Minimnya Dokter dan Peralatan, Ratusan Pasien di RSU Tangsel Harus Mengantre
A
A
A
TANGERANG - Ratusan warga yang ingin berobat di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terlihat mengular hingga pelataran parkir gedung yang ada di pinggir Jalan Raya Padjajaran, Kecamatan Pamulang.
Direktur RSU Kota Tangsel Suhara Manulang membenarnya adanya pasien yang membludak saat mendaftar berobat di rumah sakit yang dipimpinnya.
"Jumlah pasien yang antre untuk berobat beberapa malam terakhir mencapai 100 pasien lebih. Pemandanga ini sangat tidak wajar," katanya, saat ditemui di Cluster Sutera Nerada, Kelurahan Pakulonan.
Menurutnya, penyebab terjadinya antrean ratusan pasien hingga terlantar tidak terlayani adalah sistem aplikasi SMS Gateway dan pendaftaran secara langsung yang belum berjalan dengan maksimal.
Melalui sistem pendaftaran SMS Gateway, pasien bisa datang kapan saja. Sedang yang daftar langsung telah dibatasi oleh jumlah kuota pasien. Apalagi jumlah dokter yang ada sangat minim.
"Dokter kan maksimal 50 orang. Berarti dua dokter itu sehari bisa melayani 80-100 orang kuotanya. Bila pendaftaran pada pagi hari biasanya suasana kacau," sambung Suhara Manulang.
Dilanjutkan dia, jumlah calon pasien yang ingin mendapatkan layanan jasa kesehatan ke RSU Tangsel tak sebanding dengan ketersediaan perangkat digital.
"Persyaratan pendaftaran yang meski dilengkapi oleh setiap keluarga pasien. Sebut saja seperti e-KTP ataupun kepesertaan BPJS Kesehatan. Alat ada cuma satu. Verifikasi pendaftaran itulah yang bikin lama antrean," tukasnya.
Direktur RSU Kota Tangsel Suhara Manulang membenarnya adanya pasien yang membludak saat mendaftar berobat di rumah sakit yang dipimpinnya.
"Jumlah pasien yang antre untuk berobat beberapa malam terakhir mencapai 100 pasien lebih. Pemandanga ini sangat tidak wajar," katanya, saat ditemui di Cluster Sutera Nerada, Kelurahan Pakulonan.
Menurutnya, penyebab terjadinya antrean ratusan pasien hingga terlantar tidak terlayani adalah sistem aplikasi SMS Gateway dan pendaftaran secara langsung yang belum berjalan dengan maksimal.
Melalui sistem pendaftaran SMS Gateway, pasien bisa datang kapan saja. Sedang yang daftar langsung telah dibatasi oleh jumlah kuota pasien. Apalagi jumlah dokter yang ada sangat minim.
"Dokter kan maksimal 50 orang. Berarti dua dokter itu sehari bisa melayani 80-100 orang kuotanya. Bila pendaftaran pada pagi hari biasanya suasana kacau," sambung Suhara Manulang.
Dilanjutkan dia, jumlah calon pasien yang ingin mendapatkan layanan jasa kesehatan ke RSU Tangsel tak sebanding dengan ketersediaan perangkat digital.
"Persyaratan pendaftaran yang meski dilengkapi oleh setiap keluarga pasien. Sebut saja seperti e-KTP ataupun kepesertaan BPJS Kesehatan. Alat ada cuma satu. Verifikasi pendaftaran itulah yang bikin lama antrean," tukasnya.
(pur)