Ada Proyek Turap, Lomba Panjat Pinang di Kalimalang Ditiadakan
A
A
A
JAKARTA - Warga sepanjang Jalan Inspeksi Kalimalang, Duren Sawit Jakarta Timur hanya bisa pasrah lantaran tidak dapat mengelar lomba panjat pinang yang biasa digelar di aliran Kalimalang. Pasalnya, lomba yang berjalan selama puluhan tahun itu tidak dapat digelar karena adanya proyek pemasangan sheet pile (turap).
"Umur saya sudah 45 tahun. Lomba panjat pinang (di Kalimang) ada sejak saya masih SMP. Bearti sudah lebih dari 30 tahun," kata Yati warga RT 05/12 di Jalan Inspeksi Saluran Kalimalang, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (16/8/2017).
Yati melanjutkan, sebelum ada proyek, warga bisa dengan aman menggelar aneka lomba. Saat ini, kata Yati banyak bongkahan beton yang jatuh ke dalam Kalimalang.
"Baru tahun ini enggak ada. Jadi di bawah air itu banyak reruntuhan beton sama potongan besi, takutnya kalau nyebur ke kali malah enggak aman," lanjut Yati.
Turap yang ukurannya kurang lebih 10 meter dikurangi panjangnya dengan cara menyesuaikan ketinggian pembatas sesuai dengan yang dikehendaki. Proses pengurangan ketinggian dilakukan setelah turap terpasang di pinggir Kalimalang.
Panjang beton dikurangi dengan cara memukul-mukul turap yang telah dipasang di pinggir kali menggunakan palu godam, sehingga reruntuhan beton beserta potongan besi jatuh ke dalam air. Hal itulah yang menyebabkan warga memutuskan untuk tidak meniadakan perlombaan di pinggir Kalimalang.
"Proyek ini kan serentak di sepanjang Kalimalang. Jadi meskipun reruntuhannya terbawa arus, tetap bisa saja kami kelimpahan reruntuhan juga dari proyek yang terletak jauh dari lokasi ini," katanya.
"Umur saya sudah 45 tahun. Lomba panjat pinang (di Kalimang) ada sejak saya masih SMP. Bearti sudah lebih dari 30 tahun," kata Yati warga RT 05/12 di Jalan Inspeksi Saluran Kalimalang, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (16/8/2017).
Yati melanjutkan, sebelum ada proyek, warga bisa dengan aman menggelar aneka lomba. Saat ini, kata Yati banyak bongkahan beton yang jatuh ke dalam Kalimalang.
"Baru tahun ini enggak ada. Jadi di bawah air itu banyak reruntuhan beton sama potongan besi, takutnya kalau nyebur ke kali malah enggak aman," lanjut Yati.
Turap yang ukurannya kurang lebih 10 meter dikurangi panjangnya dengan cara menyesuaikan ketinggian pembatas sesuai dengan yang dikehendaki. Proses pengurangan ketinggian dilakukan setelah turap terpasang di pinggir Kalimalang.
Panjang beton dikurangi dengan cara memukul-mukul turap yang telah dipasang di pinggir kali menggunakan palu godam, sehingga reruntuhan beton beserta potongan besi jatuh ke dalam air. Hal itulah yang menyebabkan warga memutuskan untuk tidak meniadakan perlombaan di pinggir Kalimalang.
"Proyek ini kan serentak di sepanjang Kalimalang. Jadi meskipun reruntuhannya terbawa arus, tetap bisa saja kami kelimpahan reruntuhan juga dari proyek yang terletak jauh dari lokasi ini," katanya.
(ysw)