Pengamat: Kasus Hukum Ahok Tak Ada Kaitannya dengan Isu Intoleransi
A
A
A
JAKARTA - Usai vonis terhadap terpidana kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dijatuhkan, muncul wacana, terutama di media sosial mengenai kaitannya dengan intoleransi dan keberagaman.
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio berpendapat sangat berlebihan jika kasus ini dihubungkan dengan kehidupan berbangsa di Indonesia yang diwarnai berbagai perbedaan.
"Penoda agama di Indonesia enggak cuma Ahok, sebelumnya juga ada, jadi enggak ada hubungannya (dengan intolerasi)," ucap Hendri kepada Okezone, Jumat (12/5/2017).
Ia menambahkan, sangat berlebihan jika kasus Ahok kemudian ditarik ke isu kebhinekaan dan intoleransi. "Menurut saya itu terlalu berlebihan jika dihubungkan dengan kebhinekaan dan intoleransi. Masalahnya Ahok saja menista agama, bukan sukunya, bukan agamanya Ahok, tapi Ahoknya," tandasnya.
Karenanya ia mengatakan mengaitkan kasus Ahok dengan isu intolerasi adalah salah kaprah. Ia pun menjelaskan, secara bahasa, yang menjadi dasar bagi perbedaan di Indonesia bukanlah kebhinekaan, tetapi tunggal ika.
"Kata-kata itu jadi salah juga. Kenapa? Karena Indonesia berdiri di atas tunggal ika, bhineka itu kan keberagaman, bukan berbeda-bedanya, karena itu sudah Indonesia, tapi ‘satu jua’ nya," papar dia.
Terlebih ia juga mengatakan, kasus penodaan agama bukan hanya dilakukan oleh Ahok. Sebelumnya beberapa kasus serupa juga terjadi dan selalu berujung pada hukuman penjara.
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio berpendapat sangat berlebihan jika kasus ini dihubungkan dengan kehidupan berbangsa di Indonesia yang diwarnai berbagai perbedaan.
"Penoda agama di Indonesia enggak cuma Ahok, sebelumnya juga ada, jadi enggak ada hubungannya (dengan intolerasi)," ucap Hendri kepada Okezone, Jumat (12/5/2017).
Ia menambahkan, sangat berlebihan jika kasus Ahok kemudian ditarik ke isu kebhinekaan dan intoleransi. "Menurut saya itu terlalu berlebihan jika dihubungkan dengan kebhinekaan dan intoleransi. Masalahnya Ahok saja menista agama, bukan sukunya, bukan agamanya Ahok, tapi Ahoknya," tandasnya.
Karenanya ia mengatakan mengaitkan kasus Ahok dengan isu intolerasi adalah salah kaprah. Ia pun menjelaskan, secara bahasa, yang menjadi dasar bagi perbedaan di Indonesia bukanlah kebhinekaan, tetapi tunggal ika.
"Kata-kata itu jadi salah juga. Kenapa? Karena Indonesia berdiri di atas tunggal ika, bhineka itu kan keberagaman, bukan berbeda-bedanya, karena itu sudah Indonesia, tapi ‘satu jua’ nya," papar dia.
Terlebih ia juga mengatakan, kasus penodaan agama bukan hanya dilakukan oleh Ahok. Sebelumnya beberapa kasus serupa juga terjadi dan selalu berujung pada hukuman penjara.
(ysw)