Semasa Lajang Siti Aisyah Primadona Konfeksi di Tambora
A
A
A
JAKARTA - Nama Siti Aisyah (25) kini menjadi perbincangan masyarakat, setelah kasus pembunuhan terhadap Kim Jong-nam kakak tiri diktator Korea Utara (Korut) Kim Jong-un ramai diberitakan di media massa. Belakangan pun diketahui Siti pernah tinggal di Gang Kacang RT 05/03, Tambora, Jakarta Barat.
SINDOnews mendatangi lokasi yang disebut-sebut pernah ditempati wanita asal Serang tersebut. Tak ada yang berbeda dengan lingkungan di Gang Kacang RT 05/03, Jakarta Barat, kehidupan sosial di pemukiman padat ini tampak ramai diselangi hiruk pikuk sejumlah warga.
Sejumlah ibu, tampak memasak di depan rumah, sementara anak-anak kecil berlarian di gang kecil yang cukup sulit dilalui kendaraan roda dua.
Siti Aisyah ternyata cukup dikenal oleh warga yang tinggal di Gang Kacang.
Meski bukan warga asli Gang Kacang, kehidupan percintaan Siti dengan Gunawan Hasyim atau A Jun, anak pemilik salah satu konveksi di kawasaan itu cukup tersohor. Dari pernikahan selama dua tahun, keduanya dikarunai seorang anak Roy (7). Kala menikah, umur Siti baru berusia 16 tahun.
Salah seorang tetangga Yanti (39) mengatakan, sebelum menikahi A Jun, Siti merupakan gadis lugu desa dengan panggilan 'eneng'. Di Angke, Tambora, Siti bekerja sebagai salah satu pegawai konfeksi milik Liong Akiong (55) atau Koh Asiu yang memproduksi jaket.
Sesekali di waktu tertentu, Yanti pun bekerja paruh waktu membantu konfeksi ini, sekedar menyusun jaket maupun menjahit."Secara fisik dahulu Siti memiliki badan berisi dan pipi gemuk, serta memiliki paras pribumi. Meski demikian kulitnya yang putih bersih, serta rambutnya yang pirang. Dengan sikap yang pendiam membuat banyak pemuda di sana menaksirnya termasuk A Jun," kata Yanti kepada SINDOnews, Jumat (17/2/2017).
Menurut Yanti, tak semua warga menyukai Siti karena dikenal sebagai pribadi sombong. Sebab, saat disapa oleh sejumlah orang, Siti tak pernah senyum maupun berkata kata.
Selama bekerja sebagai pegawai, Siti tidur di rumah tersebut. Sementara pegawai lainnya balik ke rumah masing masing. Pemiliknya pun tinggal di rumah berlantai tiga itu.
Sebelum menikah, Siti tinggal di lantai tiga, sementara A Jun, ibunya, dan Koh Asiu, tinggal di lantai dua. Lantai satu dijadikan produksi jaket. Ketika menikah dengan A Jun, Siti kemudian tidur di lantai dua, sementara Koh Asiu dan istrinya tinggal di lantai tiga.
Pernikahan antara A Jun dan Siti dilakukan di tanah kelahiran Siti di Serang, Banten. Setelah menikah dan memiliki anak, A Jun kemudian memilih tak lagi mengelola usahanya.
Mereka kemudian memilih menjadi TKI di Malaysia, Roy yang merupakan anak dari Siti dan A Jun dititipkan bersama ibunya. Selanjutnya, konveksi itu dikelola oleh istri Koh Asiu.
SINDOnews mendatangi lokasi yang disebut-sebut pernah ditempati wanita asal Serang tersebut. Tak ada yang berbeda dengan lingkungan di Gang Kacang RT 05/03, Jakarta Barat, kehidupan sosial di pemukiman padat ini tampak ramai diselangi hiruk pikuk sejumlah warga.
Sejumlah ibu, tampak memasak di depan rumah, sementara anak-anak kecil berlarian di gang kecil yang cukup sulit dilalui kendaraan roda dua.
Siti Aisyah ternyata cukup dikenal oleh warga yang tinggal di Gang Kacang.
Meski bukan warga asli Gang Kacang, kehidupan percintaan Siti dengan Gunawan Hasyim atau A Jun, anak pemilik salah satu konveksi di kawasaan itu cukup tersohor. Dari pernikahan selama dua tahun, keduanya dikarunai seorang anak Roy (7). Kala menikah, umur Siti baru berusia 16 tahun.
Salah seorang tetangga Yanti (39) mengatakan, sebelum menikahi A Jun, Siti merupakan gadis lugu desa dengan panggilan 'eneng'. Di Angke, Tambora, Siti bekerja sebagai salah satu pegawai konfeksi milik Liong Akiong (55) atau Koh Asiu yang memproduksi jaket.
Sesekali di waktu tertentu, Yanti pun bekerja paruh waktu membantu konfeksi ini, sekedar menyusun jaket maupun menjahit."Secara fisik dahulu Siti memiliki badan berisi dan pipi gemuk, serta memiliki paras pribumi. Meski demikian kulitnya yang putih bersih, serta rambutnya yang pirang. Dengan sikap yang pendiam membuat banyak pemuda di sana menaksirnya termasuk A Jun," kata Yanti kepada SINDOnews, Jumat (17/2/2017).
Menurut Yanti, tak semua warga menyukai Siti karena dikenal sebagai pribadi sombong. Sebab, saat disapa oleh sejumlah orang, Siti tak pernah senyum maupun berkata kata.
Selama bekerja sebagai pegawai, Siti tidur di rumah tersebut. Sementara pegawai lainnya balik ke rumah masing masing. Pemiliknya pun tinggal di rumah berlantai tiga itu.
Sebelum menikah, Siti tinggal di lantai tiga, sementara A Jun, ibunya, dan Koh Asiu, tinggal di lantai dua. Lantai satu dijadikan produksi jaket. Ketika menikah dengan A Jun, Siti kemudian tidur di lantai dua, sementara Koh Asiu dan istrinya tinggal di lantai tiga.
Pernikahan antara A Jun dan Siti dilakukan di tanah kelahiran Siti di Serang, Banten. Setelah menikah dan memiliki anak, A Jun kemudian memilih tak lagi mengelola usahanya.
Mereka kemudian memilih menjadi TKI di Malaysia, Roy yang merupakan anak dari Siti dan A Jun dititipkan bersama ibunya. Selanjutnya, konveksi itu dikelola oleh istri Koh Asiu.
(whb)