Trotoar di Jakarta Barat Dipenuhi PKL dan Parkir Liar
A
A
A
JAKARTA - Keberadaan PKL dan Trotoar di Jakarta Barat masih belum steril. Selain dipenuhi parkir kendaraan dan ojek yang mangkal, trotoar juga dipenuhi oleh sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL).
Kondisi ini membuat masyarakat menjadi tak nyaman. Trotoar yang semestinya steril menjadi dipenuhi beberapa kendaraan dan lapak PKL. Pejalan kaki kemudian menjadi terancam, lantaran harus berjalan di bahu jalan.
Pantauan Koran SINDO, keberadaan trotoar yang tak steril itu seperti di kawasan ekonomi, Glodok, Puri Kembangan, dan Asemka. selain itu, okupansi trotoar juga terjadi di beberapa titik kawasan wisata seperti Kota Tua dan Petamburan menuju Tanah Abang.
Di beberapa titik itu, kawasan trotoar dipenuhi lapak PKL. Pejalan kaki kemudian tak bisa berjalan, lantaran sempitnya trotoar karena parkir liar dan PKL.
Pejalanan kaki di kawasan itu kemudian terpaksa harus berjalan di bahu jalan. Beberapa di antaranya terpaksa harus berebutan dengan kendaraan yang melintas.
"Kami juga ketakutan kalau jalan di tengah jalan raya. tapi mau gimana, trotoarnya saja penuh," tutur Arif (26), salah seorang pejalan kaki di kawasan Asemka, Roa Malaka, Tambora, Selasa (1/8/2017).
Di kawasan Asemka sendiri terlihat, hampir semua trotoar tak disisahkan untuk berjalan kaki. Para pedagang eceran seperti aksesoris dan mainan anak menguasai kawasan itu, beberapa di antara lapak bahkan harus menggunakan kendaraan roda dua untuk memperlebar lapak jualan.
Belum lagi di kawasan itu, trotoar di penuhi parkir. Sekalipun satu ruas jalan sekitar 1,5 meter telah dipenuhi kendaraan. Namun karena jumlah pengunjung yang menumpuk membuat kendaraan kemudian tergeser hingga ke atas trotoar.
"Kalau enggak penuh penuh banget, enggak bakal sampai di trotoar kok," ucap Rido (26), salah seorang juru parkir (jukir).
Abdul (29), seorang pedagang mainan di Asemka mengaku sudah mengetahui tentang larangan berdagang di trotoar. Namun karena kebutuhan urusan perut dan dapur, ia pun terpaksa harus berdagang. "Tapi kalau suruh geser, siap kok," ujarnya.
Asalkan, kata Abdul, relokasi itu nantinya ditempatkan di tempat yang layak. Selain harus strategis, kata dia, lapak nantinya juga tidak jauh dari Asemka, mengingat saat ini pelanggannya cukup banyak.
Lain halnya dengan Jana (36), pedagang mainan ini mengaku tak ingin digeser, apalagi harus menyingkir dari kawasan Asemka. Terlebih keberadaanya di kawasan itu telah bertahun-tahun.
Mengantisipasi penertiban yang kerap dilakukan. Ia mengaku harus kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP. Terhadap tempat itu, dia mengaku para pedagang telah memiliki group media sosial.
"Jadi bila terjadi penertiban, maka akan ramai di group. Kami pun akan berhenti jualan," tuturnya.
Terpisah, Kepala Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi (Kasudinhubtrans) Jakarta Barat, Anggiat Banjanahor mengakui, keberadaan trotoar tak layak jalan banyak ditemui di wilayah hukumnya. Karena itu, kata dia, pihaknya akan melakukan penertiban secara menyeluruh.
Dalam sebulan terakhir, ia pun akan berkeliling di sejumlah kelurahan melakukan penertiban trotoar. Dihari ini, dirinya telah menertibkan trotoar bersama dengan Satpol PP di kawasan meruya selatan, Hayam Wuruk, Tanjung Duren, kolong Grogol, dan Stasiun Pesing.
Dari titik lokasi itu, setidaknya ada 16 kendaraan derek, tilang 6 kendaraan, dan pengempisan 42 kendaraan, terdiri 17 roda dua dan 25 kendaraan roda empat. "Nanti kami muter, termasuk asemka kok," tuturnya.
Terhadap parkir di Asemka, Anggiat mengaku dirinya akan berkoordinasi dengan UP parkir untuk mengetahui sebagaimana kewenangan di kawasan itu.
Kasatpol PP Jakarta Barat, Tamo Sijabat mengakui penertiban nantinya akan dilakukan sebulan terakhir dengan berkoordinasi dengan Sudinhub Jakarta Barat mulai dari pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. "Kalau tugas kami terhadap PKL. Nah kalau Dishub nantinya parkir dan kendaraan di sana," tutupnya.
Sebelumnya, sterilisasi terhadap trotoar dilontarkan oleh Gubernur DKI, Djarot Saiful Hidayat. Dia mengaku akan menertibkan kawasan trotoar di Jakarta dalam kurun waktu sebulan terakhir. Nantinya mengantisipasi dan mencegah trotoar dijadikan lahan parkir dan lapak PKL. Sejumlah pot besar bakal ditebar di trotoar Jakarta.
