Anak Sempat Diculik, Warga Tanah Abang Minta Masyarakat Waspada
A
A
A
JAKARTA - Seorang warga Gang Harlan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, berinisial WND meminta masyarakat untuk memperhatikan anak-anaknya. Sebab, anak kesayangannya yang masih kelas 3 SEkolah Dasar (SD), MZ menjadi korban penculikan. Beruntung, MZ berhasil kabur dari pelaku penculikan tersebut.
Ibunda MZ, WND mengatakan, peristiwa terjadi pada Sabtu 8 April 2017, saat anaknya sedang berada di kediaman neneknya di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Saat itu, MZ yang tengah berada di kawasan Gang Harlan diminta neneknya untuk membeli sesuatu di toko yang tak jauh dari rumahnya. Belum sampai ke jalanan, MZ tiba-tiba ditarik tangannya oleh orang tak dikenal, MZ disuruh tak berteriak dan menuruti perintahnya.
"Anak saya ditodong pisau, dia (pelaku) mengancam akan melukai anak saya bila teriak. Anak saya lalu dibawa ke gang sempit sampai akhirnya dimasukan ke dalam mobil yang menyerupai angkot," ujarnya saat dikonfirmasi SINDOnews, Minggu (9/4/2017).
Saat itu, kata dia, mobil tersebut hanya diisi pelaku dan satu orang drivernya. MZ pun selalu dipegangi kedua tangannya oleh pelaku, sedang pelaku saling berinteraksi dengan drivernya menggunakan bahasa yang tak dimengerti MZ.
Sesampainya di kawasan Rawa Belong, pelaku lalu menurunkan MZ dan membawanya ke sebuah gang sempit sambil terus memegangi tangan MZ. Tak lama setelah turun, MZ berhasil melarikan diri dari pegangan pelaku.
"Anak saya mau nangis selama di mobil, tapi takut. Baru setelah turun dari mobil, pas jalan anak saya bilang, om duluan saja, aku mau benerin celana dahulu. Mungkin karena melihat anak saya ini diam saja, tak berontak, dan tampak polos, jadi dibolehkan," tuturnya.
"Setelah anak saya melihat keduanya agak jauh, anak saya lari sekencang-kencangnya sampai akhirnya bertemu ibu-ibu dan meminta pertolongannya, ibu-ibu itu kebetulan curiga dengan anak saya yang tampak ditarik-tarik (oleh pelaku)," imbuhnya.
Sedang ayah MZ, kata perempuan yang tinggal di Cengkareng, Jakarta Barat tersebut, mencari-cari anaknya di setiap sudut kawasan Gang Harlan yang tak kunjung pulang. Baru sekitar pukul 22.00 WIB, ayahnya menerima pesan WhatsApp dari temannya tentang seorang anak yang ditemukan di kawasan Rawa Belong karena diduga menjadi korban penculikan.
"Jadi, ibu-ibu itu membawa anak saya ke pos RW, di pos RW itu anak saya di foto, lalu fotonya disebarkan ke orang Kota Bambu, suami saya lalu dapat foto itu dari temannya orang Kota Bambu, disitu kami semakin panik," jelasnya.
Lantas, kata dia, suaminya mendatangi kawasan Kota Bambu hingga akhirnya menemukan anaknya di pos RW kawasan Rawa Belong, Jakarta Barat pada Sabtu 8 April malam, sekitar pukul 23.00 WIB. Anaknya lalu menceritakan peristiwa yang dialaminya tersebut pada orangtuanya.
Dia curiga, pelaku sudah membaca situasi sebelum melakukan aksinya di sore hari hingga aksinya itu tak diketahui masyarakat yang ada di lokasi kejadian. Saat ini, kondisi fisik anaknya baik-baik saja, tapi secara psikis anaknya itu masih trauma.
Anaknya, masih merasakan takut saat melihat orang tak dikenalnya. Anaknya bahkan takut untuk berangkat ke sekolah bila tak ditemani ayah atau ibunya.
Masih kata ibu korban, agar kejadian yang dialami anaknya itu bisa dijadikan pelajaran bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan anak-anaknya. Dia juga berharap agar hukum di Indonesia ini, khususnya pada pelaku kejahatan anak dipertegas dan diberatkan, pelaku diharapkan dihukum minimal seumur hidup.
"Di negara lain saja, mencuri itu tangannya dipotong, apalagi ini yang menyangkut nyawa anak. Hukum harus adil dan tegas, jangan cuma dihukum beberapa tahun saja, nanti keluar bisa berbuat hal serupa," katanya.
Sementara itu, tante korban, RNI menambahkan, peristiwa yang menimpa keponakannya itu bisa diambil pelajaran tentang bagaimana orangtua harus mengajarkan anaknya apabila menemui situasi yang mengancam diri si anak. Orangtua pun diminta untuk selalu memperhatikan hal-hal yang menyangkut keselamatan anak.
"Ini jadi pelajaran, khususnya orangtua untuk lebih memperhatikan anaknya. Jangan sampai anak kita menjadi korban penculikan dan jangan menyepelekan berita-berita yang bisa mengancam nyawa anak kita," katanya.
