Jalani Rekonstruksi, Pelaku Pembunuhan Istri dan Anaknya Menangis
Jalani Rekonstruksi, Pelaku Pembunuhan Istri dan Anaknya Menangis
A
A
A
JAKARTA - Saat rekosntruksi pembunuhan istri dan anaknya, Lukman Nurdin (40) tak kuasa menahan tangis. Pelaku nampak tertekan, dengan tatapan mata kosong pelaku memperagakan 21 adegan di Perum Graha Sienna 1, Blok M, No 20/21, Kabupaten Tangerang.
Kapolsek Panongan AKP Trisno T. Uji mengatakan saat dilakukan rekonstruksi, pelaku juga banyak terdiam dengan tatapan kosong. Psikis pelaku tampak terlihat down dan sangat menyesal dengan pembunuhan yang telah dilakukannya.
Bahkan setelah 1,5 jam proses rekonstruksi dilakukan, pelaku tidak banyak berbicara dan lebih banyak diam seribu bahasa. "Saat rekonstruksi, kondisi pelaku agak down secara spikis, karena korban yang dibunuhnya adalah istri dan kedua anaknya. Pelaku sempat menangis juga saat proses rekonstruksi masuk ke adegan pembunuhan. Tetapi dari pemeriksaan psikiater Polda Metro Jaya, psikologi korban normal," katanya di lokasi, Kamis (19/10/2017).
Ketika pelaku dibawa masuk ke dalam mobil petugas untuk dibawa kembali ke sel tahanan, tampak puluhan ibu-ibu rumah tangga sudah menunggunya. Dengan menggunakan payung, di belakang garis polisi di depan rumah korban, ibu-ibu itu berteriak-teriak memaki pelaku yang wajahnya ditutup penutup wajah.
Tidak sedikit di antara mereka yang menangis. Mereka tidak pernah menyangka, bendahara RT itu tega berbuat sangat sadis terhadap istri dan kedua putrinya yang masih kecil.
Kapolsek Panongan AKP Trisno T. Uji mengatakan saat dilakukan rekonstruksi, pelaku juga banyak terdiam dengan tatapan kosong. Psikis pelaku tampak terlihat down dan sangat menyesal dengan pembunuhan yang telah dilakukannya.
Bahkan setelah 1,5 jam proses rekonstruksi dilakukan, pelaku tidak banyak berbicara dan lebih banyak diam seribu bahasa. "Saat rekonstruksi, kondisi pelaku agak down secara spikis, karena korban yang dibunuhnya adalah istri dan kedua anaknya. Pelaku sempat menangis juga saat proses rekonstruksi masuk ke adegan pembunuhan. Tetapi dari pemeriksaan psikiater Polda Metro Jaya, psikologi korban normal," katanya di lokasi, Kamis (19/10/2017).
Ketika pelaku dibawa masuk ke dalam mobil petugas untuk dibawa kembali ke sel tahanan, tampak puluhan ibu-ibu rumah tangga sudah menunggunya. Dengan menggunakan payung, di belakang garis polisi di depan rumah korban, ibu-ibu itu berteriak-teriak memaki pelaku yang wajahnya ditutup penutup wajah.
Tidak sedikit di antara mereka yang menangis. Mereka tidak pernah menyangka, bendahara RT itu tega berbuat sangat sadis terhadap istri dan kedua putrinya yang masih kecil.
(ysw)
Explore More