Beraksi di Kawasan Industri Bekasi, Kawanan Rampok Ditembak Mati
A
A
A
BEKASI - Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Metro Bekasi menembak mati dua spesialis perampok sadis yang biasa beraksi di Kawasan Industri di Bekasi, Minggu 1 Oktober 2017 malam. Pelaku DN (26), dan US (30), tewas ditembak di bagian dadanya karena melawan petugas saat dibekuk.
"Pelaku melakukan perlawanan saat kami sergap di tempat persembunyianya di wilayah Tanggerang. Kami melakukan tindakan tegas terukur dengan menembak bagian dadanya," ujar Kapolres Metro Bekasi, Kombes Asep Adi Saputra di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (2/10/2017).
Selain menembak mati dua tersangka, polisi juga melumpuhkan empat tersangka lainnya di bagian kaki. Petugas hanya melumpuhkan NH (31), AY (33), H (29), dan NM (35), karena perlawanannya terhadap petugas tidak terlalu membahayakan saat dilakukan penyergapan.
Berbeda dengan DN dan US yang sempat mendorong petugas sampai terjatuh dan berusaha mengambil pistol rakitannya. "Kalau tidak dilumpuhkan akan membahayakan keselamatan anggota. Untuk itu petugas menembaknya, karena mereka kawanan sadis dengan membawa senjata api," katanya.
Asep menjelaskan, para pelaku telah melakukan aksinya sebanyak 13 kali di daerah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Tangerang. Apabila ditotal, sudah ada 30 unit sepeda motor besar berkapasitas silinder di atas 150 cc yang digasak tersangka. "Ada dua pelaku lainya yang masih kita kejar," ungkapnya.
Menurutnya, modus operasi tersangka adalah berkeliling di kawasan industri untuk mencari sasarannya. Bila ada pabrik dengan pengawasan yang lemah, mereka akan beraksi sambil menodong pistol ke arah petugas keamanan dan menyasar sepeda motor karyawan yang masuk malam.
Saat beraksi, kata dia, mereka langsung menodong petugas keamanan, lalu melumpuhkanya dengan melakukan penyekapan. Setelah puas melumpuhkan korban, pelaku dengan leluasa menggasak sepeda motor terutama yang besar. "Targetnya sepeda motor besar," jelasnya.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, AKBP Rizal Marito mengatakan, mereka ditangkap berdasarkan penyelidikan polisi yang berhasil mengidentifikasi ciri-cirinya melalui kamera pengawas (CCTV) di pabrik. Polisi yang mengendus tempat persembunyiannya, langsung menggerebek mereka di tempat berbeda.
"Ada yang ditangkap di Kabupaten Bekasi ada juga yang di Tangerang. Save house (rumah aman) mereka ada di Tangerang, tapi mereka merencanakan itu di Bekasi," tambahnya. Saat ini, petugas masih melakukan pengejaran terhadap dua pelaku lainya dan penadah barang curian tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono menambahkan, dalam mengungkap kasus perampokan ini, petugas menerapkan konsep keroyok pencurian dan kekerasaan (curas) dalam mengungkap kasus perampokan. "Konsep itu melibatkan seluruh anggota," tambahnya.
Menurut Argo, kasus pencurian dengan kekerasan apalagi yang dibekali senjata api sangat meresahkan masyarakat. Warga yang ditodong tidak berani melakukan perlawanan karena ditodong senjata api. Sebab, pelaku yang dibekali senjata biasanya memiliki waktu yang cukup untuk beraksi.
Dalam kesempatan itu, Argo mengapresiasi upaya Polres Metro Bekasi yang berhasil mengungkap kasus perampokan yang biasa terjadi di kawasan industri. Keberadaan mereka dianggap bisa mengganggi kestabilan ekonomi dalam hal ini para investor yang akan menanamkan modalnya di kawasan industri.
