Wali Murid Ancam Aksi Telanjang, Ini Kata Disdik Tangsel
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Seorang ibu rumah tangga bernama Ida mengancam melakukan aksi telanjang di depan SMPN 12 Pondok Aren di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) jika anaknya tidak lolos penerimaan peserta didik baru (PPDB) di sekolah tersebut. Lalu apa tanggapan Dinas Pendidikan (Disdik) Tangsel?
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disdik Tangsel, Taryono, menegaskan, persoalan PPDB online yang sempat mengalami gangguan jaringan server beberapa hari lalu telah dicarikan solusinya. Untuk sementara pendaftaran PPDB dilakukan dengan manual sembari memperbaiki jaringan server.
"Semuanya sudah kami antisipasi, hanya jaringan server yang sempat bermasalah. Makanya kami lakukan proses (PPDB) secara manual untuk sementara agar mempermudah proses pelayanan," kata Taryono, Kamis (13/7/2017).
Begitu juga dengan sistem zonasi, Taryono menyebutkan memang ada kendala administrasi yang belum disesuaikan, dimana data siswa dengan nomor induk kependudukan (NIK) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) belum sama.
"Nomor NIK calon siswa tidak sesuai dengan data terbaru di Disdukcapil, jadi harus disesuaikan dulu. Kalau ada yang bilang ini skenario untuk permainan jual beli bangku sekolah, pungli atau apapun, ya silahan dibuktikan dan dilaporkan saja, karena itu ranahnya pidana. Yang jelas PPDB online mengacu pada Permendikbud Nomor 17/2017," tegasnya.
Diketahui, perempuan yang bisa dipanggil mpok Ida itu mengancam akan melakukan aksi telanjang jika anaknya tidak diterima di SMPN 12 Pondok Aren, yakni sekolah yang dekat dengan lingkungan tempat tingalnya. Ia menuding penyebab anaknya bisa tidak diterima di sekolah itu karena sistem PPDB online yang bermasalah.
Ancaman itu disampaikan mpok Ida lewat rekaman video yang viral di media sosial sejak Rabu (12/7/2017). (Baca:Cantik dan Berhijab, Mpok Ida Diminta Urungkan Niat Bertelanjang Dada)
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disdik Tangsel, Taryono, menegaskan, persoalan PPDB online yang sempat mengalami gangguan jaringan server beberapa hari lalu telah dicarikan solusinya. Untuk sementara pendaftaran PPDB dilakukan dengan manual sembari memperbaiki jaringan server.
"Semuanya sudah kami antisipasi, hanya jaringan server yang sempat bermasalah. Makanya kami lakukan proses (PPDB) secara manual untuk sementara agar mempermudah proses pelayanan," kata Taryono, Kamis (13/7/2017).
Begitu juga dengan sistem zonasi, Taryono menyebutkan memang ada kendala administrasi yang belum disesuaikan, dimana data siswa dengan nomor induk kependudukan (NIK) di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) belum sama.
"Nomor NIK calon siswa tidak sesuai dengan data terbaru di Disdukcapil, jadi harus disesuaikan dulu. Kalau ada yang bilang ini skenario untuk permainan jual beli bangku sekolah, pungli atau apapun, ya silahan dibuktikan dan dilaporkan saja, karena itu ranahnya pidana. Yang jelas PPDB online mengacu pada Permendikbud Nomor 17/2017," tegasnya.
Diketahui, perempuan yang bisa dipanggil mpok Ida itu mengancam akan melakukan aksi telanjang jika anaknya tidak diterima di SMPN 12 Pondok Aren, yakni sekolah yang dekat dengan lingkungan tempat tingalnya. Ia menuding penyebab anaknya bisa tidak diterima di sekolah itu karena sistem PPDB online yang bermasalah.
Ancaman itu disampaikan mpok Ida lewat rekaman video yang viral di media sosial sejak Rabu (12/7/2017). (Baca:Cantik dan Berhijab, Mpok Ida Diminta Urungkan Niat Bertelanjang Dada)
(thm)