Kotaku Tak Kumuh Lagi

PRIA berumur 50 tahun itu duduk di kursi kayu panjang di depan rumah bercat oranye. Di sampingnya, duduk seorang perempuan muda yang sedang menggendong bayi berumur satu minggu. Mereka bercengkerama menikmati suasana teduh sore di teras rumah.

Rumah berukuran 5x5 meter itu dari depan tampak berbentuk minimalis. Di sebelah kiri, ada satu jendela besar untuk kamar dan di sebelah kanan terdapat dua jendela kecil yang membelakangi ruang tamu. Rumah itu hanya memiliki dua kamar. Lantainya plesteran dan berdinding batako. Antara ruang tamu dan dapur disekat dengan lemari besar. Di samping dapur, terdapat kamar mandi yang sudah dilengkapi toilet. "Sekarang lebih nyaman," ucap Masim sembari tersenyum mengomentari rumahnya itu.

Ya, Masim adalah pemilik rumah yang beralamat di Kampung Kedaung Wetan RT 04/RW 04, Kelurahan Kedauang Wetan, Kota Tangerang, itu. Selasa (7/11/2017) petang pekan lalu, pria ini bercerita banyak tentang renovasi rumahnya itu kepada SINDO Weekly. Renovasi dilakukan oleh Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) Kota Tangerang.

Sebelumnya, rumah itu hanya terbuat dari bilik bambu dan tak punya jamban. Kamar mandi terletak di depan rumah, hanya ditutup dengan karung, dan ditopang tiang-tiang dari kayu setinggi 1,5 meter.

Masim merupakan salah satu warga yang berhak menerima program Tangerang Berbenah. Program ini disinkronkan dengan program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) besutan pemerintah pusat. Di kelurahan Kedaung Wetan, total ada sekitar 205 rumah tak layak huni (RTLH) yang direnovasi dengan skala ringan dan berat. Rumah Masim mendapatkan perbaikan total karena masuk kategori rusak berat. Pekerjaannya sebagai pemulung membuatnya tak mampu memperbaiki rumah dengan biaya sendiri. "Penghasilan saya tak tentu, kadang Rp30 ribu, kadang juga Rp50 ribu sehari," ujarnya.

Sejauh mana program Kotaku yang digulirkan pemerintah pusat menjangkau pemukiman kumuh? Anda bisa membaca laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 37/VI/2017 yang terbit Senin (13/11/2017).