Petinggi Parpol Pendukung Ahok-Djarot Hadiri Ngaji Kebangsaan

Jum'at, 17 Maret 2017 - 23:15 WIB
Petinggi Parpol Pendukung...
Petinggi Parpol Pendukung Ahok-Djarot Hadiri Ngaji Kebangsaan
A A A
JAKARTA - Sejumlah petinggi partai politik pendukung pasangan cagub-cawagub Ahok-Djarot menghadiri acara Ngaji Kebangsaan di Pesantren Abdurrahman Wahid Sokotunggal, pimpinan KH Nuril Arifin, di Jalan Sodong 5, Jakarta Timur. Pengajian ini juga mendoakan agar Ahokj-Djarot dapat meraih kemenangan pada Pilgub DKI putaran kedua mendatang.

Petinggi parpol yang hadir di antaranya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PDI Perjuangan Idham Samawi, Ketua Umum PPP Djan Faridz, putri Bung Karno Sukmawati Soekarnoputri, pemikir kebangsaan Yudi Latif, serta perwakilan dari Ciganjur, Priyo Sambadha.

Ngaji kebangsaan dibuka dengan mendoakan almarhum KH Hasyim Muzadi, yang meninggal dunia Kamis (16/3), kemarin. Secara khusus, Ngaji Kebangsaan juga mendoakan agar pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot),.

Pemikir kebangsaan Yudi Latif dan budayawan yang juga mantan asisten Gus Dur, Ngatawi Al-Zastrow turut memberikan ceramah dalam acara Ngaji Kebangsaan tersebut.

Ngatawi Al-Zastrow dalam ceramahnya mengatakan, kalau biasanya ada yang merobek-robek Merah Putih dan tidak menjalankan Pancasila, maka di forum Ngaji Kebangsaan ini marhaenis dan nahdliyin merajut Merah Putih dan meneguhkan pengamalan pancasila.

"Ini bagian dari perjuangan bersama. Sebab kita masih yakin bahwa ketika satu urusan tidak diserahkan pada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya. Maka kita mencari yang ahli. Yakni ahli dalam membangun Jakarta," kata Al-Zastrow.

Maka dari itu, sudah selayaknya dalam forum ini berdoa untuk kemenangan Ahok-Djarot. "Untuk diberkahi bagi kesejahteraan umat dan bangsa Indonesia. Kali ini berdoa memenangkan pasangan Basuki-Djarot untuk 2017-2021," ujar Al-Zastrow.

Yudi Latif dalam ceramahnya menyampaikan apresiasinya atas langkah Gus Nuril menyatukan kaum NU dan nasionalis dalam forum Ngaji Kebangsaan."Dalam sejarahnya yang berkomitmen terus menjaga Pancasila dan NKRI sejak kemerdekaan adalah Bung Karno, Bung Hatta, dan KH Wahid Hasyim, dan kemudian diikuti para pengikutnya yaitu perpaduan marhaen dan nahdliyin," kata Yudi.

Yudi Latief menjelaskan, kaki Pancasila sebenarnya ada tiga, yakni sosio nasionalisme (sila kedua dan ketiga) sosio demokrasi (sila keempat dan kelima) dan terakhir adalah sosio religius (sila pertama).

"Kata Bung Karno, sebenarnya Pancasila adalah pendirian hidup bangsa yang sudah tumbuh dan menjadi jantung dari spiritualitas bangsa," jelasnya.

Oleh karena itu, siapapun mereka yang terus mempertentangkan Pancasila dan Islam sebenarnya telah menunjukkan tidak memahami apa itu Pancasila dan apa nilai-nilai Islam sebagaimana telah dijabarkan dalam Alquran.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7752 seconds (0.1#10.140)