Kampanye Hitam di Pilgub DKI Akibat Tidak Rasionalnya Pemilih
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menilai maraknya kampanye hitam di media sosial (medsos) lantaran dampak dari sumber daya manusia (SDM) yang tidak rasional dalam menentukan pilihannya di Pilgub DKI Jakarta.
"SDM elite parpol dan lapangan itu salah satu persoalan. Di Level elite kata saya sebut mereka cukup rasional. Nah menengah ke bawah itu emosional dan melahirkan irasional," kata Ubedilah dalam acara diskusi Redbons yang bertajuk 'Pilkada DKI, antara Black Campaign dan Sikap Netizen' di Gedung MNC News Center, Jakarta, Kamis 23 Maret 2017.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat di DKI untuk memberikan edukasi terhadap sesama dalam berpolitik di Pilkada Ibu Kota. Menurut dia, seharusnya dalam kontestasi memperebutkan kursi DKI1 itu dihiasi oleh gagasan-gagasan yang positif untuk DKI.
"Itulah penting untuk memberikan edukasi kepada yang bawah tentang kampanye sehat yang fokus pada gagasan besar.
Kami ingin kontestasi politik ini elite, gagasan, jangan subjektif," terangnya.
Ia menambahkan, bahwa edukasi kepada warga DKI itu tidak perlu menjadi sebuah gerakan yang menambah hiruk pikuk politik di kontestasi Pilgub DKI.
"Kami butuh edukasi yang otentik. Jangan sampai jadi hiruk pikuk politik. Penyelenggara juga harus konsisten, timses enggak paham etika politik jadinya kaya di Jakarta sekarang," terangnya.
"SDM elite parpol dan lapangan itu salah satu persoalan. Di Level elite kata saya sebut mereka cukup rasional. Nah menengah ke bawah itu emosional dan melahirkan irasional," kata Ubedilah dalam acara diskusi Redbons yang bertajuk 'Pilkada DKI, antara Black Campaign dan Sikap Netizen' di Gedung MNC News Center, Jakarta, Kamis 23 Maret 2017.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat di DKI untuk memberikan edukasi terhadap sesama dalam berpolitik di Pilkada Ibu Kota. Menurut dia, seharusnya dalam kontestasi memperebutkan kursi DKI1 itu dihiasi oleh gagasan-gagasan yang positif untuk DKI.
"Itulah penting untuk memberikan edukasi kepada yang bawah tentang kampanye sehat yang fokus pada gagasan besar.
Kami ingin kontestasi politik ini elite, gagasan, jangan subjektif," terangnya.
Ia menambahkan, bahwa edukasi kepada warga DKI itu tidak perlu menjadi sebuah gerakan yang menambah hiruk pikuk politik di kontestasi Pilgub DKI.
"Kami butuh edukasi yang otentik. Jangan sampai jadi hiruk pikuk politik. Penyelenggara juga harus konsisten, timses enggak paham etika politik jadinya kaya di Jakarta sekarang," terangnya.
(ysw)