Korban, MZ mengaku, kalau dia masih mengingat tampang pelaku yang membawanya secara paksa itu. Pelaku dikatakan sudah berusia tua, sekitar umur 50 tahunan, memiliki kumis, dan berkulit gelap. "Masih ingat, masih takut," kata bocah kelas 3 SD tersebut.
Ibunda MZ, WND mengatakan, peristiwa terjadi pada Sabtu 8 April 2017, saat anaknya sedang berada di kediaman neneknya di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Saat itu, MZ yang tengah berada di kawasan Gang Harlan diminta neneknya untuk membeli sesuatu di toko yang tak jauh dari rumahnya. Belum sampai ke jalanan, MZ tiba-tiba ditarik tangannya oleh orang tak dikenal, MZ disuruh tak berteriak dan menuruti perintahnya.
"Anak saya ditodong pisau, dia (pelaku) mengancam akan melukai anak saya bila teriak. Anak saya lalu dibawa ke gang sempit sampai akhirnya dimasukan ke dalam mobil yang menyerupai angkot," ujarnya saat dikonfirmasi SINDOnews, Minggu (9/4/2017).
Saat itu, kata dia, mobil tersebut hanya diisi pelaku dan satu orang drivernya. MZ pun selalu dipegangi kedua tangannya oleh pelaku, sedang pelaku saling berinteraksi dengan drivernya menggunakan bahasa yang tak dimengerti MZ.
Sesampainya di kawasan Rawa Belong, pelaku lalu menurunkan MZ dan membawanya ke sebuah gang sempit sambil terus memegangi tangan MZ. Tak lama setelah turun, MZ berhasil melarikan diri dari pegangan pelaku.
"Anak saya mau nangis selama di mobil, tapi takut. Baru setelah turun dari mobil, pas jalan anak saya bilang, om duluan saja, aku mau benerin celana dahulu. Mungkin karena melihat anak saya ini diam saja, tak berontak, dan tampak polos, jadi dibolehkan," tuturnya.
"Setelah anak saya melihat keduanya agak jauh, anak saya lari sekencang-kencangnya sampai akhirnya bertemu ibu-ibu dan meminta pertolongannya, ibu-ibu itu kebetulan curiga dengan anak saya yang tampak ditarik-tarik (oleh pelaku)," imbuhnya.
Sedang ayah MZ, kata perempuan yang tinggal di Cengkareng, Jakarta Barat tersebut, mencari-cari anaknya di setiap sudut kawasan Gang Harlan yang tak kunjung pulang. Baru sekitar pukul 22.00 WIB, ayahnya menerima pesan WhatsApp dari temannya tentang seorang anak yang ditemukan di kawasan Rawa Belong karena diduga menjadi korban penculikan.
"Jadi, ibu-ibu itu membawa anak saya ke pos RW, di pos RW itu anak saya di foto, lalu fotonya disebarkan ke orang Kota Bambu, suami saya lalu dapat foto itu dari temannya orang Kota Bambu, disitu kami semakin panik," jelasnya.
Lantas, kata dia, suaminya mendatangi kawasan Kota Bambu hingga akhirnya menemukan anaknya di pos RW kawasan Rawa Belong, Jakarta Barat pada Sabtu 8 April malam, sekitar pukul 23.00 WIB. Anaknya lalu menceritakan peristiwa yang dialaminya tersebut pada orangtuanya.
Dia curiga, pelaku sudah membaca situasi sebelum melakukan aksinya di sore hari hingga aksinya itu tak diketahui masyarakat yang ada di lokasi kejadian. Saat ini, kondisi fisik anaknya baik-baik saja, tapi secara psikis anaknya itu masih trauma.
Anaknya, masih merasakan takut saat melihat orang tak dikenalnya. Anaknya bahkan takut untuk berangkat ke sekolah bila tak ditemani ayah atau ibunya.
Masih kata ibu korban, agar kejadian yang dialami anaknya itu bisa dijadikan pelajaran bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan anak-anaknya. Dia juga berharap agar hukum di Indonesia ini, khususnya pada pelaku kejahatan anak dipertegas dan diberatkan, pelaku diharapkan dihukum minimal seumur hidup.
"Di negara lain saja, mencuri itu tangannya dipotong, apalagi ini yang menyangkut nyawa anak. Hukum harus adil dan tegas, jangan cuma dihukum beberapa tahun saja, nanti keluar bisa berbuat hal serupa," katanya.
Sementara itu, tante korban, RNI menambahkan, peristiwa yang menimpa keponakannya itu bisa diambil pelajaran tentang bagaimana orangtua harus mengajarkan anaknya apabila menemui situasi yang mengancam diri si anak. Orangtua pun diminta untuk selalu memperhatikan hal-hal yang menyangkut keselamatan anak.
"Ini jadi pelajaran, khususnya orangtua untuk lebih memperhatikan anaknya. Jangan sampai anak kita menjadi korban penculikan dan jangan menyepelekan berita-berita yang bisa mengancam nyawa anak kita," katanya.
Korban, MZ mengaku, kalau dia masih mengingat tampang pelaku yang membawanya secara paksa itu. Pelaku dikatakan sudah berusia tua, sekitar umur 50 tahunan, memiliki kumis, dan berkulit gelap. "Masih ingat, masih takut," kata bocah kelas 3 SD tersebut.
(mhd)