Pasutri yang Ditemukan Tewas di Purbalingga Dikenal Baik
A
A
A
JAKARTA - Rumah di Jalan Pengairan, RT 011/06, Bendungan Hilir (Benhil), Tanah Abang, Jakarta Pusat, tampak sepi tak seperti biasa yang ramai dengan aktivitas para penghuninya. Bahkan, rumah putih mewah berpagar hitam itu tampak dikelilingi garis polisi.
Rumah tersebut merupakan milik pasangan suami istri Husni Zarkasih (58), dan isterinya Zakiyah Masrur (53). Pengusaha garmen itu sudah tewas dibunuh mantan karyawannya yang jasadnya ditemukan di sungai Purbalingga, Jawa Tengah, pada Senin 11 September 2017.
Ketua RT11/6, tempat tinggal korban, Satiawan mengatakan, kalau warganya itu dikenal pasangan yang baik dan ramah. Bahkan, kata dia, Husni dipercaya untuk menjadi ketua pengurus Musala Al Maruf di lingkungannya tinggal.
"Dia (almarhum) saya tunjuk sebagai ketua musala," kata Satiawan saat ditemui SINDOnews di lokasi, Selasa (12/9/2017).
Bahkan, kata Satiawan, korban kerap melakukan salat berjamaah. "Iya biasanya dia suka jadi imam (salat)," katanya.
Menurut warga lainnya, Supandi (42), selain kerap memimpin imam salat, Husni juga merupakan sosok yang mudah bergaul. "Komunikasi sama warga sih baik, cuman agak tertutup," katanya.
Supandi menambahkan, sejak peristiwa berdarah itu terjadi, rumah yang tadinya ramai menjadi sepi. Selain karena polisi yang masih melakukan penyelidikan sehingga 3 mahasiswi yang menghuni indekos di rumah korban pindah.
"Ada 3 anak kosnya, mereka semua pindah, semenjak kejadian mereka keluar," katanya.
Sedang anak-anak korban berada terpisah lantaran sebagain yang telah menikah, namun begitu setiap minggu kerap mampir untuk menemui orang tuanya. "Kalau sekarang semua keluarga sedang menghadiri pemakaman di kampung halamannya (korban) di Pekalongan," katanya seraya menambahkan sudah 6 tahun pasangan suami isteri itu menempati rumah tersebut.
Rumah tersebut merupakan milik pasangan suami istri Husni Zarkasih (58), dan isterinya Zakiyah Masrur (53). Pengusaha garmen itu sudah tewas dibunuh mantan karyawannya yang jasadnya ditemukan di sungai Purbalingga, Jawa Tengah, pada Senin 11 September 2017.
Ketua RT11/6, tempat tinggal korban, Satiawan mengatakan, kalau warganya itu dikenal pasangan yang baik dan ramah. Bahkan, kata dia, Husni dipercaya untuk menjadi ketua pengurus Musala Al Maruf di lingkungannya tinggal.
"Dia (almarhum) saya tunjuk sebagai ketua musala," kata Satiawan saat ditemui SINDOnews di lokasi, Selasa (12/9/2017).
Bahkan, kata Satiawan, korban kerap melakukan salat berjamaah. "Iya biasanya dia suka jadi imam (salat)," katanya.
Menurut warga lainnya, Supandi (42), selain kerap memimpin imam salat, Husni juga merupakan sosok yang mudah bergaul. "Komunikasi sama warga sih baik, cuman agak tertutup," katanya.
Supandi menambahkan, sejak peristiwa berdarah itu terjadi, rumah yang tadinya ramai menjadi sepi. Selain karena polisi yang masih melakukan penyelidikan sehingga 3 mahasiswi yang menghuni indekos di rumah korban pindah.
"Ada 3 anak kosnya, mereka semua pindah, semenjak kejadian mereka keluar," katanya.
Sedang anak-anak korban berada terpisah lantaran sebagain yang telah menikah, namun begitu setiap minggu kerap mampir untuk menemui orang tuanya. "Kalau sekarang semua keluarga sedang menghadiri pemakaman di kampung halamannya (korban) di Pekalongan," katanya seraya menambahkan sudah 6 tahun pasangan suami isteri itu menempati rumah tersebut.
(mhd)