Jelang Lebaran, PKL dan Pasar Tumpah di Bogor Bikin Macet
A
A
A
BOGOR - Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran kemacetan di Kota Bogor akibat maraknya pedagang kaki lima (PKL) dan pasar tumpah semakin parah. Kondisi tersebut membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor kewalahan dalam menertibkan.
Tak hanya itu, kemacetan juga diperparah dengan maraknya pengunjung yang memarkirkan kendaraannya hingga memakan badan jalan. Akibatnya keluhan masyarakat terkait kesemrawutan arus lalu lintas semakin tak dihiraukan.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meminta petugas Satuan Polisi Pamong (Satpol PP) dan petugas Dinas Perhubungan (Dishub) untuk selalu menertibkan lapak PKL yang offside (memakan badan jalan) dan parkir liar yang menimbulkan kesemrawutan.
Hal tersebut ditegaskan Bima saat memimpin apel gabungan Trantibum di Pasar Kebon Kembang, Selasa (20/06/2017) pukul 06.00 WIB pagi yang diikuti puluhan petugas Satpol PP dan petugas Dishub Kota Bogor, Kepala Dishub Rakhmawati, Camat Bogor Tengah Lili Sutarwili, Kepala Satpol PP Heri Karnadi, Dirut PD PPJ Andri Latif Asikin.
Bima mengatakan, setiap menjelang Ramadan dan Lebaran kondisi pasar pasti lebih ramai karena banyak warga yang datang ke pasar, banyak pula warga yang mencari rezeki dengan berjualan.
Namun, harus dipastikan lapak pedagang tidak offside sampai ke jalan dan diperparah dengan parkir liar disepanjang jalan yang menimbulkan kemacetan yang cukup lama hanya dari jalan Dewi Sartika atau MA. Salmun ke Jalan Sawo Jajar.
"Kita lakukan hal-hal yang diperlukan untuk mengurangi kesemrawutan ini," kata Bima di Bogor, Senin (20/6/2017).
Bima menyebut, titik-titik yang harus dilakukan penertiban dari pedagang harus selalu diawasi petugas Satpol PP jangan sampai offside dan menggangu lalu lintas.
Begitu juga dengan parkir, harus diatur dengan memberikan batas antara jalan dan parkir. Jajaran dishub juga harus memastikan agar parkir diawasi dan dikendalikan jangan sampai ada parkir di depan kios-kios.
"Sebelah kiri setelah rel kereta harus clear, tidak boleh ada parkir motor dan jika di sebelah kanan ada yang kosong bisa satu baris saja," tegasnya.
Selain itu, Bima menekankan, petugas harus tetap fokus dan konsisten melakukan pengawasan dan koordinasi di lapangan. Pasalnya, kondisi di malam takbiran akan berbeda dari sekarang. Sekalipun tidak bisa dilakukan pembersihan total, tetapi setidaknya kemacetan bisa berkurang. Ke depan para pedagang ini akan ditarik ke dalam secara bertahap.
"Evaluasi juga akan dilakukan secara konsisten dan kami akan turun kesini setiap hari sampai di malam takbiran," jelasnya.
Tak hanya itu, kemacetan juga diperparah dengan maraknya pengunjung yang memarkirkan kendaraannya hingga memakan badan jalan. Akibatnya keluhan masyarakat terkait kesemrawutan arus lalu lintas semakin tak dihiraukan.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meminta petugas Satuan Polisi Pamong (Satpol PP) dan petugas Dinas Perhubungan (Dishub) untuk selalu menertibkan lapak PKL yang offside (memakan badan jalan) dan parkir liar yang menimbulkan kesemrawutan.
Hal tersebut ditegaskan Bima saat memimpin apel gabungan Trantibum di Pasar Kebon Kembang, Selasa (20/06/2017) pukul 06.00 WIB pagi yang diikuti puluhan petugas Satpol PP dan petugas Dishub Kota Bogor, Kepala Dishub Rakhmawati, Camat Bogor Tengah Lili Sutarwili, Kepala Satpol PP Heri Karnadi, Dirut PD PPJ Andri Latif Asikin.
Bima mengatakan, setiap menjelang Ramadan dan Lebaran kondisi pasar pasti lebih ramai karena banyak warga yang datang ke pasar, banyak pula warga yang mencari rezeki dengan berjualan.
Namun, harus dipastikan lapak pedagang tidak offside sampai ke jalan dan diperparah dengan parkir liar disepanjang jalan yang menimbulkan kemacetan yang cukup lama hanya dari jalan Dewi Sartika atau MA. Salmun ke Jalan Sawo Jajar.
"Kita lakukan hal-hal yang diperlukan untuk mengurangi kesemrawutan ini," kata Bima di Bogor, Senin (20/6/2017).
Bima menyebut, titik-titik yang harus dilakukan penertiban dari pedagang harus selalu diawasi petugas Satpol PP jangan sampai offside dan menggangu lalu lintas.
Begitu juga dengan parkir, harus diatur dengan memberikan batas antara jalan dan parkir. Jajaran dishub juga harus memastikan agar parkir diawasi dan dikendalikan jangan sampai ada parkir di depan kios-kios.
"Sebelah kiri setelah rel kereta harus clear, tidak boleh ada parkir motor dan jika di sebelah kanan ada yang kosong bisa satu baris saja," tegasnya.
Selain itu, Bima menekankan, petugas harus tetap fokus dan konsisten melakukan pengawasan dan koordinasi di lapangan. Pasalnya, kondisi di malam takbiran akan berbeda dari sekarang. Sekalipun tidak bisa dilakukan pembersihan total, tetapi setidaknya kemacetan bisa berkurang. Ke depan para pedagang ini akan ditarik ke dalam secara bertahap.
"Evaluasi juga akan dilakukan secara konsisten dan kami akan turun kesini setiap hari sampai di malam takbiran," jelasnya.
(mhd)