Kondisi ini membuat masyarakat menjadi tak nyaman. Trotoar yang semestinya steril menjadi dipenuhi beberapa kendaraan dan lapak PKL. Pejalan kaki kemudian menjadi terancam, lantaran harus berjalan di bahu jalan.
Pantauan Koran SINDO, keberadaan trotoar yang tak steril itu seperti di kawasan ekonomi, Glodok, Puri Kembangan, dan Asemka. selain itu, okupansi trotoar juga terjadi di beberapa titik kawasan wisata seperti Kota Tua dan Petamburan menuju Tanah Abang.
Di beberapa titik itu, kawasan trotoar dipenuhi lapak PKL. Pejalan kaki kemudian tak bisa berjalan, lantaran sempitnya trotoar karena parkir liar dan PKL.
Pejalanan kaki di kawasan itu kemudian terpaksa harus berjalan di bahu jalan. Beberapa di antaranya terpaksa harus berebutan dengan kendaraan yang melintas.
"Kami juga ketakutan kalau jalan di tengah jalan raya. tapi mau gimana, trotoarnya saja penuh," tutur Arif (26), salah seorang pejalan kaki di kawasan Asemka, Roa Malaka, Tambora, Selasa (1/8/2017).
Di kawasan Asemka sendiri terlihat, hampir semua trotoar tak disisahkan untuk berjalan kaki. Para pedagang eceran seperti aksesoris dan mainan anak menguasai kawasan itu, beberapa di antara lapak bahkan harus menggunakan kendaraan roda dua untuk memperlebar lapak jualan.
Belum lagi di kawasan itu, trotoar di penuhi parkir. Sekalipun satu ruas jalan sekitar 1,5 meter telah dipenuhi kendaraan. Namun karena jumlah pengunjung yang menumpuk membuat kendaraan kemudian tergeser hingga ke atas trotoar.
"Kalau enggak penuh penuh banget, enggak bakal sampai di trotoar kok," ucap Rido (26), salah seorang juru parkir (jukir).
Abdul (29), seorang pedagang mainan di Asemka mengaku sudah mengetahui tentang larangan berdagang di trotoar. Namun karena kebutuhan urusan perut dan dapur, ia pun terpaksa harus berdagang. "Tapi kalau suruh geser, siap kok," ujarnya.
Asalkan, kata Abdul, relokasi itu nantinya ditempatkan di tempat yang layak. Selain harus strategis, kata dia, lapak nantinya juga tidak jauh dari Asemka, mengingat saat ini pelanggannya cukup banyak.
Lain halnya dengan Jana (36), pedagang mainan ini mengaku tak ingin digeser, apalagi harus menyingkir dari kawasan Asemka. Terlebih keberadaanya di kawasan itu telah bertahun-tahun.
Mengantisipasi penertiban yang kerap dilakukan. Ia mengaku harus kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP. Terhadap tempat itu, dia mengaku para pedagang telah memiliki group media sosial.
"Jadi bila terjadi penertiban, maka akan ramai di group. Kami pun akan berhenti jualan," tuturnya.
Terpisah, Kepala Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi (Kasudinhubtrans) Jakarta Barat, Anggiat Banjanahor mengakui, keberadaan trotoar tak layak jalan banyak ditemui di wilayah hukumnya. Karena itu, kata dia, pihaknya akan melakukan penertiban secara menyeluruh.
Dalam sebulan terakhir, ia pun akan berkeliling di sejumlah kelurahan melakukan penertiban trotoar. Dihari ini, dirinya telah menertibkan trotoar bersama dengan Satpol PP di kawasan meruya selatan, Hayam Wuruk, Tanjung Duren, kolong Grogol, dan Stasiun Pesing.
Dari titik lokasi itu, setidaknya ada 16 kendaraan derek, tilang 6 kendaraan, dan pengempisan 42 kendaraan, terdiri 17 roda dua dan 25 kendaraan roda empat. "Nanti kami muter, termasuk asemka kok," tuturnya.
Terhadap parkir di Asemka, Anggiat mengaku dirinya akan berkoordinasi dengan UP parkir untuk mengetahui sebagaimana kewenangan di kawasan itu.
Kasatpol PP Jakarta Barat, Tamo Sijabat mengakui penertiban nantinya akan dilakukan sebulan terakhir dengan berkoordinasi dengan Sudinhub Jakarta Barat mulai dari pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. "Kalau tugas kami terhadap PKL. Nah kalau Dishub nantinya parkir dan kendaraan di sana," tutupnya.
Sebelumnya, sterilisasi terhadap trotoar dilontarkan oleh Gubernur DKI, Djarot Saiful Hidayat. Dia mengaku akan menertibkan kawasan trotoar di Jakarta dalam kurun waktu sebulan terakhir. Nantinya mengantisipasi dan mencegah trotoar dijadikan lahan parkir dan lapak PKL. Sejumlah pot besar bakal ditebar di trotoar Jakarta.
(mhd)