu, sebanyak 20 adegan dilakukan di Klinik tersebut, tiga adegan saat pengisian peluru senjata api dan saat dokter Helmi menyerahkan diri dilakukan di Polda Metro Jaya.
"Tiga adegan dilakukan di Polda Metro Jaya yaitu adegan satu dan dua saat pengisian amunisi dan adegan 23 saat pelaku menyerahkan diri ke Polda," ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Hendy F Kurniawan di lokasi, Senin (13/11/2017).
Lantas, Hendy pun menjelaskan tentang detik-detik dokter Helmi tega menghabisi nyawa istrinya dengan cara diberondong tembakan itu. Adegan pertama, pada hari Kamis 9 November 2017 sekitar pukul 12.00 WIB. Tersangka memesan ojek online dari Bekasi menuju Klinik Azzahra.
"Adegan kedua tersangka memasukkan peluru pada magazen senjata api di sebuah warung dekat Wali Kota Jakarta Timur," tuturnya.
Lalu, tersangka tiba di TKP dan turun dari ojek online. Namun, tersangka meminta pengendara ojek online untuk menunggunya sebentar. Adegan keempat, tersangka masuk ke klinik dan adegan kelima saat korban sedang menunggu di ruang pendaftaran pasien klinik.
Adegan keenam dan ketujuh, saksi memberitahu kedatangan tersangka kepada korban dan korban menemui tersangka. Adegan kedelapan, tersangka mengajak korban ke ruang praktek dokter. Namun korban menolak dan terjadi percekcokan.
"Adegan kesembilan, tersangka mengeluarkan senjata api dari dalam tas. Adegan kesepuluh korban teriak minta tolong," jelasnya.
Adegan kesebelas, saksi yakni pegawai klinik keluar dari dalam ruang pendaftaran dan melihat tersangka mengokang senjata. Adegan kedua belas, saksi pun kembali ke ruang pendaftaran.
"Adegan ketiga belas, korban berlari masuk ke ruang keuangan dan langsung mengunci pintu dari dalam. Adegan keempat belas, dari lubang kotak yang ada diruang pendaftaran, saksi melihat korban di dalam ruangan keuangan," paparnya.
Adegan kelima belas, korban menutupi dirinya dengan kursi dan saat itu tersangka membidik korban. Adegan keenam belas, tersangka menembak korban sebanyak 2 (dua) lewat lobang kecil yang ada di runag keuangan.
"Adegan ketujuh belas, ada saksi menegur tersangka namun saat adegan kedelapan belas, tersangka mengarahkan senjata api kepada saksi dan selanjutnya saksi langsung kabur," ungkapnya.
Adegan kesembilan belas, tersangka menembak kembali korban dan adegan kedua puluh, korban tergeletak di lantai. Adegan keduapuluh satu, tersangka keluar klinik dan langsung menuju gojek. Adegan keduapuluh dua, tersangka naik ojek online yang sama menuju Polda Metro Jaya.
"Adegan keduapuluh tiga, tersangka menyerahkan diri kepada polisi di Polda Metro Jaya," katanya.
Usai melakukan prarekonstruksi, tersangka dan saksi kembali dibawa ke Polda Metro Jaya guna melengkapi proses pemberkasan.
(ysw)