Selain Sosmed, Kurangnya Keterbukaan Jadi Penyebab Perceraian
A
A
A
JAKARTA - Salah satu dampak negatif media sosial itu menyebabkan hubungan rumah tangga seseorang menjadi retak. Maka tak heran bila banyak kasus perceraian dipicu oleh sosial media (sosmed).
hal ini juga disebabkan tak adanya keterbukaan di antara pasangan tersebut. Pengamat media sosial dari Indonesia Information and Communication Technology Institute Heru Sutadi mengatakan, sosmed itu sejatinya memiliki dua sisi, yakni positif dan negatif.
Bila sosmed dimanfaatkan dengan baik, hasilnya tentu akan positif, begitu sebaliknya."Sosmed bisa dipakai untuk berkomunikasi dan bersilaturahmi. Tapi dewasa ini kerap juga digunakan untuk menyebar hoax, itu kita harus hati-hati," ujar Heru saat dihubungi SINDOnews, Rabu (4/10/2017).
Dampak negatif sosmed, lanjut Heru, bisa juga menyebabkan hubungan rumah tangga seseorang retak sampai bercerai. Pasalnya, sosmed bisa digunakan untuk berkenalan dengan orang lain yang belum pernah ditemui orangnya.
"Potensinya banyak sosmed itu, bisa potensi silaturahmi, pertemanan termasuk perselingkuhan juga. Apalagi kurangnya keterbukaan di antara pasangan suami istri itu," tuturnya.
Apalagi, dalam sosmed ada pesan privat, yang mana isinya bisa menimbulkan kecurigaan. Misalnya, saat suami atau istrinya itu menerima pesan privat dari orang lain yang tak sejenis dan diketahui pasangannya itu, bisa menimbulkan kecemburuan.
"Maksudnya kirim pesan kan bisa untuk berteman atau macam-macam kan. Tapi kalau ketahuan istri atau suaminya, sedang foto pengirimnya lalu wah gitu yah, seksi atau cantik atau ganteng, bisa jadi pemicu keretakan rumah tangga itu," jelasnya.
Meski begitu, potensi perceraian dalam rumah tangga seseorang akibat sosmed itu tak begitu besar. Adapun potensi negatif lebih besar itu terjadinya perkelahian, baik itu sebatas di sosmednya saja maupun berujung ke kenyataan, seperti tawuran antarwarga misalnya.
hal ini juga disebabkan tak adanya keterbukaan di antara pasangan tersebut. Pengamat media sosial dari Indonesia Information and Communication Technology Institute Heru Sutadi mengatakan, sosmed itu sejatinya memiliki dua sisi, yakni positif dan negatif.
Bila sosmed dimanfaatkan dengan baik, hasilnya tentu akan positif, begitu sebaliknya."Sosmed bisa dipakai untuk berkomunikasi dan bersilaturahmi. Tapi dewasa ini kerap juga digunakan untuk menyebar hoax, itu kita harus hati-hati," ujar Heru saat dihubungi SINDOnews, Rabu (4/10/2017).
Dampak negatif sosmed, lanjut Heru, bisa juga menyebabkan hubungan rumah tangga seseorang retak sampai bercerai. Pasalnya, sosmed bisa digunakan untuk berkenalan dengan orang lain yang belum pernah ditemui orangnya.
"Potensinya banyak sosmed itu, bisa potensi silaturahmi, pertemanan termasuk perselingkuhan juga. Apalagi kurangnya keterbukaan di antara pasangan suami istri itu," tuturnya.
Apalagi, dalam sosmed ada pesan privat, yang mana isinya bisa menimbulkan kecurigaan. Misalnya, saat suami atau istrinya itu menerima pesan privat dari orang lain yang tak sejenis dan diketahui pasangannya itu, bisa menimbulkan kecemburuan.
"Maksudnya kirim pesan kan bisa untuk berteman atau macam-macam kan. Tapi kalau ketahuan istri atau suaminya, sedang foto pengirimnya lalu wah gitu yah, seksi atau cantik atau ganteng, bisa jadi pemicu keretakan rumah tangga itu," jelasnya.
Meski begitu, potensi perceraian dalam rumah tangga seseorang akibat sosmed itu tak begitu besar. Adapun potensi negatif lebih besar itu terjadinya perkelahian, baik itu sebatas di sosmednya saja maupun berujung ke kenyataan, seperti tawuran antarwarga misalnya.
(whb)