Pengamat Nilai Visi Misi Jakarta Baru Belum Terwujud
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti, Nirwono Joga menuturkan, selama lima tahun belakangan ini pihaknya belum melihat visi misi Jakarta Baru terwujud. Menurutnya hal tersebut akibat kebijakannya yang diambil Gubernur Ahok menggantikan Jokowi tidak pernah melibatkan masyarakat.
Bahkan, Gubernur Ahok kerap menyalahkan anak buahnya. Misalnya saja dalam penanganan banjir yang menjadi prioritas dalam visi misi Jakarta Baru. Seharusnya, kata Nirwono, apabila masih terjadi banjir, Ahok tidak menyalahkan kinerja anak buahnya. Sebaiknya, gubernur Ahok menunjukan empatinya kepada warga yang terdampak banjir, menunjukan rasa prihatin dan kalau perlu blusukan ke kawasan banjir.
"Memohon maaf masih banyak pekerjaan rumah dalam penanggulangan banjir. Untuk itu mohon dukungan warga untuk bersama menangani banjir. Kalau menyalahkan anak buah akhirnya anak buah curhat ke media, dan warga semakin putus asa dengan kepemimpinan Ahok," ungkapnya ketika dihubungi, Selasa (10/10/2017).
Selain itu, Nirwono juga menyebutkan rendahnya penyerapan anggaran dalam empat tahun terakhir ini selalu di bawah 70 persen. Padahal, kata dia, pembangunan yang bisa bermanfaat untuk masyarakat adalah pembangunan yang sumbernya menggunakan anggaran daerah. Bukan dari pengembang melalui kontribusi atau program sosialnya.
Nirwono menuturkan, selain mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, Pembangunan menggunakan anggaran perusahaan swasta itu tidak berkelanjutan. Misalnya saja Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA), lalu pembangunan Rumah Susun Sewa (Rusunawa), pembangunan Waduk Pluit, Waduk Ria-Rio, pembangunan gedung Blok G, pembangunan trotoar dan sebagainya.
"Saya banyak mendengar dari teman-teman SKPD bila mereka tidak dilibatkan dalam pembangunan itu, termasuk perawatanya. Akibatnya mereka makan gaji buta. Hingga tahun ke 5 ini, saya belum melihat visi misi Jakarta Baru terwujud," pungkasnya.
Bahkan, Gubernur Ahok kerap menyalahkan anak buahnya. Misalnya saja dalam penanganan banjir yang menjadi prioritas dalam visi misi Jakarta Baru. Seharusnya, kata Nirwono, apabila masih terjadi banjir, Ahok tidak menyalahkan kinerja anak buahnya. Sebaiknya, gubernur Ahok menunjukan empatinya kepada warga yang terdampak banjir, menunjukan rasa prihatin dan kalau perlu blusukan ke kawasan banjir.
"Memohon maaf masih banyak pekerjaan rumah dalam penanggulangan banjir. Untuk itu mohon dukungan warga untuk bersama menangani banjir. Kalau menyalahkan anak buah akhirnya anak buah curhat ke media, dan warga semakin putus asa dengan kepemimpinan Ahok," ungkapnya ketika dihubungi, Selasa (10/10/2017).
Selain itu, Nirwono juga menyebutkan rendahnya penyerapan anggaran dalam empat tahun terakhir ini selalu di bawah 70 persen. Padahal, kata dia, pembangunan yang bisa bermanfaat untuk masyarakat adalah pembangunan yang sumbernya menggunakan anggaran daerah. Bukan dari pengembang melalui kontribusi atau program sosialnya.
Nirwono menuturkan, selain mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, Pembangunan menggunakan anggaran perusahaan swasta itu tidak berkelanjutan. Misalnya saja Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA), lalu pembangunan Rumah Susun Sewa (Rusunawa), pembangunan Waduk Pluit, Waduk Ria-Rio, pembangunan gedung Blok G, pembangunan trotoar dan sebagainya.
"Saya banyak mendengar dari teman-teman SKPD bila mereka tidak dilibatkan dalam pembangunan itu, termasuk perawatanya. Akibatnya mereka makan gaji buta. Hingga tahun ke 5 ini, saya belum melihat visi misi Jakarta Baru terwujud," pungkasnya.
(ysw)