Jakarta Jadi Langganan Banjir, Pengamat Sarankan Lima Cara Ini
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga mengatakan, selama ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta salah langkah dalam menangani banjir. Padahal, kata Nirwono berbeda tipe banjir, berbeda pula cara penyelesaiannya.
Cara pertama, Pemprov DKI bisa melakukan rehabilitasi seluruh saluran air (mikro/tersier, mes/sekunder, makro/primer) terhubung dengan baik, bebas sampah dan lumpur, tertata jaringan utilitasnya, dan perbesar diameter saluran air.
"Cara kedua yakni bisa dengan naturalisasi seluruh sungai dan anak sungai, bukan betonisasi, menata dengan konstruksi ramah lingkungan, dan sudah banyak diterapkan di kota-kota dunia," kata Nirwono saat dihubungi SINDOnews, Kamis (23/2/2017).
Selain itu, cara ketiga dengan merevitalisasi seluruh 44 waduk, 14 situ, dan rencana penambahan 20 waduk baru dipercepat. Pemprov DKI dituntut untuk menuntaskan Taman Waduk Pluit dan Taman Waduk Ria-rio.
"Empat, perbanyak dan percepat penambahan RTH baru berupa taman kota, hutan kota, jalur hijau sebagai daerah resapan air. RTH Jakarta masih terpaku di 9,98% terus. Kelima, perbanyak sumur resapan, kolam penampung air di RTH Privat seperti halaman rumah, sekolah, kantor, pusat perbelanjaan" tuturnya.
Cara pertama, Pemprov DKI bisa melakukan rehabilitasi seluruh saluran air (mikro/tersier, mes/sekunder, makro/primer) terhubung dengan baik, bebas sampah dan lumpur, tertata jaringan utilitasnya, dan perbesar diameter saluran air.
"Cara kedua yakni bisa dengan naturalisasi seluruh sungai dan anak sungai, bukan betonisasi, menata dengan konstruksi ramah lingkungan, dan sudah banyak diterapkan di kota-kota dunia," kata Nirwono saat dihubungi SINDOnews, Kamis (23/2/2017).
Selain itu, cara ketiga dengan merevitalisasi seluruh 44 waduk, 14 situ, dan rencana penambahan 20 waduk baru dipercepat. Pemprov DKI dituntut untuk menuntaskan Taman Waduk Pluit dan Taman Waduk Ria-rio.
"Empat, perbanyak dan percepat penambahan RTH baru berupa taman kota, hutan kota, jalur hijau sebagai daerah resapan air. RTH Jakarta masih terpaku di 9,98% terus. Kelima, perbanyak sumur resapan, kolam penampung air di RTH Privat seperti halaman rumah, sekolah, kantor, pusat perbelanjaan" tuturnya.
(pur)