Cara Cerdas Mengatur Keuangan Keluarga Tetap Gaya dan Kaya
A
A
A
JAKARTA - Pengeluaran hidup rumah tangga semakin lama kian bertambah besar. Pengelolaan keuangan dalam rumah tangga pun menjadi solusi masalah tersebut.
Deputi GM Agency AIA Cicilia Nina Triana mengatakan, pengelolaan keuangan yang baik bisa dilakukan dalam beberapa langkah yang baik dan tersusun rapi.
"Pertama kita harus menyiapkan dana darurat. Karena hal itu pasti terjadi," katanya saat talkshow di Mutiara Harapan Islamic School, Jalan Raya Pondok Kacang, Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (8/11/2017).
Namun, itu saja tidak cukup. Langkah yang bisa dilakukan selanjutnya adalah melakukan saving uang, investasi, dan membuat langkah proteksi terhadap jiwa.
"Sehingga, ketika terjadi risiko sakit berat dan meninggal mendadak, kita bisa terbebas dari persoalan ekonomi yang akan menjerat keluarga," katanya.
Sementara itu, Perencana Keuangan Prita Ghozie mengatakan, setiap keluarga memiliki kebutuhan keuangan yang berbeda-beda, satu dengan yang lainnya.
"Prinsipnya setiap orang punya kebutuhan yang berbeda. Maka, di situ kita bisa lihat, tanggungannya seperti apa. Besarannya masing-masing berapa," katanya.
Menurutnya, tanggungan keuangan dalam setiap keluarga berbeda, ada yang hanya keluarga inti, yakni anak dan istri, tapi ada juga orang tua, keponakan, dan adik.
"Pengelolaan yang dilakukan adalah dari anggaran keluarga. Tinggal berapa persen tiap-tiap orangnya sesuai kebutuhan. Ini yang harus dipikirkan," sambungnya.
Selain itu, hal lain yang jangan dilupakan adalah tabungan dan investasi untuk keluarga. Kemudian, adalah membuat satu wasiat bagi orang yang ditinggalkan.
"Ini sangat penting, dan jika si penerima warisan sakit, harus ditulis juga siapa yang bisa mewakili. Asuransi itu legacy planing yang sangat mudah," katanya.
Deputi GM Agency AIA Cicilia Nina Triana mengatakan, pengelolaan keuangan yang baik bisa dilakukan dalam beberapa langkah yang baik dan tersusun rapi.
"Pertama kita harus menyiapkan dana darurat. Karena hal itu pasti terjadi," katanya saat talkshow di Mutiara Harapan Islamic School, Jalan Raya Pondok Kacang, Tangerang Selatan (Tangsel), Rabu (8/11/2017).
Namun, itu saja tidak cukup. Langkah yang bisa dilakukan selanjutnya adalah melakukan saving uang, investasi, dan membuat langkah proteksi terhadap jiwa.
"Sehingga, ketika terjadi risiko sakit berat dan meninggal mendadak, kita bisa terbebas dari persoalan ekonomi yang akan menjerat keluarga," katanya.
Sementara itu, Perencana Keuangan Prita Ghozie mengatakan, setiap keluarga memiliki kebutuhan keuangan yang berbeda-beda, satu dengan yang lainnya.
"Prinsipnya setiap orang punya kebutuhan yang berbeda. Maka, di situ kita bisa lihat, tanggungannya seperti apa. Besarannya masing-masing berapa," katanya.
Menurutnya, tanggungan keuangan dalam setiap keluarga berbeda, ada yang hanya keluarga inti, yakni anak dan istri, tapi ada juga orang tua, keponakan, dan adik.
"Pengelolaan yang dilakukan adalah dari anggaran keluarga. Tinggal berapa persen tiap-tiap orangnya sesuai kebutuhan. Ini yang harus dipikirkan," sambungnya.
Selain itu, hal lain yang jangan dilupakan adalah tabungan dan investasi untuk keluarga. Kemudian, adalah membuat satu wasiat bagi orang yang ditinggalkan.
"Ini sangat penting, dan jika si penerima warisan sakit, harus ditulis juga siapa yang bisa mewakili. Asuransi itu legacy planing yang sangat mudah," katanya.
(mhd)