Bandar Sabu Kelas Kakap Diringkus Saat Tiba di Bandara Soetta
A
A
A
TANGERANG - Seorang bandar sabu kelas kakap disergap satuan reserse narkoba saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang. Dari tangan tersangka, polisi mengamankan 5 kg sabu dan ribuan butir pil ekstasi.
AFR disergap saat tiba di terminal 1 C Bandara Soetta pada 30 Juni 2017 lalu. Saat itu, AFR usai melakukan perjalanan udara dengan maskapai Batik Air tujuan Banjarmasin-Jakarta.
Kapolres Bandara Soetta Kombes Pol Arif Rachman mengatakan, AFR merupakan DPO polisi yang sudah lama dicari polisi. Dia terlibat jaringan narkotika lintas provinsi, Banjarmasin, Jakarta, Bandung.
"Ini DPO lama yang sudah lama kami cari, sejak 2015 lalu," kata Kapolres Bandara Soetta Kombes Pol Arif Rachman, kepada SINDOnews, di Mapolresta Bandara Soetta, Tangerang, Kamis (6/7/2017).
Dari penangkapan itu, kemudian dilakukan pengembangan ke Apartement Grand Emerald, Lantai 25, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Hasilnya, polisi mengamankan 4.843 gram sabu dalam bungkus plastik.
"Lalu kami kembangkan lagi ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) kedua. Tempatnya masih di Apartement Grand Emerald, Lantai 5, dan ditemukan lagi barang bukti sabu 1,9 gram," terang Arif Rachman.
Tidak berhenti di situ, polisi kembali melakukan pengembangan ke TKP ketiga di Apartement Sunter Parkview, Lantai 26, Jakarta Utara. Di sana, polisi kembali mengamankan narkotika jenis ekstasi.
"Di TKP ketiga, kami mengamankan tas ransel berisi narkotika golongan 1 jenis ekstasi dengan total 16.400 butir, dan psikotropika jenis Happy Five dengan total 2.940 butir," sambung Kapolres lagi.
Di Sunter, selain mengamankan ekstasi dan Happy Five, polisi juga berhasil menciduk 2 tersangka lain yang masing-masing berinisial IP dan LK. Dari sana, polisi lalu menuju ke Jawa Barat.
Lokasi yang dituju adalah Kampung Pasir Wangi, Desa Cimekar, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Di sana, polisi kembali mengamankan ekstasi yang disimpan dalam dua toples kaca.
"Dari keduanya, lalu dikembangkan lagi ke Bandung, dan ditemukan 753 butir ekstasi. Para tersangka ini, modus operatifnya menggunakan berbagai jaringan yang ada dengan sangat tertutup," jelas Arif lagi.
AFR disergap saat tiba di terminal 1 C Bandara Soetta pada 30 Juni 2017 lalu. Saat itu, AFR usai melakukan perjalanan udara dengan maskapai Batik Air tujuan Banjarmasin-Jakarta.
Kapolres Bandara Soetta Kombes Pol Arif Rachman mengatakan, AFR merupakan DPO polisi yang sudah lama dicari polisi. Dia terlibat jaringan narkotika lintas provinsi, Banjarmasin, Jakarta, Bandung.
"Ini DPO lama yang sudah lama kami cari, sejak 2015 lalu," kata Kapolres Bandara Soetta Kombes Pol Arif Rachman, kepada SINDOnews, di Mapolresta Bandara Soetta, Tangerang, Kamis (6/7/2017).
Dari penangkapan itu, kemudian dilakukan pengembangan ke Apartement Grand Emerald, Lantai 25, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Hasilnya, polisi mengamankan 4.843 gram sabu dalam bungkus plastik.
"Lalu kami kembangkan lagi ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) kedua. Tempatnya masih di Apartement Grand Emerald, Lantai 5, dan ditemukan lagi barang bukti sabu 1,9 gram," terang Arif Rachman.
Tidak berhenti di situ, polisi kembali melakukan pengembangan ke TKP ketiga di Apartement Sunter Parkview, Lantai 26, Jakarta Utara. Di sana, polisi kembali mengamankan narkotika jenis ekstasi.
"Di TKP ketiga, kami mengamankan tas ransel berisi narkotika golongan 1 jenis ekstasi dengan total 16.400 butir, dan psikotropika jenis Happy Five dengan total 2.940 butir," sambung Kapolres lagi.
Di Sunter, selain mengamankan ekstasi dan Happy Five, polisi juga berhasil menciduk 2 tersangka lain yang masing-masing berinisial IP dan LK. Dari sana, polisi lalu menuju ke Jawa Barat.
Lokasi yang dituju adalah Kampung Pasir Wangi, Desa Cimekar, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Di sana, polisi kembali mengamankan ekstasi yang disimpan dalam dua toples kaca.
"Dari keduanya, lalu dikembangkan lagi ke Bandung, dan ditemukan 753 butir ekstasi. Para tersangka ini, modus operatifnya menggunakan berbagai jaringan yang ada dengan sangat tertutup," jelas Arif lagi.
(ysw)