PDAM Akui Lokasi Longsor Maut Bogor di Jalur Pipa Jaringan yang Bocor
A
A
A
BOGOR - PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor mengakui lokasi longsor yang menewaskan satu orang warga berada di jalur pipa milik perusahaan pelat merat tersebut. PDAM membatalkan pelaksanaan perbaikan kebocoran pipa AC diameter 18 inch di Desa Bojong Koneng, Caringin, Kabupaten Bogor, Kamis (5/10/2017).
Area perbaikan yang tergerus longsor pada Rabu, 5 Oktober 2017 malam tadi tak memungkinkan pengerjaan, karena khawatir terjadi longsor susulan yang dapat membahayakan petugas. Informasi longsor di Bojongkoneng diterima PDAM Kota Bogor pada Rabu malam, tim dari Sub Bagian Penanggulangan Kebocoran Pengaliran dan Jaringan langsung menuju ke tempat kejadian perkara (TKP), karena lokasi longsor berada di jalur pipa milik PDAM.
"Setelah kami cek, ternyata lokasi longsor berada di jalur pipa kita yang kebetulan baru akan kita perbaiki Kamis pagi ini. Akhirnya diputuskan aliran air kami tutup untuk menghindari kemungkinan longsor susulan," ungkap Direktur Teknik PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Syaban Maulana, Kamis (05/10/2017).
PDAM kemudian memutuskan perbaikan pipa transmisi jalur sumber mata air Tangkil tersebut dibatalkan, dan menyiapkan rencana relokasi. Syaban memperkirakan relokasi membutuhkan waktu kurang lebih satu minggu karena ada beberapa langkah teknis dan administrasi yang harus dikerjakan.
"Selama proses persiapan relokasi, kemungkinan pasokan air kami hentikan. Karena khawatir akan berpengaruh pada kondisi sambungan pipa yang bocor. Sehingga pasokan air bersih ke wilayah zona 1 akan terhenti," katanya.
Namun demikian pihaknya enggan jadi kambing hitam bencana longsor yang menimbulkan korban jiwa itu. Menurut Syaban, longsor di Bojongkoneng lebih diakibatkan hujan deras dalam beberapa hari terakhir.
"Memang ada pipa bocor di daerah situ, tapi keluar airnya kecil. Jadi diperkirakan tidak terlalu berpengaruh pada penyebab longsor. Longsor itu lebih banyak karena faktor alam. Musim kemarau membuat tanah retak dan membentuk celah-celah. Saat musim hujan, air masuk melalui celah-celah tersebut, sehingga membuat tanah menjadi lembek sehingga rawan longsor," paparnya.
Untuk diketahui, Adul Edi tewas tertimbun tanah longsor saat tertidur di rumahnya di kampung tersebut. Tetangga korban, Diding (52) mengatakan, saksi mata yang juga tetangga terdekat korban, mengungkapkan, saat kejadian korban diduga sedang terlelap tidur.
"Jadi kejadiannya sekitar pukul 22.00 WIB. Saya dengar suara bergemuruh keras dan ketika dilihat ke luar ternyata longsor tebing menimpa rumah milik Adul. Rumahnya rata dengan tanah. Suara bergemuruh itu sepertinya ditambah dengan ambruknya atap rumah yang terbuat dari kayu, bambu, dan asbes," kata Diding pada wartawan Kamis 5 Oktober 2017 malam tadi.
Akibatnya, Adul Edi, pemilik rumah tewas seketika di lokasi kejadian setelah tertimbun ribuan kubik tanah. Jasad Adul baru dapat dievakuasi 10 jam kemudian atau sekitar pukul 07.41 WIB, pagi tadi.
Diding mengungkapkan, ambrolnya tebing tanah yang menimpa rumah korban itu diperkirakan setinggi 50 meter itu didiga kuat akibat pipa milik PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang sudah lama bocor.( Baca: Diduga Akibat Kebocoran Air, Longsor Tewaskan Satu Orang di Bogor )
Area perbaikan yang tergerus longsor pada Rabu, 5 Oktober 2017 malam tadi tak memungkinkan pengerjaan, karena khawatir terjadi longsor susulan yang dapat membahayakan petugas. Informasi longsor di Bojongkoneng diterima PDAM Kota Bogor pada Rabu malam, tim dari Sub Bagian Penanggulangan Kebocoran Pengaliran dan Jaringan langsung menuju ke tempat kejadian perkara (TKP), karena lokasi longsor berada di jalur pipa milik PDAM.
"Setelah kami cek, ternyata lokasi longsor berada di jalur pipa kita yang kebetulan baru akan kita perbaiki Kamis pagi ini. Akhirnya diputuskan aliran air kami tutup untuk menghindari kemungkinan longsor susulan," ungkap Direktur Teknik PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Syaban Maulana, Kamis (05/10/2017).
PDAM kemudian memutuskan perbaikan pipa transmisi jalur sumber mata air Tangkil tersebut dibatalkan, dan menyiapkan rencana relokasi. Syaban memperkirakan relokasi membutuhkan waktu kurang lebih satu minggu karena ada beberapa langkah teknis dan administrasi yang harus dikerjakan.
"Selama proses persiapan relokasi, kemungkinan pasokan air kami hentikan. Karena khawatir akan berpengaruh pada kondisi sambungan pipa yang bocor. Sehingga pasokan air bersih ke wilayah zona 1 akan terhenti," katanya.
Namun demikian pihaknya enggan jadi kambing hitam bencana longsor yang menimbulkan korban jiwa itu. Menurut Syaban, longsor di Bojongkoneng lebih diakibatkan hujan deras dalam beberapa hari terakhir.
"Memang ada pipa bocor di daerah situ, tapi keluar airnya kecil. Jadi diperkirakan tidak terlalu berpengaruh pada penyebab longsor. Longsor itu lebih banyak karena faktor alam. Musim kemarau membuat tanah retak dan membentuk celah-celah. Saat musim hujan, air masuk melalui celah-celah tersebut, sehingga membuat tanah menjadi lembek sehingga rawan longsor," paparnya.
Untuk diketahui, Adul Edi tewas tertimbun tanah longsor saat tertidur di rumahnya di kampung tersebut. Tetangga korban, Diding (52) mengatakan, saksi mata yang juga tetangga terdekat korban, mengungkapkan, saat kejadian korban diduga sedang terlelap tidur.
"Jadi kejadiannya sekitar pukul 22.00 WIB. Saya dengar suara bergemuruh keras dan ketika dilihat ke luar ternyata longsor tebing menimpa rumah milik Adul. Rumahnya rata dengan tanah. Suara bergemuruh itu sepertinya ditambah dengan ambruknya atap rumah yang terbuat dari kayu, bambu, dan asbes," kata Diding pada wartawan Kamis 5 Oktober 2017 malam tadi.
Akibatnya, Adul Edi, pemilik rumah tewas seketika di lokasi kejadian setelah tertimbun ribuan kubik tanah. Jasad Adul baru dapat dievakuasi 10 jam kemudian atau sekitar pukul 07.41 WIB, pagi tadi.
Diding mengungkapkan, ambrolnya tebing tanah yang menimpa rumah korban itu diperkirakan setinggi 50 meter itu didiga kuat akibat pipa milik PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang sudah lama bocor.( Baca: Diduga Akibat Kebocoran Air, Longsor Tewaskan Satu Orang di Bogor )
(whb)