Anggaran MRT Ditambah, Ini Kata Profesor Leksmono
A
A
A
JAKARTA - PT MRT Jakarta mengusulkan penambahan dana sebesar Rp25 triliun untuk proyek MRT, dengan rincian Rp2,56 triliun untuk fase I dan Rp22,5 triliun di fase II. DPRD DKI Jakarta sudah memberikan lampu hijau menyetujui pemberian dana tambahan untuk fase I (Bundaran HI-Lebak Bulus). Lalu apa kata pengamat transportasi terkait hal ini?
Pengamat transportasi Prof Leksmono Suryo Putranto sangat menyayangkan adanya rencana penambahan anggaran untuk MRT fase I karena diajukan jelang penyelesaian proyek. Dia menilai hal itu akibat buruknya perencanaan.
Leksmono menjelaskan, dalam membangun transportasi massal, hal-hal yang sifatnya di luar perencanaan harusnya dicegah. Artinya, semua pihak harus bisa bekerja sesuai rencana. Apabila keluar dari rencana, maka akan menjadi kendala dalam proses pembangunan.
"Utilitas, nilai tukar rupiah, atau apapun alasannya, untuk penambahan dana itu kan seharusnya sudah direncanakan. Kalau muncul di luar rencana itu berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan," ungkap Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Tarumanegara itu, Senin (10/7/2017).
Sebelumnya, Direktur Utama PT MRT Jakarta, William P Sabandar, menuturkan, penambahan dana Rp2,56 triliun diperlukan sebagai upaya mempercepat penyelesaian proyek MRT fase I. Per hari ini, kata dia, progres konstruksi proyek MRT fase I baru mencapai 74,89%.
Menurut dia, kekurangan dana muncul karena dana yang tersedia di fase I hanya Rp14,18 triliun sementara total kebutuhan mencapai Rp16 triliun, sehingga terdapat kekurangan Rp2,56 triliun. (Baca: Ketua DPRD DKI: Dana Tambahan untuk Proyek MRT Harus Didukung)
Pengamat transportasi Prof Leksmono Suryo Putranto sangat menyayangkan adanya rencana penambahan anggaran untuk MRT fase I karena diajukan jelang penyelesaian proyek. Dia menilai hal itu akibat buruknya perencanaan.
Leksmono menjelaskan, dalam membangun transportasi massal, hal-hal yang sifatnya di luar perencanaan harusnya dicegah. Artinya, semua pihak harus bisa bekerja sesuai rencana. Apabila keluar dari rencana, maka akan menjadi kendala dalam proses pembangunan.
"Utilitas, nilai tukar rupiah, atau apapun alasannya, untuk penambahan dana itu kan seharusnya sudah direncanakan. Kalau muncul di luar rencana itu berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan," ungkap Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Tarumanegara itu, Senin (10/7/2017).
Sebelumnya, Direktur Utama PT MRT Jakarta, William P Sabandar, menuturkan, penambahan dana Rp2,56 triliun diperlukan sebagai upaya mempercepat penyelesaian proyek MRT fase I. Per hari ini, kata dia, progres konstruksi proyek MRT fase I baru mencapai 74,89%.
Menurut dia, kekurangan dana muncul karena dana yang tersedia di fase I hanya Rp14,18 triliun sementara total kebutuhan mencapai Rp16 triliun, sehingga terdapat kekurangan Rp2,56 triliun. (Baca: Ketua DPRD DKI: Dana Tambahan untuk Proyek MRT Harus Didukung)
(thm)