RS Mitra Keluarga Kalideres Sepi, Petugas Keamanan Usir Wartawan

Senin, 11 September 2017 - 14:24 WIB
RS Mitra Keluarga Kalideres...
RS Mitra Keluarga Kalideres Sepi, Petugas Keamanan Usir Wartawan
A A A
JAKARTA - Sejak kasus bayi Debora mencuat tiga hari terakhir, pihak RS Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat, terkesan semakin tertutup. Saat ini sejumlah petugas keamanan melarang pengunjung membawa tas untuk memasuki areal rumah sakit. Intrograsi dan pemeriksaan tas dilakukan mulai dari depan hingga dalam rumah sakit, termasuk ruang IGD.

Hal ini dilakukan pihak keamanan rumah sakit sebagai bentuk antisipasi adanya wartawan yang melakukan peliputan. Jadi begitu ada benda mencurigakan, seperti id card media, camcorder perekam, hingga kamera, maka petugas keamanan langsung melakukan pengusiran.

Petugas keamanan melakukan pengusiran terhadap wartawan karena dianggap mengganggu kegiatan rumah sakit. Sebelum mengusir, petugas keamanan lebih dahulu meminta untuk melihatkan isi tas wartawan.

"Ini perintah dari pimpinan. Wartawan dilarang masuk, semua yang pakai tas diperiksa," ujar petugas dengan nametag Asep SR Mulyana, kepada wartawan yang mendatangi RS Mitra Keluarga Kalideres, Senin siang (11/9/2017).

Asep menegaskan bahwa staf Hubungan Masyarakat (Humas) Mitra Keluarga Kalideres sedang tidak berada di tempat. Ia pun tidak bisa mengarahkan pihak awak media untuk bertemu dengan pimpinan rumah sakit.

Saat ditelisik lebih jauh ke dalam RS, dari informasi memang tidak ada satupun pimpinan yang berada di sana, mulai dari direktur hingga manajer pelayanan. Pantauan, kondisi rumah sakit tampak sepi. Apabila biasanya perawat sibuk lalu lalang mengurusi pasien, namun paska ramainya pemberitaan bayi Debora, aktivitas rumah sakit berkurang. "Yah, kita bisa santai-santai," tutur salah satu perawat.

Diketahui, bayi dari pasangan Henny Silalahi dan Rudianto Simanjorang itu meninggal di RS Mitra Keluarga Kalideres lantaran tidak mendapatkan perawatan yang semestinya. Debora meninggal setelah pihak rumah sakit menolak merawatnya di ruang PICU, karena orang tua bayi itu tidak sanggup membayar uang muka sebesar Rp19,8juta.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1059 seconds (0.1#10.140)