Bus Premium Transjabodetabek Rp35 Ribu, Sepi Peminat

Rabu, 01 November 2017 - 09:38 WIB
Bus Premium Transjabodetabek Rp35 Ribu, Sepi Peminat
Bus Premium Transjabodetabek Rp35 Ribu, Sepi Peminat
A A A
BOGOR - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) resmi meluncurkan bus premium Transjabodetabek, kemarin. Untuk bisa menikmati layanan tersebut, setiap penumpang dikenakan tarif Rp35.000.

Kepala BPTJ Bambang Prihantono menjelaskan, bus premium Bogor-Jakarta yang baru dioperasikannya ini merupakan lanjutan dari kebijakan Kemenhub untuk memindahkan penumpang dari mobil pribadi ke angkutan umum.

“Sebelumnya bus serupa juga telah diresmikan untuk jalur Bekasi-Senayan dan hari ini kami sedang melakukan uji coba, dan Insya Allah seminggu ke depan akan kita implementasikan,” katanya.

Alasan kebijakan baru ini juga diterapkan di Bogor, kata dia, karena memang jumlah kendaraan pribadi dari Bogor yang masuk ke Jakarta cukup banyak. ”Saran Menteri Perhubungan menyebut kepadatan ruas di jalan tol Jagorawi semakin padat sehingga perlu ada kebijakan pemerintah untuk memindahkan shifting, dari mobil pribadi ke angkutan umum. Karena itu, kebijakan Kemenhub melalui BPTJ menyediakan bus khusus untuk di jalan tol, yang awalnya sudah dimulai untuk ruas Bekasi-Senayan. Sekarang kita Bogor-Senayan,” ucapnya.

Berdasarkan data hasil identifikasinya, tercatat ada 3.000 kendaraan pribadi yang melintas dari Bogor ke Jakarta per hari saat jam-jam sibuk. Untuk itu, pihaknya berharap dengan adanya bus premium ini, masyarakat Bogor diharapkan beralih menggunakan angkutan umum untuk mengatasi kepadatan di jalan raya maupun di jalan tol.

”Kami berharap kedepannya ada perpindahan, dari mobil pribadi ke angkutan umum. Kenapa Kota Bogor, karena kami mengidentifikasi ada ribuan kendaraan pribadi per hari di jam sibuk yang menggunakan mobil pribadi tujuan ke kantor,” jelasnya.

Terkait tarif penumpang bus premium seharga Rp35.000, dia menilai, tarif tersebut tidak terlalu mahal sebab yang menjadi sasaran dari bus ini adalah kelas menengah atas. “Karena itu tiketnya tidak terlalu murah setiap orang Rp35.000 karena memang sasarannya ini jelas adalah kelas menengah atas. Namanya juga premium,” tandasnya.

Menurut dia, pengoperasian bus ini dinilai efektif karena mampu memangkas waktu perjalanan. Pemerintah menyiapkan tiga bus DAMRI dalam uji coba yang akan berlangsung mulai 31 Oktober hingga 10 November 2017 mendatang. Namun begitu, jumlah bus premium ini akan ditambah seiring dengan meningkatnya jumlah penumpang. ”Hasilnya bisa lebih cepat sekitar satu jam, biasanya waktu tempuh mencapai tiga jam menggunakan kendaraan pribadi, ujicoba ini bisa mencapai dua jam dari Bogor menuju Jakarta,” katanya.

Sementara itu, hari pertama uji coba pengoperasian bus Transjabodetabek ternyata masih kurang diminati warga Bogor. Penyebabnya bukan karena kurang sosialisasi atau kenyamanan, namun karena tak adanya jaminan kepastian waktu sampai tujuan dan mahalnya tarif yang dikenakan bus premium tersebut.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, warga Bogor membutuhkan transportasi massal yang handal dan berkualitas mengingat volume perjalanan warganya menuju Jakarta cukup tinggi. ”Bus premium ini menyasar pengguna mobil pribadi untuk dapat segera beralih menggunakan bus premium supaya mengurangi kemacetan,” ujar Bima Arya.

Bima menambahkan, bus ini memiliki fasilitas premium seperti air conditioner (AC), WiFi, reclining seat serta seat belt. Dengan adanya bus premium ini, kini warga bogor mempunyai alternatif lain untuk menuju Jakarta.

“Saya berharap warga Bogor akan menjadikan bus ini sebagai alternatif pilihan moda transportasi untuk bepergian ke Jakarta. Semoga bisa beralih dari mobil pribadi ke Transjabodetabek agar lebih efisien dan dapat mengurangi kemacetan mengingat bus ini melintas pada lajur khusus angkutan umum sehingga waktu tempuhnya semakin cepat," katanya.

