Dikritik, Niat Komnas HAM Seret Pigai ke Sidang Etik
A
A
A
JAKARTA - Niat Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk membawa komisionernya, Natalius Pigai ke sidang etik dikritik Anggota Komisi III DPR Arsul Sani.
Keinginan Pigai membongkar dugaan kriminalisasi ulama dinilai seharusnya diapresiasi sepanjang berdasarkan atas data atau bukti.
"Siapapun yang melihat sebuah proses penegakan hukum enggak benar, enggak proper (layak) silakan diungkapkan dong. Itu kalau ada orang punya keberanian begitu, sepanjang punya data, bukti, kita apresiasi," kata Arsul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (18/5/2017).
Dia pun mengkritik Komnas HAM yang selama ini terkesan sibuk dengan urusan internal sendiri, termasuk sikap lembaga itu terhadap komisionernya sendiri.
"Kayak-kayak begitu semestinya diselesaikan di internal tidak usah muncul di ruang publik," ungkapnya.
Arsul menilai Pigai belum bisa disimpulkan melanggar kode etik hanya karena ingin meminta keterangan Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab di luar negeri.
"Harus dengar dari semua. Cuma yang begitu-begitu di kelembagaan, jangan belum apa-apa sudah muncul di ruang publik sehingga yang ramai bukan penyelesaian masalah, cuma pertengkaran internalnya," katanya.
Keinginan Pigai membongkar dugaan kriminalisasi ulama dinilai seharusnya diapresiasi sepanjang berdasarkan atas data atau bukti.
"Siapapun yang melihat sebuah proses penegakan hukum enggak benar, enggak proper (layak) silakan diungkapkan dong. Itu kalau ada orang punya keberanian begitu, sepanjang punya data, bukti, kita apresiasi," kata Arsul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (18/5/2017).
Dia pun mengkritik Komnas HAM yang selama ini terkesan sibuk dengan urusan internal sendiri, termasuk sikap lembaga itu terhadap komisionernya sendiri.
"Kayak-kayak begitu semestinya diselesaikan di internal tidak usah muncul di ruang publik," ungkapnya.
Arsul menilai Pigai belum bisa disimpulkan melanggar kode etik hanya karena ingin meminta keterangan Imam Besar Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab di luar negeri.
"Harus dengar dari semua. Cuma yang begitu-begitu di kelembagaan, jangan belum apa-apa sudah muncul di ruang publik sehingga yang ramai bukan penyelesaian masalah, cuma pertengkaran internalnya," katanya.
(dam)