Sosmed Diduga Jadi Penyebab Ratusan Suami-Istri di Depok Cerai

Minggu, 01 Oktober 2017 - 19:50 WIB
Sosmed Diduga Jadi Penyebab...
Sosmed Diduga Jadi Penyebab Ratusan Suami-Istri di Depok Cerai
A A A
DEPOK - Ratusan pasangan suami istri di Depok bercerai karena pengaruh sosial media (sosmed). Tercatat sebanyak 157 pasangan bercerai karena sejumlah akun sosial medaia.

Panitra Pengadilan Agama Kota Depok Entoh Abdul Fatah mengatakan, fenomena sosmed saat ini mulai mengarah kepada sisi yang membahayakan bagi keretakan rumah tangga. Dari fakta persidangan diketahui bahwa hampir sebagian kasus perceraian di Kota Depok diakibatkan oleh media sosial.

"Fakta persidangan yang kami pantau, itu akibat sosmed, " kata Entoh pada wartawan Minggu (1/10/2017). Menurut dia, fenomena perceraian akibat sosmed sudah mulai meningkat dalam setiap bulan.

"Pada Agustus 2017 lalu mencapai angka 157 kasus perceraian akibat sosmed. Setiap bulan mengalami peningkatan orang yang bercerai akibat sosmed. Kalau tahun sebelumnya itu kebanyakan karena ekonomi. Tapi sekarang karena faktor sosmed," ujar Entoh.

Diakui Entoh dalam data perceraian Pengadilan Agama Depok, tidak disebutkan secara terang bahwa kasus perceraian akibat sosmed. Tapi yang diperlihat hanya ketidakharmonisan serta pertengkaran sebagai penyebab utama.

"Memang tidak disebutkan secara detail. Tapi keharmonisan dan pertengkaran tersebut timbul akibat adanya kecemburuan baik istri dan suami. Contoh saja, ketika ada SMS atau status Facebook yang romantis dengan pihak lain, itu menjadikan suami atau istri cemburu dan berujung pertengkaran akhirnya cerai, " ungkapnya.

Entoh pun meminta kepada semua pihak untuk pandai mengatur pengelolaan sosmed. Sebab jika hal ini tidak dikontrol dengan baik, bisa fatal. Terutama bagi suami dan istri, jaga baik-baik etika komunikasi lewat sosmed.

Jangan terlalu kebablasan dengan wanita atau laki-laki lain. "Akhirnya membuat cemburu dua belah pihak," katanya. Entoh menjelaskan, sebenarnya sosial media merupakan sarana komunikasi yang sangat efektif bila dimanfaatkan dengan baik.

Akan tetapi media sosial akan berubah fungsi kearah yang tidak baik jika yang menggunakan tidak memiliki standar pengetahuan dan iman yang kuat. "Bagi saya sosmed itu perlu dan penting. Kalau pun terjadi kasus perselingkuhan yang menyebabkan cerai itu karena faktor pribadi. Makanya memanfaatkan medsos harus dibarengi dengan pemahaman yang baik terutama dalam hal agama. Jadi kalau ada yang gangguan atau apa, yah jangan di respon kalau sudah punya istri ada suami," ucapnya.

Sementara itu untuk mencegah angka perceraian, sebanyak 40 pasang calon pengantin mengikuti Bimbingan Perkawinan Bagi Calon Pengantin Angkatan 2, yang diadakan Kementerian Agama Kota Depok. Bimbingan perdana ini wajib diikuti calon pengantin, sesuai imbauan langsung dari Kementrian Agama. Menjadi wajib karena angka perceraian cukup tinggi begitu pula di Kota Depok.

Salah satu pasangan yang mengikuti bimbingan, Nur Komalasari mengatakan dalam bimbingan diberi arahan tentang tujuan pernikahan. Pengenalan lebih mendalam tentang pasangan, juga penyuluhan kesehatan reproduksi. "Dalam bimbingan juga pembicara merupakan orang yang kredibel di bidangnya," katanya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1270 seconds (0.1#10.140)