Gaji Guru Honorer Masih Berat di Gelar
Gaji Guru Honorer Masih Berat di Gelar
A
A
A
MENENTENG tas hitam di tangan kirinya, Citra Pane berjalan keluar dari gedung sekolah dasar negeri (SD) di bilangan Kayu Putih, Jakarta Timur, Kamis (9/11/2017) pekan lalu. SINDO Weekly menghampirinya lalu mengajak berbincang santai di sebuah warung yang berjarak tak sampai 15 meter dari sekolah.
Citra bercerita, setiap hari, kecuali hari libur, dari pagi hingga sore, ia mengajar di SD ini. Rutinitas itu sudah dijalani selama dua tahun. Sebelum itu, para guru bisa pulang lebih awal, begitu usai mengajar. Kini, meskipun sudah selesai mengajar sebelum pukul 11.00, para guru mesti menunggu sekolah selesai, hingga pukul 15.00 WIB untuk boleh meninggalkan sekolah. “Semuanya harus pulang jam 3 sore,” ucapnya sembari menyeka keringat di kening dengan secarik tisu.
Citra adalah guru honorer. Gaji bersih yang ia peroleh tiap bulannya sebesar Rp3,35 juta. Jumlah itu mengikuti Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta 2017. Pada 2016, gaji yang ditetapkan untuk guru honorer sebesar Rp3,1 juta. Jadi naik tiap tahunnya, mengikuti UMP.
Sebelum Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta meningkatkan gaji guru honorer pada 2015, upah yang diterima membuatnya 'mengelus dada'. "Dulunya Rp200 ribu-Rp1 juta per bulan mulai dari 2011. Terakhir 2015, rata-rata naiknya ratusan ribu," katanya.
Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Susi Nurhati menjelaskan, anggaran gaji guru honorer DKI pada 2017 mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan upah minimum pegawai. Tahun ini, Disdik DKI mengalokasikan anggaran Rp373 miliar. Dana itu disediakan untuk 9.578 guru honorer. Sebelumnya, alokasi untuk gaji guru honorer sekitar Rp290 miliar.
Di samping itu, Disdik DKI juga menyiapkan dana sebesar Rp241 miliar untuk peningkatan kesejahteraan tenaga kependidikan non-PNS (honorer) di sekolah negeri. Dana sebesar itu diperuntukkan 6.183 orang. "Itu memang sudah dialokasikan bagi (guru) honorer," terangnya.
Apakah gaji guru honorer saat ini sudah layak? Anda bisa membaca laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 37/VI/2017 yang terbit Senin (13/11/2017).
![Gaji Guru Honorer Masih Berat di Gelar]()
Citra bercerita, setiap hari, kecuali hari libur, dari pagi hingga sore, ia mengajar di SD ini. Rutinitas itu sudah dijalani selama dua tahun. Sebelum itu, para guru bisa pulang lebih awal, begitu usai mengajar. Kini, meskipun sudah selesai mengajar sebelum pukul 11.00, para guru mesti menunggu sekolah selesai, hingga pukul 15.00 WIB untuk boleh meninggalkan sekolah. “Semuanya harus pulang jam 3 sore,” ucapnya sembari menyeka keringat di kening dengan secarik tisu.
Citra adalah guru honorer. Gaji bersih yang ia peroleh tiap bulannya sebesar Rp3,35 juta. Jumlah itu mengikuti Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta 2017. Pada 2016, gaji yang ditetapkan untuk guru honorer sebesar Rp3,1 juta. Jadi naik tiap tahunnya, mengikuti UMP.
Sebelum Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta meningkatkan gaji guru honorer pada 2015, upah yang diterima membuatnya 'mengelus dada'. "Dulunya Rp200 ribu-Rp1 juta per bulan mulai dari 2011. Terakhir 2015, rata-rata naiknya ratusan ribu," katanya.
Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Susi Nurhati menjelaskan, anggaran gaji guru honorer DKI pada 2017 mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan upah minimum pegawai. Tahun ini, Disdik DKI mengalokasikan anggaran Rp373 miliar. Dana itu disediakan untuk 9.578 guru honorer. Sebelumnya, alokasi untuk gaji guru honorer sekitar Rp290 miliar.
Di samping itu, Disdik DKI juga menyiapkan dana sebesar Rp241 miliar untuk peningkatan kesejahteraan tenaga kependidikan non-PNS (honorer) di sekolah negeri. Dana sebesar itu diperuntukkan 6.183 orang. "Itu memang sudah dialokasikan bagi (guru) honorer," terangnya.
Apakah gaji guru honorer saat ini sudah layak? Anda bisa membaca laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 37/VI/2017 yang terbit Senin (13/11/2017).
(amm)
Explore More