Perceraian karena Sosmed Merupakan Bentuk Lain Perselingkuhan Fisik
A
A
A
DEPOK - Maraknya perceraian akibat penggunaan sosial media (sosmed) di sejumlah kota Jabodetabek tentunya sangat mengkhawatirkan. Psikolog dari Universitas Pancasila (UP) Maharani Ardhi Putri menilai sosmed bukan faktor utama perceraian.
Putri menuturkan, pada dasarnya sosmed bukan faktor utama perceraian. Hanya saja ini media baru yang memicu terjadinya perceraian di era milenial."Cuma pergeseran saja dari bentuk perselingkuhan tatap muka kini melalui sosial media," kata Putri kepada SINDOnews pada Selasa, 3 Oktober 2017 kemarin.
Menurut Putri, hal ini terjadi lantaran pada pasangan tersebut sebelumnya sudah ada rasa saling tidak percaya. Sehingga ketika ada hal janggal maka pasangan akan membuka rekam jejak di sosmed.
"Kalau di sosmed kan ada jejaknya. Beda dengan yang bertemu langsung. Di sini sosmed hanya dijadikan media saja bagi mereka yang tidak bijak memahaminya," ujarnya.
Ketika mengobrol di sosial media, lanjut Putri, biasanya orang merasa lebih leluasa dibanding dengan bertemu secara fisik. Sehingga banyak orang merasa lebih berani melontarkan percakapan yang seharusnya tidak diucapkan jika tidak dengan pasangannya.
"Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kedewasaan. Mereka yang memanfaatkan sosmed untuk hal tidak benar adalah orang yang tidak bijak," tuturnya.
Dengan kata lain, sambung Putri, perselingkuhan yang terjadi di sosmed merupakan bentuk lain dari perselingkuhan fisik. "Tergantung pada tiap pasangan menyikapinya. Kalau tidak bijak dan tidak dewasa ya akan demikian," ucapnya.
Sebeluamnya diberitakan, Pengadilan Agama Kota Depok mencatat sebanyak 157 pasangan bercerai karena sejumlah akun sosial media.
Panitra Pengadilan Agama Kota Depok Entoh Abdul Fatah mengatakan, fenomena sosmed saat ini mulai mengarah kepada sisi yang membahayakan bagi keretakan rumah tangga.
Dari fakta persidangan diketahui bahwa hampir sebagian kasus perceraian di Kota Depok diakibatkan oleh media sosial. "Pada Agustus 2017 lalu mencapai angka 157 kasus perceraian akibat sosmed. Setiap bulan mengalami peningkatan orang yang bercerai akibat sosmed," kata Entoh pada wartawan Minggu, 1 Oktober 2017 lalu. ( Baca Juga: Baca: Gara-gara Sosmed, 1.862 Suami-Istri di Bekasi Bercerai(whb)
Putri menuturkan, pada dasarnya sosmed bukan faktor utama perceraian. Hanya saja ini media baru yang memicu terjadinya perceraian di era milenial."Cuma pergeseran saja dari bentuk perselingkuhan tatap muka kini melalui sosial media," kata Putri kepada SINDOnews pada Selasa, 3 Oktober 2017 kemarin.
Menurut Putri, hal ini terjadi lantaran pada pasangan tersebut sebelumnya sudah ada rasa saling tidak percaya. Sehingga ketika ada hal janggal maka pasangan akan membuka rekam jejak di sosmed.
"Kalau di sosmed kan ada jejaknya. Beda dengan yang bertemu langsung. Di sini sosmed hanya dijadikan media saja bagi mereka yang tidak bijak memahaminya," ujarnya.
Ketika mengobrol di sosial media, lanjut Putri, biasanya orang merasa lebih leluasa dibanding dengan bertemu secara fisik. Sehingga banyak orang merasa lebih berani melontarkan percakapan yang seharusnya tidak diucapkan jika tidak dengan pasangannya.
"Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kedewasaan. Mereka yang memanfaatkan sosmed untuk hal tidak benar adalah orang yang tidak bijak," tuturnya.
Dengan kata lain, sambung Putri, perselingkuhan yang terjadi di sosmed merupakan bentuk lain dari perselingkuhan fisik. "Tergantung pada tiap pasangan menyikapinya. Kalau tidak bijak dan tidak dewasa ya akan demikian," ucapnya.
Sebeluamnya diberitakan, Pengadilan Agama Kota Depok mencatat sebanyak 157 pasangan bercerai karena sejumlah akun sosial media.
Panitra Pengadilan Agama Kota Depok Entoh Abdul Fatah mengatakan, fenomena sosmed saat ini mulai mengarah kepada sisi yang membahayakan bagi keretakan rumah tangga.
Dari fakta persidangan diketahui bahwa hampir sebagian kasus perceraian di Kota Depok diakibatkan oleh media sosial. "Pada Agustus 2017 lalu mencapai angka 157 kasus perceraian akibat sosmed. Setiap bulan mengalami peningkatan orang yang bercerai akibat sosmed," kata Entoh pada wartawan Minggu, 1 Oktober 2017 lalu. ( Baca Juga: Baca: Gara-gara Sosmed, 1.862 Suami-Istri di Bekasi Bercerai(whb)