Demo Naik Mobil Mewah, Kesejahteraan Pekerja JICT di Atas UMP
A
A
A
JAKARTA - Tingkat kesejahteraan pekerja Jakarta International Container Terminal (JICT) sudah jauh di atas Upah Minimum Provinsi (UMP). Di samping mendapat status tertinggi di Indonesia, gaji mereka juga menjadi yang tertinggi di Asia.
Hal itu disampaikan Koordinator Gerakan Antimanipulasi (Geram) BUMN, Andianto. Kata dia, selain data gaji yang sudah beredar luas, dapat dilihat juga pada demonstrasi pekerja yang tergabung dalam Serikat Pekerja JICT (SP JICT) ke Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 27 Juli 2017. Terlihat mobil mewah digunakan dan ditumpangi oleh beberapa anggotanya yang ikut berdemo. Terlihat pula ada beberapa pekerja yang menggunakan ponsel dan tas seharga belasan juta rupiah .
"Kami tidak kaget pekerja JICT mampu membeli itu semua. Yang membuat kami kaget dan tak habis pikir dengan upah sebesar itu (cash dan non cash) mereka masih saja kurang dan bahkan akan mogok kerja 3-10 Agustus karena kemauannya tak dituruti oleh perusahaan," katanya di Jakarta, Minggu 30 Juli 2017.
Menurutnya, para pekerja JICT sudah mendapat bonus sesuai Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Namun, masih saja menuntut tambahan bonus yang tidak pernah dijanjikan pihak perusahaan.
"Mereka selanjutnya menuntut kenaikan 100% lebih kesejahteraan pada Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan menuntut dana Program Tabungan Investasi (PTI) dicairkan padahal tak memenuhi syarat yang disepakati bersama," lanjutnya.
Dia menyarankan, agar aksi 3-10 Agustus itu diurungkan. Karena, hal itu akan berdampak kepada perekonomian bangsa.
"Lebih baik mereka mengurungkan niatnya dan memberi kontribusi positif demi menjaga ekonomi nasional berjalan dengan optimal," ujarnya.
Hal itu disampaikan Koordinator Gerakan Antimanipulasi (Geram) BUMN, Andianto. Kata dia, selain data gaji yang sudah beredar luas, dapat dilihat juga pada demonstrasi pekerja yang tergabung dalam Serikat Pekerja JICT (SP JICT) ke Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 27 Juli 2017. Terlihat mobil mewah digunakan dan ditumpangi oleh beberapa anggotanya yang ikut berdemo. Terlihat pula ada beberapa pekerja yang menggunakan ponsel dan tas seharga belasan juta rupiah .
"Kami tidak kaget pekerja JICT mampu membeli itu semua. Yang membuat kami kaget dan tak habis pikir dengan upah sebesar itu (cash dan non cash) mereka masih saja kurang dan bahkan akan mogok kerja 3-10 Agustus karena kemauannya tak dituruti oleh perusahaan," katanya di Jakarta, Minggu 30 Juli 2017.
Menurutnya, para pekerja JICT sudah mendapat bonus sesuai Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Namun, masih saja menuntut tambahan bonus yang tidak pernah dijanjikan pihak perusahaan.
"Mereka selanjutnya menuntut kenaikan 100% lebih kesejahteraan pada Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan menuntut dana Program Tabungan Investasi (PTI) dicairkan padahal tak memenuhi syarat yang disepakati bersama," lanjutnya.
Dia menyarankan, agar aksi 3-10 Agustus itu diurungkan. Karena, hal itu akan berdampak kepada perekonomian bangsa.
"Lebih baik mereka mengurungkan niatnya dan memberi kontribusi positif demi menjaga ekonomi nasional berjalan dengan optimal," ujarnya.
(mhd)