Sopir Truk Kerepotan, Gardu Tol JoRR Belum Dilengkapi GTO Multi
A
A
A
BEKASI - Ratusan gardu tol di Jakarta Outer Ring Road (JORR) belum dilengkapi mesin pembaca (reader) transaksi elektronik di bagian atas, khusus kendaraan golongan II sampai V. Akibatnya, para sopir kendaraan besar masih mengandalkan petugas tol setiap melakukan transaksi.
Namun tidak jarang, mereka turun dari kendaraan untuk menempelkan kartu elektroniknya saat melakukan transaksi. ”Kita targetkan akhir bulan Oktober ini seluruh gardu di JORR sudah ada reader di bagian atasnya,” ujar Direktur Utama PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ), Ricky Distawardhana, Selasa (10/10/2017).
Menurutnya, saat ini pihaknya baru memiliki 6 unit gardu yang dilengkapi Gerbang Tol Otomatis (GTO) multi. Gerbang ini, kata dia, telah dilengkapi alat reader transaksi elektronik di bagian atasnya, sehingga bisa memudahkan pengemudi kendaraan besar untuk bertransaksi elektronik.
”Masing-masing gardu itu berada di 3 gerbang, yakni gerbang tol Pulogebang, Rorotan dan Cikunir,” katanya. Berdasarkan data dari JLJ, jumlah gerbang di ruas tol sepanjang 65 kilometer ini mencapai 38 unit. Jumlah itu terdiri dari 88 gardu semi otomatis (GSO), 69 GTO single, enam GTO multi.
Sehingga bila ditotal ada 169 gardu, namun jumlah laporan harian (LHR) pengguna transaksi elektronik di ruas tol JORR mencapai 325.415 kendaraan. Lalu untuk pembayaran tunai mencapai 121.458 kendaraan dan jumlah penetrasi transaksi elektronik mencapai 73 persen, transaksi tunai 27 persen.
Sesuai peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16/PRT/M/2017, bahwa transaksi di tol secara nontunai harus bisa 60 persen pada bulan September, sedangkan 100 persen hingga akhir Oktober. JLJ telah menerapkan sistem pembayaran elektronik sejak tahun 2008 lalu.
Direktur Teknik dan Operasi PT JLJ, Satria Ganefanto menambahkan, sejak dicanangkannya GNNT oleh pemerintah pusat pada Juli 2017 lalu, pihaknya langsung membenah diri. Salah satunya adalah melengkapi sarana dan prasarana yang ada, dengan melengkapi GTO multi.
Sehingga kendaraan besar bisa menggunakan transaksi elektronik tanpa hambatan.”Meski baru ada tiga gerbang yang menerapkan GTO multi, namun para sopir tidak kesulitan karena petugas sudah dikerahkan untuk membantu mereka bertransaksi,” katanya.
Di samping itu, kata dia, lembaganya juga gencar mensosialisasikan sistem pembayaran elektronik melalui media spanduk dan pamflet secara periodik. Dengan harapan, para pengendara bisa teredukasi sehingga penerapan transaksi elektronik pada 31 Oktober nanti bisa terlaksana 100 persen.
”JLJ sudah menyepakati komitmen bersama dengan pihak bank yang tergabung dalam Himbara, yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN dan BCA,” katanya. Untuk itu pihaknya terus melakukan sosialisasi agar pengguna tol segera beralih dari tunai ke nontunai.
Namun tidak jarang, mereka turun dari kendaraan untuk menempelkan kartu elektroniknya saat melakukan transaksi. ”Kita targetkan akhir bulan Oktober ini seluruh gardu di JORR sudah ada reader di bagian atasnya,” ujar Direktur Utama PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ), Ricky Distawardhana, Selasa (10/10/2017).
Menurutnya, saat ini pihaknya baru memiliki 6 unit gardu yang dilengkapi Gerbang Tol Otomatis (GTO) multi. Gerbang ini, kata dia, telah dilengkapi alat reader transaksi elektronik di bagian atasnya, sehingga bisa memudahkan pengemudi kendaraan besar untuk bertransaksi elektronik.
”Masing-masing gardu itu berada di 3 gerbang, yakni gerbang tol Pulogebang, Rorotan dan Cikunir,” katanya. Berdasarkan data dari JLJ, jumlah gerbang di ruas tol sepanjang 65 kilometer ini mencapai 38 unit. Jumlah itu terdiri dari 88 gardu semi otomatis (GSO), 69 GTO single, enam GTO multi.
Sehingga bila ditotal ada 169 gardu, namun jumlah laporan harian (LHR) pengguna transaksi elektronik di ruas tol JORR mencapai 325.415 kendaraan. Lalu untuk pembayaran tunai mencapai 121.458 kendaraan dan jumlah penetrasi transaksi elektronik mencapai 73 persen, transaksi tunai 27 persen.
Sesuai peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 16/PRT/M/2017, bahwa transaksi di tol secara nontunai harus bisa 60 persen pada bulan September, sedangkan 100 persen hingga akhir Oktober. JLJ telah menerapkan sistem pembayaran elektronik sejak tahun 2008 lalu.
Direktur Teknik dan Operasi PT JLJ, Satria Ganefanto menambahkan, sejak dicanangkannya GNNT oleh pemerintah pusat pada Juli 2017 lalu, pihaknya langsung membenah diri. Salah satunya adalah melengkapi sarana dan prasarana yang ada, dengan melengkapi GTO multi.
Sehingga kendaraan besar bisa menggunakan transaksi elektronik tanpa hambatan.”Meski baru ada tiga gerbang yang menerapkan GTO multi, namun para sopir tidak kesulitan karena petugas sudah dikerahkan untuk membantu mereka bertransaksi,” katanya.
Di samping itu, kata dia, lembaganya juga gencar mensosialisasikan sistem pembayaran elektronik melalui media spanduk dan pamflet secara periodik. Dengan harapan, para pengendara bisa teredukasi sehingga penerapan transaksi elektronik pada 31 Oktober nanti bisa terlaksana 100 persen.
”JLJ sudah menyepakati komitmen bersama dengan pihak bank yang tergabung dalam Himbara, yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN dan BCA,” katanya. Untuk itu pihaknya terus melakukan sosialisasi agar pengguna tol segera beralih dari tunai ke nontunai.
(ysw)