"Pelaku merupakan jaringan Lampung yang sasarannya adalah kawasan industri di Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi dan Tangerang," katanya. Untuk itu, kata dia, petugas tidak akan segan melakukan tindakan tegas kepada siapa saja pelaku kejahatan yang beraksi dengan kekerasan.
"Pelaku melakukan perlawanan saat kami sergap di tempat persembunyianya di wilayah Tanggerang. Kami melakukan tindakan tegas terukur dengan menembak bagian dadanya," ujar Kapolres Metro Bekasi, Kombes Asep Adi Saputra di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (2/10/2017).
Selain menembak mati dua tersangka, polisi juga melumpuhkan empat tersangka lainnya di bagian kaki. Petugas hanya melumpuhkan NH (31), AY (33), H (29), dan NM (35), karena perlawanannya terhadap petugas tidak terlalu membahayakan saat dilakukan penyergapan.
Berbeda dengan DN dan US yang sempat mendorong petugas sampai terjatuh dan berusaha mengambil pistol rakitannya. "Kalau tidak dilumpuhkan akan membahayakan keselamatan anggota. Untuk itu petugas menembaknya, karena mereka kawanan sadis dengan membawa senjata api," katanya.
Asep menjelaskan, para pelaku telah melakukan aksinya sebanyak 13 kali di daerah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Tangerang. Apabila ditotal, sudah ada 30 unit sepeda motor besar berkapasitas silinder di atas 150 cc yang digasak tersangka. "Ada dua pelaku lainya yang masih kita kejar," ungkapnya.
Menurutnya, modus operasi tersangka adalah berkeliling di kawasan industri untuk mencari sasarannya. Bila ada pabrik dengan pengawasan yang lemah, mereka akan beraksi sambil menodong pistol ke arah petugas keamanan dan menyasar sepeda motor karyawan yang masuk malam.
Saat beraksi, kata dia, mereka langsung menodong petugas keamanan, lalu melumpuhkanya dengan melakukan penyekapan. Setelah puas melumpuhkan korban, pelaku dengan leluasa menggasak sepeda motor terutama yang besar. "Targetnya sepeda motor besar," jelasnya.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, AKBP Rizal Marito mengatakan, mereka ditangkap berdasarkan penyelidikan polisi yang berhasil mengidentifikasi ciri-cirinya melalui kamera pengawas (CCTV) di pabrik. Polisi yang mengendus tempat persembunyiannya, langsung menggerebek mereka di tempat berbeda.
"Ada yang ditangkap di Kabupaten Bekasi ada juga yang di Tangerang. Save house (rumah aman) mereka ada di Tangerang, tapi mereka merencanakan itu di Bekasi," tambahnya. Saat ini, petugas masih melakukan pengejaran terhadap dua pelaku lainya dan penadah barang curian tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono menambahkan, dalam mengungkap kasus perampokan ini, petugas menerapkan konsep keroyok pencurian dan kekerasaan (curas) dalam mengungkap kasus perampokan. "Konsep itu melibatkan seluruh anggota," tambahnya.
Menurut Argo, kasus pencurian dengan kekerasan apalagi yang dibekali senjata api sangat meresahkan masyarakat. Warga yang ditodong tidak berani melakukan perlawanan karena ditodong senjata api. Sebab, pelaku yang dibekali senjata biasanya memiliki waktu yang cukup untuk beraksi.
Dalam kesempatan itu, Argo mengapresiasi upaya Polres Metro Bekasi yang berhasil mengungkap kasus perampokan yang biasa terjadi di kawasan industri. Keberadaan mereka dianggap bisa mengganggi kestabilan ekonomi dalam hal ini para investor yang akan menanamkan modalnya di kawasan industri.
"Pelaku merupakan jaringan Lampung yang sasarannya adalah kawasan industri di Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi dan Tangerang," katanya. Untuk itu, kata dia, petugas tidak akan segan melakukan tindakan tegas kepada siapa saja pelaku kejahatan yang beraksi dengan kekerasan.
(mhd)