Berdasarkan pantauan, rendahnya animo masyarakat Bogor terhadap program penyediaan moda transportasi massal Kemenhub ini terlihat dari jumlah seat atau kursi yang terisi. Pada bus pertama yang berangkat pukul 05.00 WIB, dari 34 tempat duduk yang tersedia, hanya dua seat yang diisi oleh dua penumpang.

Kemudian setengah jam kemudian pukul 05.30 WIB, bus kedua dan bus ketiga pukul 06.00 WIB, kondisinya tak jauh beda dengan bus pertama, masing-masing hanya diisi oleh tiga penumpang saja. ”Tarifnya kemahalan, mending naik kereta Commuter Line, Bogor-Jakarta hanya Rp6.000, kemudian dari Stasiun Kota Jakarta naik busway hanya Rp3.500 kalau ke Plaza Senayan, sudah pasti juga kapan sampainya. Sedangkan ini, meskipun lewat tol dan selama ujicoba dikawal, tetap saja tak ada jaminan waktu, karena sekarang saja tol di Jakarta sudah sering macet,” ungkap Supriyanto, 45, warga Baranangsiang Indah, Bogor Timur, Kota Bogor, saat ditemui di kawasan Stasiun Bogor, kemarin.

Lain halnya dengan Viniyanti, 35, warga Tanah Sareal, Kota Bogor yang ditemui di pool bus Damri Mall Botani Square. Dia mengaku sengaja ingin menjajal bus premium ini karena memang tempat yang ditujunya sesuai layanan trayek. ”Bagi saya tak terlalu murah tarif Rp35.000, yang terpenting bisa langsung sampai di Senayan. Cukuplah dengan fasilitas nya. Saya juga enggak perlu repot-repot bawa mobil sendiri, selain harus terjebak macet, juga parkirnya di sana cukup ribet," katanya.

Dari pantauan, memasuki Gerbang Tol (GT) Jagorawi, lalu lintas masih terpantau lancar. Adapun, titik kemacetan pertama terjadi ketika bus memasuki wilayah Gunung Putri. Menurut salah satu, kernet Damri, Hendri, kemacetan tersebut bisa mencapai 10 kilometer.

Namun, dengan adanya bantuan pengawalan dari voorijder, bus dapat terus menerobos kemacetan tersebut. ”Kalau hari kerja ya biasanya begini, macet nyampe Pasar Rebo,” katanya.

Bus akhirnya bisa menembus kemacetan di sana. Namun, tak lama berselang bus dihadang kemacetan lagi, ketika memasuki tol dalam kota. Mulai dari GT Cililitan hingga keluar GT Semanggi, lalu lintas pun terpantau macet, dan kadang padat merayap. Bus pun kembali bisa menerobos kemacetan dengan bantuan voorijder.

Setelah itu, bus yang kami tumpangi menyusuri Jalan Gatot Subroto, jalan Jenderal Sudirman, U-Turn, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Pintu Gelora 1, Jalan Asia Afrika, dan berhenti di jalan akses sentral Senayan sebagai titik akhir tepat pukul 08.00 WIB.

Sebelumnya, bus Transjabodetabek premium yang melayani rute Bekasi Barat – Senayan juga resmi beroperasi pada September 2017 lalu. Pada hari pertama, penumpang bus dikenakan tarif sebesar Rp15.000. Pada hari berikutnya, tarifnya naik Rp5.000 sehingga setiap penumpang dikenakan biaya Rp20.000.

Ada tujuh halte yang dilayani bus premium tersebut. Ketujuh halte tersebut adalah Halte Komdak, Halte Polda Metro Jaya, Halte GBK, Halte Bundaran Senayan, Halte FX, Halte Plaza Senayan, Halte Semanggi. Sementara, pada jam sibuk bus beroperasi mulai pukul 05.45-06.30 WIB, dari Bekasi.

Sementara pada sore hari, bus berangkat pukul 17.00-18.00 WIB dari Jalan Akses Sentral Senayan, Jalan Asia Afrika, Jalan Jenderal Sudirman, Bundaran Senayan, Jalan Gatot Subroto, masuk gerbang tol Senayan 1‎, keluar di Bekasi Barat 1, titik pemberhentian di Mega Mall Bekasi. (Haryudi/Ichan Amin/Abdullah M Surjaya).
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5514 seconds (0.1#10.140)