Pengeroyokan Hermansyah Ditangkap, Komnas HAM Sindir Polisi
A
A
A
JAKARTA - Komisioner Komnas HAM Maneger Nasution mengapresiasi kinerja kepolisian yang bisa menangkap pelaku sadis terhadap pakar telematika dari ITB itu pada Rabu pagi. Namun, ia meminta polisi untuk tidak terburu-buru dalam menyelidiki kasus tersebut.
"Kesimpulan jangan mendahului proses. Belum saatnya menyimpulkan pelakunya sebatas debt collector, mata elang lagi. Pemabuk dengan motif senggolan jalanan," kata Maneger ketika dihubungi SINDOnews, Rabu (12/7/2017).
Maneger melanjutkan, berkaca dari kasus Novel Baswedan, meskipun pelaku diduga sebagai debt collector namun hingga saat ini tidak jelas tindak lanjut kasusnya.
"Itu terlalu terburu-buru. Ingatan publik masih sangat segar, dulu muncul juga opini 'mata elang' untuk pelaku teror terhadap Novel Baswedan. Toh sampai sekarang, pelaku, aktor intelektuanya dan motifnya masih berada di ruang gelap," tambahnya.
Semakin berlarut-larut dalam menyelesaikan kasus, maka masyarakat juga semakin kehilangan kepercayaan terhadap korps Bhayangkara itu.
"Untuk menjawab spekulasi publik, sebaiknya kepolisian kita menjawabnya dengan kinerja. Polri kita harus profesional dan independen. Kasus ini harus dibawa ke ruang terang, jangan di ruang gelap," tegasnya.
"Polri harus mengungkap kasus ini, pelaku, aktor intelektual, dan motifnya dengan terang benderang. Kita yakin polri kita mampu, asal punya niat, profesional, independen, dan jujur. Tentu dengan mengedepankan asas praduga tak bersalah," tutup Maneger.
"Kesimpulan jangan mendahului proses. Belum saatnya menyimpulkan pelakunya sebatas debt collector, mata elang lagi. Pemabuk dengan motif senggolan jalanan," kata Maneger ketika dihubungi SINDOnews, Rabu (12/7/2017).
Maneger melanjutkan, berkaca dari kasus Novel Baswedan, meskipun pelaku diduga sebagai debt collector namun hingga saat ini tidak jelas tindak lanjut kasusnya.
"Itu terlalu terburu-buru. Ingatan publik masih sangat segar, dulu muncul juga opini 'mata elang' untuk pelaku teror terhadap Novel Baswedan. Toh sampai sekarang, pelaku, aktor intelektuanya dan motifnya masih berada di ruang gelap," tambahnya.
Semakin berlarut-larut dalam menyelesaikan kasus, maka masyarakat juga semakin kehilangan kepercayaan terhadap korps Bhayangkara itu.
"Untuk menjawab spekulasi publik, sebaiknya kepolisian kita menjawabnya dengan kinerja. Polri kita harus profesional dan independen. Kasus ini harus dibawa ke ruang terang, jangan di ruang gelap," tegasnya.
"Polri harus mengungkap kasus ini, pelaku, aktor intelektual, dan motifnya dengan terang benderang. Kita yakin polri kita mampu, asal punya niat, profesional, independen, dan jujur. Tentu dengan mengedepankan asas praduga tak bersalah," tutup Maneger.
(ysw)