Tim Sukses Ahok Klaim Ada 13 Titik Lokasi Intimidasi
A
A
A
JAKARTA - Tim pemenangan Ahok-Djarot menyatakan ada 13 TPS di Jakarta yang terjadi intimidasi. Hal ini membuat sejumlah suara untuk pasangan calon nomor dua tersebut menghilang.
Juru bicara tim sukses Ahok-Djarot Emmy Hafied mengklaim ada 13 titik TPS di Jakarta yang terjadi aksi intimidasi. Bentuk intimidasi ada yang mendapatkan perlakuan kekerasan secara fisik mulai dari dipukul ditendang, serta kekerasan secara verbal, berisi makian. Secara psikis seperti melarang mencoblos dan menghalang-halangi.
"Yang terparah di TPS 70 Duri Kesambi, Cengkareng. Beberapa pendukung kami tidak boleh datang, beberapa di antaranya telah dipukul dan ditendang," kata Emmy di Hotel Pullman, Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/4/2017).
Emmy menuding kondisi demikian tak lepas dari pola jahat yang dilakukan oleh paslon nomor 3, melalui sejumlah Ketua RT dan RW, serta beberapa pengurus melakukan penghadangan di lokasi lokasi menuju TPS. Ketika melihat ada warga yang mendukung Ahok, mereka langsung mengintimidasi.
Selain itu, Emmy juga menuding lain soal banyaknya petugas KPU yang tak netral. Emmy menilai kondisi malah memperkeruh kondisi Jakarta lantaran banyak warga yang tidak dimasukkan dalam DPT dan tidak diperkenankan mencoblos.
Jubir lainnya, Martin Manurung menambahkan, kecurangan juga terjadi di TPS di duren sawit, Jakarta Timur; TPS 03 Mampang Prapatan, TPS 56 Grogol Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Di tiga TPS itu, masyarakat tidak boleh mencoblos.
Malahan di Kelapa Gading, lanjut Martin, upaya intimidasi terjadi karena gertakan Tamasya Almaidah. Sementara, di kawasan Green Garden, Kedoya, Jakarta Barat. Enam orang relawan paslon nomor 3 berupaya melakukan intimidasi memengaruhi pemilih dengan menggunakan atribut seperti kaus dan penebaran sepanduk.
Lain halnya dengan Kelurahan Petojo Selatan dan Jalan Menteng Jaya RT 02/01, di sana Panwaslu tidak turut andil. Sebab mereka membiarkan sejumlah atribut paslon nomor 3 menjadi tersebar, begitupun dengan TPS 16, Lontar Atas.
Di TPS 82, Cilincing, dan TPS 20 Kalibaru, Jakarta Utara, sejumlah warga dilarang menggunakan baju kotak-kotak. Sementra beberapa warga lainnya asik menggunakan baju paslon lain secara bebas.
Juru bicara tim sukses Ahok-Djarot Emmy Hafied mengklaim ada 13 titik TPS di Jakarta yang terjadi aksi intimidasi. Bentuk intimidasi ada yang mendapatkan perlakuan kekerasan secara fisik mulai dari dipukul ditendang, serta kekerasan secara verbal, berisi makian. Secara psikis seperti melarang mencoblos dan menghalang-halangi.
"Yang terparah di TPS 70 Duri Kesambi, Cengkareng. Beberapa pendukung kami tidak boleh datang, beberapa di antaranya telah dipukul dan ditendang," kata Emmy di Hotel Pullman, Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/4/2017).
Emmy menuding kondisi demikian tak lepas dari pola jahat yang dilakukan oleh paslon nomor 3, melalui sejumlah Ketua RT dan RW, serta beberapa pengurus melakukan penghadangan di lokasi lokasi menuju TPS. Ketika melihat ada warga yang mendukung Ahok, mereka langsung mengintimidasi.
Selain itu, Emmy juga menuding lain soal banyaknya petugas KPU yang tak netral. Emmy menilai kondisi malah memperkeruh kondisi Jakarta lantaran banyak warga yang tidak dimasukkan dalam DPT dan tidak diperkenankan mencoblos.
Jubir lainnya, Martin Manurung menambahkan, kecurangan juga terjadi di TPS di duren sawit, Jakarta Timur; TPS 03 Mampang Prapatan, TPS 56 Grogol Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Di tiga TPS itu, masyarakat tidak boleh mencoblos.
Malahan di Kelapa Gading, lanjut Martin, upaya intimidasi terjadi karena gertakan Tamasya Almaidah. Sementara, di kawasan Green Garden, Kedoya, Jakarta Barat. Enam orang relawan paslon nomor 3 berupaya melakukan intimidasi memengaruhi pemilih dengan menggunakan atribut seperti kaus dan penebaran sepanduk.
Lain halnya dengan Kelurahan Petojo Selatan dan Jalan Menteng Jaya RT 02/01, di sana Panwaslu tidak turut andil. Sebab mereka membiarkan sejumlah atribut paslon nomor 3 menjadi tersebar, begitupun dengan TPS 16, Lontar Atas.
Di TPS 82, Cilincing, dan TPS 20 Kalibaru, Jakarta Utara, sejumlah warga dilarang menggunakan baju kotak-kotak. Sementra beberapa warga lainnya asik menggunakan baju paslon lain secara bebas.
(whb)